Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.
"Berita tentang demo tolak kebaikan BBM, ya gimana tanggapan Eko?" kata Budi.
"Urusaan pemerintahan. Ya aku males menanggapinya," kata Eko.
"Males menanggapinya karena ilmu Eko, ya sebatas SMA saja?" kata Budi.
"Ilmu sebatas SMA!" kata Eko.
"Jadi gimana?" kata Budi.
"Kita ini rakyat kecil. Ya di bilang miskin ini dan itu pun tidak masalah, ya apalagi di hina-hina sama orang kaya, ya kita sabar menghadapinya. Tidak dapet bantuan dari pemerintahan tidak masalah," kata Budi.
"Omongon Eko sih. Aku mengerti. Keadaan miskin, ya memang sesuai omongan Eko. Jadi kita berusaha lebih keras lagi. Dari masa anak-anak berusaha dengan baik sampai dewasa. Perubahan pemerintahan dari era ke era. Ya tetap kita harus kerja keras dengan baik," kata Eko.
"Dramatis banget cerita kita, ya kan Budi?" kata Eko.
"Ya begitulah," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Yang demo biasanya di berita kan mahasiswa, buruh dan sopir angkot. Ya buruh dan supir angkot, ya kita tahu keilmuan mereka gitu. Sedang mahasiswa, ya aku?" kata Budi.
"Kenapa dengan mahasiswa?" kata Eko.
"Ya mahasiswa demo kan jadi pertanyaan ku. Mereka itu belum selesai kuliah dan berani demo tentang kebijakan pemerintahan, ya tolak BBM. Apakah mereka ini, ya mahasiswa telah menyelesaikan sekripsi mereka?" kata Budi.
"Ya kalau urusan sekripsi, ya kemungkinan belum lah!" kata Eko.
"Padahal kebijakan-kebijakan pemerintahan yang bentuk ini dan itu, ya kata orang telah lulus kuliah dan mendapatkan gelar Sarjana. Ya kebijakan-kebijakan pemerintah yang ini dan itu, ya bisa angkat menjadi sebuah penelitian karya ilmiah," kata Budi.
"Analisa kebijakan pemerintahan. Kan orang-orang lulus kuliah, ya Sarjana. Telah duduk dengan baik di pemerintahan. Mereka bekerja dengan baik menganalisa dengan baik apa-apa yang mau di jalankan atau tidak dari sebuah kebijakan. Jika terjadi masalah dengan kebijakan, ya alternatifnya pun sudah di analisa dengan baik. Berarti mahasiswa itu masuk dalam penelitian orang-orang pinter yang duduk di pemerintahan," kata Eko.
"Jadi mahasiswa itu kebanyakan tidak sadar bahwa mereka di teliti sama orang-orang pinter di pemerintahan," kata Budi.
"Kebanyakan tidak sadar. Karena mahasiswa belum selesai pendidikannya. Ya sekripsinya belum selesai juga," kata Eko.
"Berarti buruh dan supir angkot di teliti dengan baik sama orang-orang pinter yang duduk di pemerintahan juga," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Ilmu masih sebatas SMA. Ya kurang ini dan itu," kata Budi.
"Ya realitanya memang begitu," kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment