Eko duduk di teras depan rumahnya.
"Baca buku ah!" kata Eko.
Eko mengambil buku yang di taruh di bawah meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih cerpen yang mau di baca. Terpilihlah salah satu cerpen, ya di baca dengan baik sama Eko.
Isi cerita yang di baca Eko :
Seorang Yeti muda melarikan diri dari sebuah kompleks di Shanghai yang dimiliki oleh pengusaha kaya Mr. Burnish, yang bermaksud menggunakannya untuk membuktikan keberadaan yeti kepada dunia. Sementara itu, remaja Yi tinggal bersama ibunya dan Nai Nai (nenek) di sebuah gedung apartemen. Dia menjalani kehidupan yang sibuk, dan mengabaikan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya, penggemar bola basket Peng, dan sepupunya yang paham teknologi dan populer, Jin. Yi juga seorang pemain biola, tetapi tidak bermain sejak kematian ayahnya, karena dia juga seorang pemain biola.
Suatu malam, Yi bertemu dengan Yeti di dekat rumah mungilnya di atap gedung apartemennya di Shanghai, dan menamainya "Everest". Saat menyembunyikannya dari helikopter Burnish Industries, Yi mendapatkan kepercayaannya dengan memberinya makan Baozi dan mengobati lukanya. Yi mengetahui bahwa Everest ingin bersatu kembali dengan keluarganya di Gunung Everest, ya sementara Everest mengetahui tentang keinginan Yi untuk melakukan perjalanan melintasi China - sesuatu yang selalu diinginkan ayahnya. Ketika pasukan keamanan swasta Burnish Industries mendekati tempat persembunyian Everest, Everest melarikan diri bersama Yi. Setelah nyaris lolos dari helikopter Burnish di Oriental Pearl Tower, ya Yi dan Everest melarikan diri dengan kapal yang membawa kaleng cola merah, ya diikuti oleh Peng dan Jin yang enggan.
Yi, Everest, dan anak laki-laki mencapai pelabuhan di Cina selatan dan melakukan perjalanan dengan truk. Setelah peti mereka jatuh dari truk, mereka berakhir di hutan. Di sana, Everest memukau manusia dengan kekuatan mistisnya dalam merangsang pertumbuhan di antara tanaman blueberry. Sementara itu, Mr. Burnish dan ahli zoologi Dr. Zara melanjutkan perburuan Everest. Mengikuti jejak Everest dan teman-teman manusianya, mereka menyusul mereka di wilayah Sichuan, ya di mana Everest menggunakan kekuatannya untuk menyebabkan tanaman tumbuh menjadi ukuran raksasa. Sementara Yi, Everest, dan Peng berhasil melarikan diri dengan tembakan yang tertiup angin, Jin tertinggal dan ditangkap oleh Pemimpin Goon Burnish Industries.
Meskipun Dr. Zara berpura-pura merawat hewan, Jin mengetahui bahwa dia berencana untuk memburu yeti untuk menjualnya. Dia juga mengetahui bahwa Tuan Burnish yang tampaknya berhati dingin memiliki kelemahan pada hewan, termasuk Duchess albino jerboa peliharaan Dr. Zara. Dia berhasil melarikan diri dari kamp, dan mengejar yang lain dengan berjalan kaki. Sementara itu, Yi, Everest, dan Peng mencapai Gurun Gobi, ya di mana mereka berteman dengan beberapa kura-kura, yang dengan senang hati menerima tunas raksasa mereka. Kemudian, mereka melakukan perjalanan ke sebuah kota di tepi Sungai Kuning, ya di mana Industri Burnish memojokkan mereka. Peng membantu mereka melarikan diri dengan melepaskan yak menyerbu. Dengan bantuan Jin, mereka melarikan diri melintasi Sungai Kuning ke ladang bunga kuning, yang menyebabkan Everest bergerak seperti ombak, menciptakan jarak yang lebih jauh dari pengejar mereka.
Melanjutkan perjalanan mereka, yang disadari Yi menggemakan perjalanan impian ayahnya dengan tepat, manusia dan Everest akhirnya mencapai Himalaya. Saat melintasi jembatan, mereka terjebak di kedua sisi oleh pasukan Burnish Industries. Namun, Mr. Burnish mengalami perubahan hati setelah melihat Everest melindungi anak-anak, menyebabkan dia mengalami kilas balik ke pertemuan pertamanya dengan yeti wanita, yang melindungi anak-anaknya. Masih berusaha untuk menjual Everest, Dr. Zara menyuntikkan Mr. Burnish dengan obat penenang sebelum juga menenangkan Everest. Ketika Yi mencoba melindungi Everest, Dr. Zara melemparkannya ke atas jembatan, lalu meninggalkan gunung dengan tawanan Everest, Peng, dan Jin di belakangnya.
Namun, Yi berhasil berpegangan pada tali. Dia kemudian menggunakan biolanya, yang telah diperbaiki secara ajaib oleh Everest, untuk memanggil es. Ini menghidupkan kembali Everest, yang membebaskan diri dari kandangnya. Dr. Zara mencoba untuk membunuh Everest dan menjual bagian-bagiannya sebagai gantinya, tetapi longsoran salju yang dia sebabkan menjatuhkannya dan Pemimpin Goon dari tebing menuju kematian mereka.
Untuk melindungi Everest dan yeti dari kemanusiaan, Tuan Burnish setuju untuk membantu Yi, Peng, dan Jin merahasiakan keberadaannya. Yi, Peng, Jin, dan Everest melanjutkan perjalanan ke Gunung Everest, tempat mereka menyatukan kembali Everest dengan keluarganya.
Kembali ke Shanghai dengan bantuan Mr. Burnish, Yi menghabiskan lebih banyak waktu bersama ibu, nenek, Peng, dan Jin.
***
Selesai baca buku, ya buku di taruh di bawah meja sama Eko.
"Budi belum dateng juga," kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi, ya di minum dengan baik kopi lah. Budi dateng juga ke rumah Eko, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Eko. Gelas berisi kopi di taruh di meja, ya sama Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Aku di jalan menuju rumah Eko, ya melihat rumah orang kaya yang di bangun. Ya bangunannya belum jadi seluruhnya. Kayanya bangun rumah itu berhenti gitu," kata Budi.
"Ya Budi. Nama juga orang kaya. Ketika punya uang bangun rumah, ya sesuai dengan impiannya. Jika bangunan tidak di lanjutkan, ya pasti masalah keuangan. Jika terus tidak punya uang, ya mungkin usaha bangkrut. Maka bangunan tersebut di jual. Kalau punya uang, ya bangunan rumah di bangun dengan baik, ya kaya istana. Ketika bagi waris, ya kadang rumah di jual," kata Eko.
"Memang sih orang kaya dengan keinginannya dan juga permasalahan di dalam keluarga," kata Budi.
"Hidup ini di bawa santai saja. Jika rezeki, ya keadaan pasti berubah," kata Eko.
"Kalau sudah rezekinya. Dari miskin, ya bisa jadi kaya. Dengan jalan baik-baik, ya usaha gitu dengan baik," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Ngomongin berita di Tv yang ini dan itu. Kaya bentuk promosiin film ini dan itu," kata Budi.
"Ya nama juga berita di Tv. Memberitakan ini dan itu. Dengan tujuan ini dan itu," kata Eko.
"Sebagai lulusan SMA. Ya sekedar obrolan saja. Ya berita Tv yang ini dan itu, ya bagus aja sih!" kata Budi.
"Penilaian Budi. Sebatas ilmu SMA!" kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
"OK!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Kerjaan kita. Ya main catur. Permainan," kata Budi.
"Mengisi waktu dengan main catur," kata Eko.
"Ada juga mengisi waktu luang, ya dengan hoby memancing," kata Budi.
"Mancing di empang atau mancing di pinggir pantai," kata Eko.
"Ya tidak boleh itu mancing keributan. Jadinya pertengkaran manusia, ya berantem gitu. Urusan dengan polisi," kata Budi.
"Mancing keributan, ya merasa hebat ini dan itu. Giliran di tindak polisi, ya ciut semua nyalinya," kata Eko.
"Kalau ciut nyalinya, ya kaya ayam sayur," kata Budi.
"Kalau ayam sayur beneran bentuk makan, ya enak di makan tuh," kata Eko.
"Memang enak makan ayam," kata Budi.
"Pake ayam apa sama ayam...makannya?" kata Eko.
"Pake ayam lah Eko," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini. Mengikuti perubahan ini dan itu dengan baik. Ya adaptasi gitu," kata Budi.
"Hidup di kota. Ya mengikuti perubahan ini dan itu. Adaptasi dengan baik," kata Eko.
"Kalau di kampung. Biasa aja," kata Budi.
"Kampung atau desa, ya biasa aja," kata Eko.
Eko dan Budi, ya main catur dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment