Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di baca dengan baik. Ya ide baca buku dari berita di Tv tentang perpustakaan ini dan itu. Sekitar setengah jam Budi baca Buku. Eko pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko pun melihat Budi yang asik baca buku, ya Eko duduk sambil berkata "Budi asik baca buku?".
Budi berhenti baca bukunya dan berkata "Ya begitu keadaannya. Asik baca buku!".
"Buku apa yang di baca Budi?" kata Eko.
Budi menunjukkan judul bukunya yang tertulis di sampul buku. Eko membaca dengan baik, ya judul buku yang di baca Budi.
"Ilmu Pemerintahan. Buku tingkatan kelas orang yang kuliah di Universitas," kata Eko.
"Ya memang bukunya judulnya Ilmu Pemerintahan. Ya isinya tentang pemerintahan, ya memang sih kelas orang yang kuliah di Universitas," kata Budi.
Eko teringat dengan keinginan Budi, ya di masa depan Budi ingin jadi sesuatu, ya bisa di bilang kerja di pemerintahan walau pangkat kecil tidak masalah dari pada jadi buruh terus. Eko berkata "Budi belajar ilmu pemerintahan dengan tujuan cita-cita Budi di masa depan, ya kerja di pemerintahan dan tak ingin jadi buruh terus, ya kan Budi?"
"Ya memang sih keinginan ku di masa depan ingin kerja di pemerintahan, ya tidak ingin jadi buruh terus. Hidup ini harus ada pencapaian sesuai keinginan," kata Budi.
"Omongan Budi benar lah. Hidup ini harus ada pencapaian sesuai dengan keinginan. Karena dasar Budi lulusan SMA, ya hanya bisa jadi buruh saja," kata Eko.
"Maka itu dasar aku lulus SMA dan jadi buruh saja. Tapi aku tidak boleh kalah dengan keadaan. Ada cerita orang berambisi untuk kerja di pemerintahan. Sebenarnya banyak orang yang ingin kerja di pemerintahan," kata Budi.
"Memang banyak orang yang ingin kerja di pemerintahan. Maka itu orang yang telah duduk di pemerintahan, ya berusaha tetap duduk di pemerintahan," kata Eko.
"Satu saja contohnya. Seorang telah kerja di Universitas, ya kerja jadi dosen dan juga masuk dalam partai politik. Tujuannya sih bisa duduk di pemerintahan, ya jadi pemimpin. Pada pemilihan yang lalu-lalu, ya kalah gitu. Karena kurang populer, ya tidak di kenal masyarakat tentang kemampuannya itu, ya bisa jadi pemimpin yang baik atau tidak," kata Budi.
"Kalau kalah. Berarti pertarungan jadi pemimpin di pemerintahan, ya sengit banget," kata Eko.
"Memang sengit banget. Bagi yang punya kemampuan ini dan itu, ya duduk di pemerintahan, jadi pemimpin dan kita sebagai rakyat membaca dari koran saja tentang orang yang berhasil jadi pemimpin, ya kerja di pemerintahan," kata Budi.
"Ya tentang orang berhasil kerja di pemerintahan, ya jadi pemimpin, ya cukup baca di koran saja," kata Eko.
"Itu sudut dari orang-orang yang punya ambisi kerja di pemerintahan, ya jadi pemimpin. Gimana sudut ini, ya orang yang punya kemampuan ilmu pemerintahan dan juga memahami semua agama yang berkembang di Indonesia. Ya tidak ingin kerja di pemerintahan, ya milih jadi swasta?" kata Budi.
"Kalau itu sih hidup pilihan. Mau kerja di pemerintahan atau swasta? Kalau memilih swasta, ya keputusan orang yang telah memutuskan jalan hidupnya," kata Eko.
"Tapi orang itu sisilahnya di kaitkan dengan komunis, ya sejarah masa lalu yang ini dan itu," kata Budi.
"Sisilah di kaitkan sama komunis. Padahal ada berita tentang keturunan komunis boleh masuk tentara," kata Eko.
"Ya memang sih beritanya. Orang ada sisilah jadi komunis, ya bisa jadi tentara. Gimana kalau orang yang punya sisilah komunis, ya jadi pemimpin negeri, ya jadi anggota DPR. Apakah masih bisa di terima, ya urusannya kan pemimpin?" kata Budi.
"Kalau itu sih mana aku tahu lah. Bisa di terima atau tidak? Kan aku cuma lulusan SMA saja," kata Eko.
"Memang hanya lulusan SMA saja. Masih harus banyak belajar ini dan itu," kata Budi.
"Kalau kemampuan orang itu memahami semua ilmu agama yang berkembang di Indonesia, ya sampai dapat mendengarkan Roh. Dan tahu kebenaran ini dan itu. Ya tingkatan ilmunya seorang Nabi. Gimana ya?" kata Eko.
"Ya aku tidak tahu lah," kata Budi.
"Ya sama aku tidak tahu lah. Sekedar bahan obrolan saja!" kata Eko.
"Ya memang sekedar obrolan saja!" kata Budi.
"Kalau begitu main catur!" kata Eko.
"Ok. Main catur!" kata Budi.
Budi beneran berhenti baca bukunya, ya meningkatkan pemahaman keilmuan Budi saja, ya buku di taruh di bawah meja sama Budi. Papan catur di ambil Budi di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment