CAMPUR ADUK

Sunday, July 11, 2021

ASAL MULA GUNUNG MERAPI

Yahya membaca bukunya dengan baik.

Isi buku yang di baca Yahya :

Pada zaman dahulu, para Dewa di khayangan menempatkan sebuah gunung di tengah Jawa. Gunung itu bernama Jamurdipa. Tujuan penempatan gunung di pulau jawa tidak lain adalah untuk menyeimbangkan bentuk tanah di pulau tersebut. Pulau Jawa ternyata memiliki daratan yang tidak rata, ada dataran tinggi, dataran rendah, lembah, jurang dan sebagainya. Awalnya Gunung Jamurdipa terletak di kawasan Pantai Selatan, namun dipindahkan ke perbatasan Sleman, Boyolali, dan Klaten.

Di perbatasan tiga kabupaten yang akan dijadikan lokasi Gunung Jamurdipa, tinggal dua empu yang sangat sakti. Para empu membuat keris dari logam dengan cara ditempa langsung dengan tangan sendiri, dan pahanya sebagai dasar pembuatan keris. Mereka tidak menggunakan palu atau dasar logam lainnya untuk membuat belati. Kedua empu tersebut bernama Empu Rama dan Empu Parmadi. 

Karena daerah yang ditempati Empu Rama dan Empu Parmadi akan ditempati oleh Gunung Jamurdipa, maka para Dewa mengutus Batara Narada dan Dewa Panyarikan untuk mengunjungi kedua empu tersebut dan meminta mereka segera pindah dari tempat itu. Karena tempat tersebut akan di tempati oleh gunung, selain itu agar mereka tidak kewalahan oleh gunung tersebut.

Batara Narada dan Dewa Panyarikan juga berkata kepada kedua ahli sakti itu, “Wahai Empu Rama dan Empu Parmadi, daerah ini akan ditempatkan di atas gunung, kami khawatir gunung itu akan menguasaimu. Lebih baik kau pergi dari tempat ini.”

“Terima kasih sudah datang wahai Batara Narada dan Dewa Panyarikan, maaf kami tidak bisa bergerak. Jika kami pindah, kami khawatir kualitas keris kami tidak bagus,” kata Empu Rama.

Batara Narada dan Dewa Panyarikan akhirnya terus menasihati kedua empu itu untuk pindah. Sebab, jika daerah itu tidak ditempati gunung, Pulau Jawa mau tidak mau akan lebih landai. Namun, kedua tuan itu keras pada pendiriannya. Mereka tetap tidak mau beranjak dari tempat itu.

Akibatnya, Batara Narada dan Dewa Panyarikan menjadi marah. Mereka telah mencoba menasihati kedua ahli sihir, tetapi tidak berhasil. Mereka akhirnya bertengkar hebat. Pertarungan akhirnya bisa mengalahkan Batara Narada dan Dewa Panyarikan, karena kesaktian Empu Rama dan Empu Parmadi jauh lebih sakti.

Batara Narada dan Dewa Panyarikan kembali dengan tangan hampa ke khayangan. Para Dewa di khayagan juga menjadi marah atas tindakan Empu Parmadi dan Empu Rama. Batara Guru akhirnya memutuskan bahwa Gunung Jamurdipa harus segera ditiup ke tempat Empu Rama dan Empu Parmadi berada.

"Mereka berdua sangat keras kepala. Mereka tidak peduli jika gunung itu tidak dipindahkan akan menyebabkan Pulau Jawa menjadi lebih landai. Baiklah, Dewa Bayu, ledakkan Gunung Jamurdipa sekarang juga!” Perintah Batara Guru.

Segera, Dewa Bayu kemudian meniup Gunung Jamurdipa untuk pindah ke tempat baru. Gunung itu akhirnya berada di tempat baru. Perapian Empu Rama dan Empu Parmadi akhirnya hancur, tepat di tengah gunung. Akibatnya, Empu Rama dan Empu Parmadi tewas tertimpa gunung. Karena perapian berada di tengah gunung, perapian Empu Rama dan Empu Parmadi berubah menjadi kawah Gunung. Gunung tersebut menjadi gunung yang sangat aktif, karena kawah gunung tersebut sangat dahsyat dan selalu menyemburkan api.

***

Yahya menghentikan baca bukunya.

"Cerita yang bagus asal dari Yogyakarta," kata Yahya.

Yahya menutup bukunya dengan baik dan di taruh di meja.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK