Malam di bulan Ramadhan. Budi dan Eko, ya duduk di depan rumah Eko sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. Ya setelah sholat tarawih dan juga baca al qur'an di mesjid. Abdul tidak bisa main ke rumah Eko karena ada urusan dengan temannya, ya kerjaan gitu. Yang penting kan Abdul telah ngumpul dengan Budi dan Eko di mesjid untuk melaksanakan kewajiban sebagai muslim dengan baik.
"Sinetron Para Pencari Tuhan...itu. Bagus kan Eko...ceritanya?" kata Budi.
"Sinetron Para Pencari Tuhan, ya bagus sih ceritanya. Tujuannya memberikan pendidikan tentang ajaran agama Islam. Ya dengan pokok masalah di angkat, ya ada sih di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan ini dan itu," kata Eko.
"Pendidikan agama Islam tujuannya," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Yang memahami ilmu agama Islam, ya tambah mantap keimanannya setelah menonton sinetron Para Pencari Tuhan," kata Budi.
"Ya begitulah realitanya," kata Eko.
"Kalau begitu. Aku mau cerita!" kata Budi.
"Budi....mau cerita seperti biasanya. Silakan bercerita. Aku siap mendengarkan cerita dari Budi!" kata Eko.
"Baiklah aku bercerita. Siapa nama tokohnya ya? Ooooo ini saja nama tokohnya....Bedu. Bedu seperti biasanya menjalankan kehidupan anak SMA yang baik gitu. Hidup dari keluarga miskin, ya penuh kekurangan ini dan itu, ya hidup Bedu penuh meratap dengan keadaan. Bedu memang iri dengan keadaan temannya Denny yang kaya, ya bercukupan ini dan itu. Bedu ingin merasakan rasa enak jadi orang kaya. Bedu berteman dengan Wendy seorang pengedar narkoba sih. Bedu menjual narkoba pada orang-orang yang butuh barang itu. Hasil dari jualan narkoba, ya Bedu bersenang-senang lah bersama dengan Wendy, ya bar lah, ya kaya orang kaya gitu. Narji, ya teman Bedu satu sekolahan SMA, ya tahu kerjaan Bedu sebagai pengedar narkoba. Narji bekerja sama dengan Pak Polisi Andika untuk memberantas pengedar narkoba. Bedu, Wendy beserta pengedar narkoba lainnya, ya bisa di bilang satu geng gitu, ya di tangkap Polisi dan di proses dengan baik di kantor Polisi, ya akhirnya di penjara. Bedu meratap kesalahannya di penjara. Bedu menjalankan hukumannya sampai selesai, ya keluar dari penjara. Bedu berkata "Aku keluar dari penjara. Mau kerja apa? Sekolah SMA, ya tidak selesai". Bedu masih bingung dengan keadaannya. Bedu pun duduk di pinggir mesjid, ya meratapin keadaannya mau melangkah jalan baik apa jalan buruk?. Kebetulan waktu sholat dhuzur, ya adzan di kumandang dengan baik. Pak Andre, ya kerja Polisi mau melaksanakan sholat dhuzur. Pak Andre melihat Bedu duduk di pinggir mesjid. Pak Andre tahu tentang Bedu, ya tahu masa lalu kelamnya Bedu. Pak Andre mengajak Bedu untuk sholat dhuzur. Ya Bedu akhirnya memutuskan ikut sholat dhuzur. Sampai sholat dhuzur di jalankan dengan baik, ya sampai selesai gitu. Pak Andre menjalankan kewajibannya sebagai Polisi lagi. Bedu masih bingung dengan keadaannya. Bang Jack seorang marbot mesjid. Ya Bang Jack melihat seorang pemuda yang bingung duduk di teras mesjid. Bang Jack mencari tahu tentang masalah pemuda itu dengan ngobrol. Dari obrolan tersebut. Bang Jack tahu tentang pemuda itu dan juga namanya. Bang Jack menolong Bedu, ya memberikan kerjaan jadi marbot di mesjid. Bedu menerima kerjaannya tersebut. Dengan bimbingan Bang Jack, ya Bedu jadi lebih baik, ya jadi muslim yang baik. Sampai akhirnya Bedu dapet kerjaan yang baik, ya usaha kecil-kecilan di modalin sama orang kaya raya bernama Pak Jalal yang baik hati lagi. Pak Jalal itu temannya Bang Jack. Usaha pun di jalankan dengan baik sama Bedu yang cuma dasar ilmu sekolah SMA, ya itu pun tidak lulus karena salah jalan. Sampai akhirnya Bedu dapat benar-benar menopang dirinya dari usaha yang di jalankannya. Bedu pun memutuskan untuk menikah dengan seorang cewek yang baik yang bisa menerima masa lalu Bedu. Cewek baik itu bernama Janah. Bedu dan Janah menikah dan hidup dengan bahagia. Bedu berkata "Semua yang di usaha kan dengan baik, ya di iringi dengan doa yang baik. Akhirnya aku bahagia". Begitu lah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus. Sekedar cerita saja," kata Eko.
"Ya memang...sekedar cerita saja. Di dunia ini masih banyak yang lebih baik dari aku dalam bercerita. Contohnya : acara di Tv," kata Budi.
"Ya kalau begitu sih, ya lebih baik kita main catur saja!" kata Eko.
"Ok....main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.
No comments:
Post a Comment