"Eko. Cerita Si Kancil," kata Budi.
"Ada apa dengan cerita Si Kancil?!" kata Eko.
"Sebenarnya sih cerita Si Kancil mencuri timun di ladang pertaniannya Pak Tani. Itu sih sekedar cerita saja. Kenyataannya, ya ada sih manusia yang mencuri di kebon orang gitu, ya contoh saja pisang," kata Budi.
"Oooo cerita kenyaataan. Tentang manusia mencuri toh," kata Eko.
Eko mengambil tahu goreng dengan cabe rawit di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng dan cabe rawit.
"Pencuri itu tertangkap sama pemilik kebon pisang," kata Budi.
"Pencuri di adili sama pemilik kebon pisang," kata Eko.
"Iya sih di adili sama pemilik kebon pisang. Pencuri itu membela dirinya dengan menggunakan alasan ajaran agama islam," kata Budi.
"Pencuri itu bodohlah membela diri pake ajaran agama islam," kata Eko.
"Kok bodoh pencuri itu membela dirinya pake ajaran agama islam?!" kata Budi.
"Kalau pake ajaran agama islam. Pemilik kebon pisang, ya akan bertindak dengan ajaran agama islam mengadili pencuri itu. Jadi perkara pencurian bisa saja di tegaskan dengan cara memotong tangannya pencuri itu," kata Eko.
"Pencurinya benar-benar bodoh," kata Budi.
Budi mengambil bakwan goreng beserta cabe rawit di piring, ya di makan dengan baik bakwan goreng dan cabe rawit.
"Maka itu mintalah pengadilan yang ada di negeri ini, ya hukuman bisa ringan lah," kata Eko.
"Hukum agama islam di tegas kan. Gigi di bayar gigi. Darah di bayar darah," kata Budi.
"Banyak orang bersumpah di kitab suci agama saat di jabat jadi pemimpin. Ketika bersalah pemimpin itu, ya harusnya di adili dengan hukum agama karena dasar sumpahnya," kata Eko.
"Iya juga ya. Seharusnya pemimpin yang bersalah di hukum berdasarkan hukum agama karena sumpahnya pada kitab suci agama," kata Budi.
"Hukum yang di jalankan pake hukum negeri ini. Ya ringanlah hukumannya, ya bagi pemimpin yang bersalah," kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya segera di minum dengan baik.
"Pantes hukum di negeri ini beritanya, ya begini dan begitu.....heboh sih jadinya," kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi sih. Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Aku dan Budi, ya cuma lulusan SMA. Kurang ilmulah pemahaman tentang hukum. Yang tahu hukum ini dan itu lebih jelasnya sih, ya lulusan Universitas, ya bidang hukum lah," kata Eko.
Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Aku dan Eko memang lulusan SMA. Beda dengan lulusan Universitas yang tahu ini dan itu. Pada akhirnya ini sekedar obrolan saja kan....Eko?!" kata Budi.
"Memang sekedar obrolan saja!" kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
"Ok. Main catur saja!" kata Eko.
Ya Budi telah mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja, ya papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun bidak catur di papan catur dengan baik. Keduanya main catur dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment