“Ke rumah Eko,” kata Budi.
“Laris manis dagangan ku,” kata penjual roti goreng.
Penjual roti goreng dengan sabar menjual barang dagangannya, ya dengan harapan yang tinggi sih, ya jualan hari ini habis gitu. Semua jualan dalam bentuk apa pun, ya tergantung dari kodarnya rezeki orang yang menjalankan usahanya dengan baik. Tetap berdoa dengan baik pada Tuhan Yang Maha Esa. Budi membawa motornya dengan baik, ya ke tujuannya sih rumah Eko. Singkat waktu, ya sampai di rumah Eko. Budi memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Eko. Budi pun duduk bersama Eko, ya menaruh plastik berisi roti goreng. Budi melihat di meja, ya ada roti goreng di plastik, keripik singkong dan juga minuman botol.
“Eko,” kata Budi.
Eko yang asik baca koran, ya berhenti lah. Koran pun di taruh Eko di meja lah.
“Ada apa Budi?” kata Eko.
“Kok ada roti goreng, ya sama dengan roti goreng bawaan aku?” kata Budi.
“Oooo roti goreng itu. Abdul yang bawa,” kata Eko.
“Abdul yang bawa roti goreng. Sekarang Abdulnya kemana?” kata Budi.
“Abdul ada urusan. Ya jadinya meninggalkan rumah aku deh. Roti goreng, ya di taruh saja di situ. Katanya untuk aku,” kata Eko.
“Ooooo Abdul ada urusan toh. Jadi meninggalkan rumah Eko. Jadi tidak main kartu remi dong,” kata Budi.
“Abdul tidak ada, ya tidak jadi main kartu remi bersama Abdul lah,” kata Eko.
Eko pun mengambil roti goreng di plastik, ya roti goreng bawaan Budi. Eko makan dengan baik roti goreng tersebut dengan baik.
“Emmmmm. Enak. Rasanya sama dengan roti goreng yang di bawa Abdul,” kata Eko.
Budi mengambil roti goreng di plastik, ya di makan dengan baik lah roti goreng.
“Roti goreng ini enak,” kata Budi.
Budi terus memakan roti goreng dan juga Eko lah. Setelah roti goreng habis di makan, ya satu buah sama Budi. Ya Budi mengambil roti goreng di plastik, ya bawaan Abdul sih. Budi memakan roti goreng dengan baik banget.
“Emmm. Enak roti goreng ini. Kayanya sama dengan roti goreng yang aku beli,” kata Budi.
“Kalau sama sih. Berarti….penjual roti gorengnya sama,” kata Eko.
Eko selesai makan satu buah roti goreng, ya segera mengambil minuman botol di meja, ya minuman botol di minum dengan baik sama Eko lah.
“Bisa jadi sih. Penjual roti gorengnya sama,” kata Budi.
Budi pun mengambil botol minuman di meja, ya di minum dengan baik. Eko menaruh minuman botol di meja.
“Nama juga usahanya orang, ya jualan roti goreng. Semua demi kelangsungan hidup ini,” kata Eko.
Eko menaruh minuman botol di meja dengan baik.
“Omongan Eko bener lah,” kata Budi menegaskan omongan Eko.
Eko mengambil roti gorengan di plastik, ya di makan dengan baik. Budi juga sih mengambil roti goreng di plastik, ya di makan dengan baik lah.
“Kata orang Thailand “K̄hnmpạng thxdthī̀ c̄hạn kin xr̀xy māk”…..,” kata Eko.
“Kok jadi Bahasa Thailand?” kata Budi.
“Ya mengikuti acara Tv. Kan ada artis Thailand,” kata Eko.
“Oooo artis orang Thailand toh. Artis itu nama Jirayut,” kata Budi.
“Ya artis Jirayut,” kata Eko.
“Bahasa Thailand, ya di buat mainan sama pelawak gitu. Agar menarik lawakannya gitu,” kata Budi.
Budi selesai makan roti gorengnya, mengambil minuman botol di meja dan minuman botol di minum dengan baik.
“Memang artis itu harus bisa memainkan ini dan itu, ya agar lawakannya jadi lucu gitu,” kata Eko.
Eko selesai makan roti goreng, ya mengambil minuman botol di meja, ya di minum dengan baik minuman botol lah. Budi menaruh minuman botol di meja.
“Kalau begitu lebih main catur saja Eko!” kata Budi.
Eko menaruh minuman botol di meja.
“Ok…main catur!” kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
“Eko…arti omongan Eko yang tadi yang pake Bahasa Thailand?” kata Budi.
“Lah aku cuma becandaan itu mah,” kata Eko.
“Masa tidak ada artinya?” kata Budi.
“Ok artinya. Roti goreng yang aku makan enak banget,” kata Eko.
“Ooooo artinya itu toh,” kata Budi.
Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum-minuman botol, roti goreng dan keripik singkong.
No comments:
Post a Comment