"Asik baca koran....Eko?!" kata Budi.
Eko menghentikan baca korannya dan koran di taruh di meja.
"Santai-santai lebih baik baca koran. jadi tahu infomasi ini dan itu dari koran," kata Eko.
"Aku mengerti omongan Eko," kata Budi.
Budi teringat dengan cerpen yang ia baca di koran, ya baca ya di rumah Budi lah.
"Bunga yang susah untuk di lupakan," kata Budi.
Eko mendengarkan omongan Budi, ya merasa aneh sih.
"Budi....ada masalah?" kata Eko.
"Ya aku tidak ada masalah sih," kata Budi.
"Oooo tidak ada masalah toh. Jadi omongan Budi yang tadi, ya bunga yang susah untuk di lupakan?!" kata Eko.
"Cerita cerpen....Eko!" kata Budi.
"Oooooo cerita cerpen toh!" kata Eko.
"Cewek kalau di sukai dengan benar-benar susah untuk di lupakan," kata Budi.
"Memang sih. Cewek kalau benar-benar di sukai, ya susah untuk di lupakan," kata Eko.
"Jadi bener toh!" kata Budi.
"Cerita...cerpen gimana ceritanya Budi!" kata Eko.
"Aku ceritakan cerpen, ya Eko. Ceritanya tentang seorang cewek bernama Tiara Rahmadani di panggilannya Rara," kata Budi.
Eko langsung memotong omongan Budi "Tunggu dulu. Kok nama tokoh cewek ya nama artis penyanyi dangdut, ya Rara gitu. Emang cerita cerpen itu beneran nama tokohnya artis Rara?!"
"Eko. Sebenarnya sih. Tokoh ceweknya nama kurang populer, ya jadi aku ganti dengan tokoh yang populer, ya artis gitu. Kan mau-mau aku bercerita...kan Eko!" kata Budi.
"Ya sudahlah terserah Budi lah!" kata Eko.
"Aku lanjutkan ceritanya. Rara sosok cewek yang baik. Rara kuliah di salah satu di Universitas ternama. Bertemulah Rara dengan Dono. Ya awalnya berteman baik sih. Dono punya teman akrab, ya Kasino dan Indro lah. Hubungan Dono dan Rara dari pertemanan sampai terjalin kisah cinta. Rara ternyata di jodohkan sama cowok pilihan orang tuanya, ya nama cowok itu Gunawan. Dono berusaha mempertahankan hubungan dengan Rara. Tapi ternyata, ya harus gagal sih. Rara memilih putus dengan Dono karena Rara tidak ingin jadi anak durhaka yang menentang orang tua. Dono menerima putus dengan Rara. Ya Rara pun menikah dengan Gunawan. Dono, ya tidak dateng di pernikahan Rara. Dono terus menjalankan hidupnya dengan baik. Sampai 2 tahun berlalu. Dono bertemu dengan Rara lagi di sebuah taman, ya tidak sengaja gitu. Ya Rara sudah punya anak dari pernikahan dengan Gunawan. Dono dan Rara, ya sekedar berbicang-bincang selayaknya teman saja. Obrolan singkat saja sih, karena Dono masih banyak urusan. Saat Dono meninggalkan Rara, ya Dono berkata "Bunga yang susah untuk di lupakan"...... Begitulah ceritanya Eko!" kata Budi menceritakan cerita cerpen dengan baik.
"Begitu ceritanya. Tapi kenapa cerita biasa alur ceritanya ya?!" kata Eko.
"Kan cuma poin dari cerita cerpen saja, ya tidak di ceritakan intrik ini dan itu yang luar biasa kaya film dan sinetron gitu!" kata Budi.
"Oooooo poin saja toh!" kata Eko.
"Gimana cerita cerpennya?!" kata Budi.
"Bagus sih!" kata Eko.
"Bagus toh. Bunga itu cuma ungkapan kepada cewek yang di sukai. Ternyata cewek bener-bener di sukai, ya susah untuk di lupakan," kata Budi.
"Ya iyalah susah di lupakan kalau cewek bener-bener di sukai. Apalagi kalau cewek itu meninggal dunia dan meninggalkan kenangan manis bersama cowoknya. Ya cowoknya susah untuk melupakan cewek yang di sukai," kata Eko.
"Ya sudah lah..Eko. Tidak perlu di bahas lebih jauh cerita itu. Lebih baik kita main catur saja!" kata Budi.
"Ok...main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Ya keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment