"Hadiah," kata Budi.
"Ada apa dengan hadiah,ya Budi. Jangan-jangan Budi ingin memberi hadiah pada seseorang yang Budi sukai atau pada orang tua gitu?" kata Eko.
"Maksud ku....adalah cerita yang ingin aku ceritakan, ya berkaitan dengan hadiah sih," kata Budi.
"Oooooo...cerita toh. Kalau begitu sih silakan Budi bercerita!" kata Eko.
"Baiklah aku cerita. Tokohnya cewek, ya bernama Selfi. Selfi masih sekolah SMA, ya anak orang tidak punya gitu. Selfi sungguh dalam menuntut ilmunya di bangku sekolah SMA, ya agar tujuan di masa depan akan menaikan derajat keluarga dari orang tidak punya, ya jadi orang yang sederhana. Maunya sih kaya sih, ya tapi untuk jadi kaya dengan hitungan singkat tidak lah mungkin. Butuh waktu dan juga kerja keras. Yang paling utama sih keberuntungan berpihak pada orang yang berusaha menjadi kaya. Seusai sekolah, ya Selfi membantu Ibu berjualan di depan rumah. Bapak nya Selfi, ya telah meninggal sih. Selfi memang bersedih kehilangan sosok Bapak yang selalu menjaga dan membimbing dengan baik. Karena sudah Takdir, ya Selfi mengikhlaskan Bapak untuk selamanya, ya begitu juga Ibu. Kehidupan Selfi di jalankan dengan baik banget. Karena keadaan sekarang masih di kaitkan dengan urusan program kerja pemerintahan menanggulangi kesehatan, ya memang ada pengaruh dampaknya gitu...urusan ekonomi keluarganya Selfi. Bantuan dari Walikota untuk orang miskin, ya keluarga Selfi mendapatkan bantuan tersebut. Rasa syukur selalu di ucapkan keluarga Selfi karena bantuan dari Walikota, ya menolong banget bagi orang miskin. Singkat cerita saja. Selfi lulus dari sekolah SMA-nya. Selfi menggunakan ijazahnya mendaftar kerja di minimarket. Selfi berhasil masuk jadi karyawan minimarket. Dengan ulet Selfi kerja di minimarket, ya demi Ibunya tercinta lah. Saat gajian pertama, ya Selfi membayar hutang Ibunya saat Selfi masih sekolah SMA, ya biaya hidup kan berat bagi Ibu yang berstatus janda dan juga miskin lagi. Selfi ingin membelikan mukenah untuk Ibunya yang baru karena yang lama telah lusuh banget. Selfi yang sudah bekerja dengan baik, ya dengan gajinya, membelikan mukenah dan memberikan hadiah yang baik untuk Ibunya, ya mukenah baru untuk Ibunya. Sang Ibu senang sekali hadiah dari anaknya, ya berupa mukenah. Ibu selalu memakai mukenah baru itu, ya untuk sholatlah dan mendoakan Selfi agar berhasil menjadi orang sukses sesuai dengan cita-cita Selfi. Begitu lah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus. Anak yang berbakti pada orang tuanya. Selfi yang telah kerja, ya dapet gaji dari kerjanya. Selfi membelikan mukenah untuk di berikan pada Ibunya, ya sebagai hadiah bakti sebagai anak yang baik," kata Eko.
"Ya..begitulah," kata Budi.
"Gaji pertama. Perasaan gaji pertama aku kerja juga di berikan pada Ibu ku," kata Eko.
"Aku juga. Gaji pertama ku di berikan pada Ibu. Ya tujuannya biar Ibu yang mengurus semua apa yang terjadi di dalam keluarga, ya termasuk hutang ini dan itu. Maklum orang miskin kan, ya terbelit hutang saat menyekolahkan anak dan urusan hidup ini," kata Budi.
"Ya sudahlah Budi berceritanya. Idenya di ambil dari keadaan kita!" kata Eko.
"Emmmmm," kata Budi.
"Main catur saja!" kata Eko.
"Ok....main catur saja!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur lah. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil minum kopi dan makan gorengan lah.
No comments:
Post a Comment