Budi dan Eko, ya duduk dengan baik di depan rumah Eko sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.
"Dari kita masa anak-anak. Sering banget nonton acara Tv kartun superhiro," kata Budi.
"Realita masa anak-anak nonton kartun superhiro," kata Eko.
"Ya ketika dewasa. Aku masih suka dengan superhiro ini dan itu," kata Budi.
"Sama dengan aku. Jadinya penggemar cerita kartun superhiro," kata Eko.
"Kartun superhiro populer di Tv pasti di angkat ke film dengan baik, ya bioskop gitu," kata Budi.
"Kebanyakan realitanya sesuai omongan Budi," kata Eko.
"Kalau begitu. Aku akan mau bercerita," kata Budi.
"Cerita Budi apa cerita orang?" kata Eko.
"Cerita aku sih. Tapi tokohnya cerita orang. Cerita superhiro. Aku bercerita pake wayang yang terbuat dari kardus bekas, ya kreatif gitu!" kata Budi.
"Aku jadi penonton yang baik," kata Eko.
Budi telah mengambil wayang dan segera di mainkan dengan baik banget, ya bercerita dengan baik banget. Eko menonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Ya penjahat bisa menjauh dari polisi, ya membawa mobilnya luar biasa hebat gitu. Gundala menemukan mobil penjahat yang di kejar polisi. Gundala berusaha untuk menghentikan mobil penjahat gitu. Mobil penjahat melaju dengan cepat, ya berusaha menjauh dari Gundala. Tahu-tahu Sri Asih ada di depan mobil. Ya penjahat mau menabrak Sri Asih. Ya Sri Asih menggunakan selendangnya di hempaskan mobil tersebut. Jadi mobil mental gitu sampai di pinggir jalan. Untungnya penjahat tidak mati, ya cuma luka dan pingsan gitu. Gundala bertemu dengan Sri Asih.
"Terima kasih telah membantu," kata Gundala.
"Iya," kata Sri Asih.
Sri Asih pun meninggalkan Gundala dengan terbang lah. Gundala membawa dua penjahat ke kantor polisi. Pak Andre, ya senang dengan bantuan Gundala yang menangkap penjahat yang merampok toko perhiasan. Ya penjahat di penjara lah sama polisi. Gundala meninggalkan kantor polisi. Pak Andre masuk Tv karena berhasil menangkap dua penjahat yang merampok toko perhiasan. Ghazul yang tidak suka anak buahnya masuk penjara, ya gara-gara Gundala. Ghazul melepaskan makhluk buas yang terkurung di sebuah goa. Makhluk buas itu berwujud raksasa berwarna hijau bernama Buto Ijo. Karena Buto Ijo di bebaskan Ghazul, ya jadinya mengikuti perintah Ghazul untuk menghabisi Gundala.
Buto Ijo yang bisa berubah menjadi wujud seorang pemuda biasa-biasa saja. Buto Ijo pun mulai mencari Gundala. Buto Ijo berada di tengah kota, ya berpikir dengan baik untuk membuat kehancuran demi Gundala muncul gitu. Buto Ijo berubah menjadi wujud raksasa untuk menghancurkan keadaan. Warga masyarakat panik banget karena ada raksasa Buto Ijo. Pak Andre menyuruh anak buahnya untuk menangani Raksasa Buto Ijo yang menghancurkan apapun di depan matanya.
Polisi kewalahan menghadapi Buto Ijo. Gundala muncul untuk menghadapi Buto Ijo.
"Yang aku harapkan telah datang. Gundala," kata Buto Ijo.
"Jadi aku yang kau cari," kata Gundala.
"Gundala. Kau akan hancur di tangan ku," kata Buto Ijo.
Buto Ijo melempar mobil kearah Gundala. Ya dengan cepat Gundala menghindari mobil yang di lempar Buto Ijo. Buto Ijo, ya terus menyerang Gundala. Ya Gundala meladengin serangan Buto Ijo jadilah pertarungan yang sengit. Sampai-sampai Gundala mengeluarkan petir dari tangannya, ya di arahkan ke Buto Ijo. Ya Buto Ijo bisa menahan serangan Gundala. Buto Ijo meninju Gundala, ya sampai terpental dan menabrak mobil gitu.
"Musuh yang kuat," kata Gundala.
Buto Ijo bergerak menuju Gundala, ya ingin menghancurkan Gundala yang lagi berusaha bangun dari keadaannya gitu. Sri Asih muncul di hadapan Buto Ijo dan menangkis serangan Buto Ijo.
"Musuh ku kuat juga," kata Sri Asih.
Sri Asih pun menyerang Buto Ijo, ya di tinju di bagian perut sampai Buto Ijo terpental gitu.
"Lawan kuat. Wanita lagi. Sri Asih," kata Buto Ijo.
Buto Ijo menyerang dan Sri Asih menyerang. Pertarungan sengit antara Buto Ijo dan Sri Asih. Gundala pun meningkatkan kemampuannya dari menyerap petir yang turun dari langit. Gundala menyerang Buto Ijo. Jadi pertarungan jadi lebih sengit banget. Sri Asih dan Gundala membuat kombinasi serangan yang hebat sampai akhirnya Buto Ijo, ya bisa di kalahkan sama Gundala dan Sri Asih. Buto Ijo mati lah.
Di langit, ya Gatot Kaca melayang di udara melihat pertarungan Gundala dan Sri Asih mengalahkan Buto Ijo. Gatot Kaca meninggalkan tempat tersebut, ya dengan terbang dengan baik. Urusan mengalahkan raksasa Buto Ijo telah selesai, ya jadinya Gundala dan Sri Asih meninggalkan tempat tersebut. Pak Andre menyuruh anak buahnya untuk mengurus raksasa Buto Ijo yang di buat mati sama Gundala dan Sri Asih. Pak Andre, ya masuk Tv jadi terkenal banget gitu. Ghazul marah besar karena Buto Ijo di kalahkan sama Gundala dan Sri Asih.
"Lain waktu aku yang menang," kata Ghazul.
Ghazul mencari makhluk buas yang lainnya untuk mengalahkan Gundala.
***
Budi cukup lama bercerita dan akhirnya selesai gitu. Eko memuji pertunjukkan wayangnya Budi dan ceritanya juga, ya bagus gitu. Budi menaruh wayang di kursi kosong.
"Artis cowok, ya biasa menyanyi di acara Tv acara dangdut, perlombaan nyanyi gitu. Penampilannya keren-keren kan Eko?" kata Budi.
"Sebenarnya aku males menilainya," kata Eko.
"Kenapa?" kata Budi.
"Kan biasa menilai penyanyi cowok, ya cewek-cewek lah," kata Eko.
"Iya juga sih lebih baik. Cewek-cewek yang menilai penyanyi cowok di acara Tv. Lebih heboh lagi yang nilai itu, ya cowok yang gaya kaya cewek penilaian penyanyi cewek," kata Budi.
"Kaya sebuah cerita kartun One Piece. Sanji suka sama cewek apalagi penilaian dari cewek. Giliran yang nilai cewek jadi-jadian, ya murung Sanji. Karena Sanji tidak suka dengan cowok yang gaya ya jadi cewek," kata Budi.
"Lucu dan menarik cerita Sanji," kata Eko.
"Ya sekedar obrolan lulusan SMA," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kalau begitu main catur!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment