Abdul duduk di depan rumah sambil baca koran, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan roti lah. Isi koran berita yang di beritakan dengan baik, ya hits dari urusan pemerintahan dari dalam negeri sampai luar negeri dari pokok masalah kecil sampai besar. Abdul baca koran cukup lama. Budi dateng ke rumah Abdul, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Abdul gitu. Budi pun duduk bersama Abdul. Ya Abdul berhenti baca koran dan koran di taruh di meja lah.
"Abdul ngomong-ngomong gimana kabar Putri?" kata Budi.
"Nanya Putri. Emangnya aku ini siapa? Pacar bukan. Teman ia sih!" kata Eko.
"Siapa tahu kabarnya Putri?" kata Budi.
"Putri itu kuliah di Jakarta dengan baik. Aku di Bandar Lampung, ya usaha. Demi hidup ini. Dan juga aku cuma lulusan SMA," kata Abdul.
"Ya aku paham Abdul. Keadaan. Kenapa aku dan Abdul tidak melanjutkan kuliah. Padahal jalur beasiswa, ya ada sih untuk kuliah. Cuma saja. Waktunya repot dengan urusan kerja, ya kan Abdul?" kata Budi.
"Ya repot sudah kerja. Jadi kuliah sudah tidak perlu di omonggin lagi karena ada data tentang ijazah S1 hanya geletak saja jadi kenangan saja. Berarti yang penting itu cuma ilmu. Dengan perkembangan informasi dan teknologi, ya bisa belajar dengan otodidak untuk mencapai keberasilan dengan cara menganalisa dengan baik perkembangan ekonomi sekarang ini," kata Abdul.
"Abdul sih pinter, ya bisa menganalisa dengan baik. Tapi aku butuh kuliah dan juga ijazah S1, ya tujuan aku, ya cita-cita aku. Ingin duduk di pemerintahan, ya tak ingin selamanya jadi buruh gitu. Walau sebenarnya masa depan yang ku inginkan itu bisa berubah karena keadaan perkembangan zaman sih," kata Budi.
"Harapan Budi boleh tinggi. Tetap keadaan kan jadinya harus tetap pada posisi saat ini, ya buruh kerjaan Budi. Demi hidup," kata Abdul.
"Semua demi hidup ini," kata Budi.
"Harapan ku di masa depan. Aku ingin sukses dengan usaha yang aku bangun dan menikah cewek yang aku sukai dari SMA, ya sampai sekarang, ya Putri. Kalau gagal mendapat Putri. Ya Putri yang lain banyak lah bisa ku jadikan istri," kata Abdul.
"Aku paham omongan Abdul," kata Budi.
"Kalau begitu. Aku ingin bercerita jugalah kaya Budi, jadi dalang. Main wayang yang terbuat dari kardus bekas, ya kreatif gitu. Cerita lama sih!" kata Abdul.
"Aku jadi penonton yang baik gitu!" kata Budi.
Abdul mengambil wayang yang di taruh kursi dan mau di mainkan dengan baik wayang gitu. Eko dateng memarkirkan motornya dengan baik di rumah Abdul. Eko duduk dekat Budi, ya nonton pertunjukkan wayangnya Abdul dengan baik gitu.
Isi cerita yang di ceritakan Abdul :
Di kota pantai New England di Amity Island, seorang wanita muda, Chrissie Watkins, berenang dengan kurus di laut. Saat menginjak air, dia diserang dan ditarik ke bawah air oleh kekuatan yang tak terlihat. Keesokan harinya, sebagian sisa tubuhnya ditemukan di pantai. Kesimpulan pemeriksa medis bahwa kematian itu karena serangan hiu membuat kepala polisi Martin Brody menutup pantai. Walikota Larry Vaughn membujuknya untuk membatalkan keputusannya, karena khawatir ekonomi musim panas kota akan hancur. Pemeriksa sementara setuju dengan teori walikota bahwa Chrissie tewas dalam kecelakaan berperahu. Brody dengan enggan menerima kesimpulan mereka sampai hiu membunuh seorang anak laki-laki, Alex Kintner, di depan pantai yang ramai. Hiu diberikan hadiah, menyebabkan hiruk-pikuk perburuan hiu amatir, dan nelayan hiu profesional lokal Quint menawarkan jasanya seharga $10.000. Sementara itu, konsultan ahli kelautan Matt Hooper memeriksa Chrissie.
Ketika nelayan setempat menangkap hiu macan, ya walikota menyatakan bahwa pantai itu aman. Mrs Kintner, ibu Alex, menghadapkan Brody dan menyalahkan dia atas kematian putranya. Hooper mengungkapkan keraguan bahwa hiu macan bertanggung jawab atas serangan itu, dan kecurigaannya dikonfirmasi ketika tidak ada sisa-sisa manusia yang ditemukan di dalam perutnya setelah pembedahan. Hooper dan Brody menemukan kapal yang setengah tenggelam saat mencari perairan malam di kapal Hooper. Di bawah air, Hooper mencabut gigi hiu putih besar yang cukup besar dari lambung kapal, tetapi menjatuhkannya karena ketakutan setelah menemukan sebagian mayat nelayan lokal Ben Gardner. Vaughn menolak pernyataan Brody dan Hooper bahwa hiu putih besar besar bertanggung jawab atas kematian, dan menolak untuk menutup pantai, hanya mengizinkan peningkatan tindakan pencegahan keamanan. Pada akhir pekan Empat Juli, wisatawan memadati pantai. Setelah lelucon remaja dengan hiu palsu, hiu asli memasuki laguna terdekat, membunuh seorang pendayung dan menyebabkan putra tertua Brody, Michael, syok. Brody kemudian meyakinkan Vaughn yang merasa bersalah untuk mempekerjakan Quint.
Quint, Brody, dan Hooper berangkat dengan kapal Quint, Orca, untuk berburu hiu. Sementara Brody meletakkan tali persahabatan, ya Quint menunggu kesempatan untuk menangkap hiu. Tanpa peringatan, ia muncul di belakang perahu. Quint, memperkirakan panjangnya pada 25 kaki (7,6 m) dan berat pada 3 ton (3,0 ton panjang; 3,3 ton pendek), menombaknya dengan tali yang melekat pada tong flotasi, tetapi hiu menarik laras di bawah air dan menghilang.
Saat malam tiba, Quint dan Hooper dengan mabuk bertukar cerita tentang berbagai macam bekas luka mereka, dan Quint mengungkapkan bahwa dia selamat dari serangan di UUS Indianapolis. Hiu itu kembali secara tak terduga, menabrak lambung kapal, dan mematikan daya. Orang-orang bekerja sepanjang malam, memperbaiki mesin. Di pagi hari, Brody mencoba menelepon Penjaga Pantai, tetapi Quint, yang terobsesi untuk membunuh hiu tanpa bantuan dari luar, menghancurkan radio. Setelah pengejaran yang lama, Quint menombak hiu dengan tong lain. Tali diikat ke gerigi buritan, tetapi hiu menyeret perahu ke belakang, membanjiri geladak dan membanjiri kompartemen mesin. Quint bersiap untuk memutuskan tali untuk mencegah jendela di atas ditarik keluar tetapi geriginya putus, menjaga tong tetap menempel pada hiu. Quint menuju ke pantai untuk menarik hiu ke perairan yang lebih dangkal, tetapi dia membebani mesin yang rusak dan gagal.
Saat Orca perlahan tenggelam, ketiganya mencoba pendekatan yang lebih berisiko. Hooper memasuki air dalam kandang anti hiu, ya berniat untuk menyuntikkan hiu dengan strychnune, ya menggunakan tombak hipodermik. Hiu menyerang kandang, menyebabkan Hooper menjatuhkan tombak, yang tenggelam dan hilang. Sementara hiu meronta-ronta di sisa-sisa kandang yang kusut, Hooper berhasil melarikan diri ke dasar laut. Hiu itu melepaskan diri dan melompat ke perahu, melahap Quint dalam prosesnya. Terperangkap di kapal yang tenggelam, Brody mendorong tangki scuba bertekanan ke dalam mulut hiu dan naik ke sarang gagak. Dia menembak tank dengan senapan Quint, membunuh hiu dengan ledakan yang dihasilkan. Hooper muncul kembali dan mendayung kembali ke Pulau Amity dengan Brody, berpegangan pada tong yang tersisa.
***
Abdul memainkan wayangnya cukup lama dan akhirnya selesai juga gitu. Eko dan Budi memuji pertunjukkan wayangnya Abdul dan juga ceritanya. Abdul menaruh wayangnya di kursi kosong. Acara selanjutnya main kartu remi lah.
No comments:
Post a Comment