CAMPUR ADUK

Wednesday, February 23, 2022

CEWEK PINTAR

Malam yang tenang di kediaman rumah Eko. Ya Eko duduk depan rumahnya, ya sedang membaca koran, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. Budi ke rumah Eko, ya Budi membawa motornya dengan baik. Singkat waktu, ya Budi sampai di rumah Eko. Budi memarkirkan dengan baik motornya di depan rumahnya Eko. Budi pun segera duduk di sebelah Eko. Ya Eko sih, ya menghentikan baca korannya dan koran di taruh di meja sih. Budi mengambil koran di meja karena ada foto cewek cantik.

“Eko. Cewek yang foto di koran ini cantik kan?” kata Budi sambil menunjukkan koran tersebut, ya foto cewek cantik.

“Kebiasaan Budi,” kata Eko.

“Memang kebiasaan aku. Sekedar obrolan saja sih,” kata Budi.

“Cewek yang di foto di koran itu, ya memang cantik. Tapi sayang tidak gadis lagi,” kata Eko.

“Memang sih cewek di foto di koran, ya tidak gadis lagi sih. Kan sudah menikah. Suaminya marah enggak ya kalau istrinya di puji cantik?” kata Budi.

“Mana marahlah. Orang ngomongnya di sini. Bahan obrolan. Coba kalau ngomongnya di depan tuh cewek dan suaminya ada. Ya otomatis marahlah suaminya, ya di kirain menggoda istrinya dan juga ingin mendapatkan istrinya itu,” kata Eko.

“Ya untungnya ngobrol di sini. Sebagai bahan obrolan saja,” kata Budi.

“Emmmmm,” kata Eko.

Budi mengamati dengan foto cewek di koran, ya dengan baik banget gitu.

“Cewek ini bener-bener cantik. Ria Ricis, ya artis cantik dan juga muslimah yang baik sih,” kata Budi memuji.

“Realita di tontonan di Tv dan Youtobe. Artis Ria Ricis memang cantik dan muslimah yang baik,” kata Eko menegaskan omongan Budi.

Budi tiba-tiba terkesan dengan sebuah cerita pendek, ya segera Budi membaca cerita pendek di koran tersebut. Eko melihat Budi serius baca koran, ya jadinya Eko menikmati makan gorengan dan juga sambil minum kopi lah. Budi benar-benar serius membaca korannya.

Isi bacaan yang di baca Budi di koran :

Mulia terlahir buta, ya membuat dirinya tidak berkecil hati. Mulia menjalankan hidupnya dengan baik karena ayah dan ibu membimbing Mulia dengan baik. Mulia memang tinggal dekat mesjid, ya jadinya mendengarkan setiap hari orang-orang mengaji dan ceramah ini dan itu. Mulia mempunyai daya ingat yang baik, ya jadi menghafal apa yang iya dengar dengan baik. Sampai berumur 12 tahun, ya Mulia punya teman baik bernama Tia. Tia yang selalu mengajak Mulia main di rumah Mulia, ya terkadang di rumah Tia. Ya terkadang juga sih jalan-jalan sih Mulia dan Tia, ya sekitar kompleks perumahan. Jalan kehidupan Mulia, ya berjalan dengan baik karena banyak orang yang sayang Mulia dan menjaganya dengan baik. Sampai suatu ketika. Mesjid mengadakan acara lomba baca Al Qur’an dan juga ceramah. Mulia ingin sekali ikut lomba baca Al Qur’an dan juga ceramah, ya meminta pada Tia. Sebenarnya Tia tidak ingin mendaftarkan Mulia dalam lomba baca Al Qur’an dan juga ceramah karena Tia tahu kalau Mulia hanya sekedar saja didik sama ayah dan ibunya ilmu agama Islam dan juga keadaan Mulia yang buta sih. Sholat, sodakoh, zakat, infak, dan sebagainya, ya di jalan dengan baik sama ayah dan ibunya Mulia. Tapi urusan pendidikan agama Islam Mulia, ya biasa aja. Ayah dan ibu Mulia pun memang mengajarkan Mulia, ya biasa-biasa saja gitu urusan agama Islam. Mulia memaksa Tia untuk mendaftarkan Mulia ikutan dalam lomba baca Al Qur’an dan ceramah. Tia mengikuti maunya Mulia, ya jadinya di daftarkan lomba baca Al Qur’an dan juga ceramah. Sampai waktunya perlombaan. Mulia membuat Tia tercengang karena kefasehan Mulia membaca Al Qur’an dengan keadaan Mulia buta sih.  Memang ayah dan ibu hadir di perlombaan baca Al Qur’an dan ceramah di mesjid. Ayah dan ibunya juga terkejut dengan kemampuan Mulia yang faseh membaca ayat-ayat Al Qur’an. Sampai lomba ceramah pun, ya Mulia benar-benar membuat terkesan dengan tema yang di angkat Mulia. Ya orang-orang jadi menyukai Mulia karena kepintaraannya itu, ya termasuk juri sih. Pada akhirnya Mulia pun memenangkan lomba baca Al Qur’an dan juga ceramah. Ayah dan ibu senang karena Mulia menang lomba baca Al Qur’an dan juga ceramah, ya termasuk Tia senang lah kemenangan Mulia. Ya Mulia bahagia banget dirinya menang karena setiap hari memang Mulia mendengarkan orang mengaji dan ceramah karena rumahnya dekat mesjid, ya otomatis Mulia menghafal dengan baik dengan kekurangan Mulia, ya buta dari lahir.

***

Budi selesai membaca koran dan di taruh lah koran di atas meja.

“Cerita yang bagus,” kata Budi.

“Cerita apa Budi?” tanya Eko.

“Cerita tentang Mulia yang buta dari lahir ternyata pintar membaca Al Qur’an dan juga ceramah karena cukup mendengarkan dengan baik dan juga daya ingat Mulia memang kuat banget,” kata Budi.

“Ooooo cerita tentang Mulia. Memang bagus,” kata Eko.

“Kalau begitu. Main catur saja!” kata Budi.

“Ok…..main catur!” kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja,  ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.

“Asalkan mau berusaha dengan baik, ya pasti menjadi pintar, ya kan Eko?” kata Budi.

“Iya sih. Apalagi dengan keterbatasan apapun. Kalau berusaha dengan baik, ya pasti jadi pintar,” kata Eko menegaskan omongan Budi.

 Eko dan Budi main catur dengan baik lah, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK