Kasino dan Indro duduk di teras depan sambil menikmati makan gorengan dan juga minum kopi. Dono duduk di di dalam rumah, ya di ruang tamu sedang baca buku sih. Indro melihat tetangganya di depan rumah sih.
"Kasino," kata Indro.
"Apa?" kata Kasino.
"Andai tetangga depan rumah kita.....artis ya Kasino?!" kata Indro.
Kasino sedang minum kopinya dengan asik, ya menaruh gelas kopi di meja.
"Andai tetangga depan rumah kita....artis. Kenyataanya kan bukan gitu," kata Kasino.
"Kasino. Andai-andai saja. Asik obrolannya," kata Indro.
"Ooooo begitu. Boleh lah. Andai-andai saja!" kata Kasino.
"Obrolan kita ini bisa di bilang.....podcast gitu," kata Indro.
"Podcast. Kita di teras depan rumah. Harus di studio gitu kaya podcast para artis gitu yang aku tonton di Tv dan juga di Youtobe," kata Kasino.
"Gaya...kitalah. Ngapain ikut orang," kata Indro.
"Omongan Indro. Bener. Gaya kita. Cuma mainan saja!" kata Kasino menegaskan omongan Indro.
Indro dan Kasino mengambil gelas kopi meja, ya segera di minum dengan baik. Dono menghentikan baca bukunya dan buku di taruh di meja, ya Dono ke teras depan rumah dan mengambil gorengan di piring. Dono duduk agak jauh dari Kasino dan Indro, ya sambil makan gorengan dan nonton Youtobe di Hp-nya. Indro dan Kasino sudang minum kopinya, ya menaruh gelas di meja lagi.
"Indro mau membicarakan artis penyanyi Pop apa penyanyi Dangdut?" tanya Kasino.
"Aku maunya artis penyanyi Dangdut," kata Indro.
"Aku maunya artis penyanyi Pop. Ya sudahlah kita suit saja untuk menentukannya!" kata Kasino.
"Ok," kata Indro.
Indro dan Kasino terus suit dengan baik. Dono telah hambis makan gorengan, ya ngambil gorengan lagi di piring. Dono kembali duduk sambil makan gorengan dan nonton Youtobe di Hp. Suit yang di mainkan Indro dan Kasino, ya yang menang.....adalah Indro.
"Aku yang menang. Obrolan kita tentang artis penyanyi Dangdut," kata Indro.
"Yang kalah mengikuti maunya yang menang lah," kata Kasino menegaskan omongan Indro.
"Di depan rumah kita. Ya tetangga....artis penyanyi Dangdut, ya Lesti aja deh!" kata Indro.
"Mustahillah," kata Kasino.
"Kan cuma seandainya saja!" kata Indro.
"Ok. Seandainya. Tetangga depan rumah kita...artis penyanyi Dangdut...Lesti," kata Kasino menegaskan omongan Indro.
Indro mengambil gorengan di piring dan makannya dengan baik, ya begitu juga dengan Kasino.
"Aku pasti main ke rumah Lesti, ya sekedar bertamu saja. Silaturahmi, kaya lebaran gitu salam-salaman dan menikmati kue buatan Lesti yang enak, ya buatan artis gitu," kata Indro.
"Kue buatan Lesti, ya artis. Enak kali rasanya," kata Kasino.
"Enak rasa kuenya," kata Indro.
Dono mengambil gorengan di piring lagi dan berkata "Indro dan Kasino dari tadi ngomongin tetangga depan rumah?"
Dono makan gorengannya.
"Iya Don," kata Indro dan Kasino bersamaan.
"Tetangga depan kan ada cewek cantik," kata Dono.
"Kalau itu aku tahu. Tetangga depan...ada cewek cantik," kata Indro.
"Aku juga tahulah. Tetangga depan...ada cewek cantik," kata Kasino.
"Kasino dan Indro....mulai kelain hati ya?!" kata Dono.
"Don cuma obrolan saja!" kata Indro.
"Seperti biasanya. Obrolan cowok saja!" kata Kasino.
"Aku laporan dengan Saskia dan Selfi apa enggak ya?!" kata Dono yang niatnya becanda gitu.
"Dasar tukang lapor!" kata Indro.
"Dono tukang lapor!" kata Kasino.
"Becanda tahu!" kata Dono.
"Aku paham gaya mu Don!" kata Indro.
"Gaya becandaan anak kecil," kata Kasino.
Dono ke dalam rumah, ya untuk minum air putih sih di dapur.
"Oooo Kasino...apa tanggapan mu dengan artis yang talak istrinya...gitu?!" kata Indro.
"Aku sukalah. Jadi aku punya kesempatan untuk masuk dan melamarnya tuh cewek. Janda ku terima dengan baik," kata Kasino.
"Emmmmm. Maunya Kasino...permainan janda ku terima dengan baik. Beritanya...artisnya kelanjutannya....nikah kembali," kata Indro.
"Aku gagal bersama dia lagi. Padahal ada kesempatan....jandanya itu," kata Kasino.
"Kalau menyukai cewek itu. Ya gadis di terima. Janda juga di terima. Bener omongan Kasino. Jadi jandanya gagal deh!' kata Indro.
Indro dan Kasino mengambil gelas kopi di meja, ya di minum dengan baik. Dono sedang asik main game di Hp-ya, ya di ruang makan. Kasino dan Indro menaruh gelas kopi di meja.
"Tetangga depan rumah kita kalau artis. Ya aku dekatin dengan baik....jadi pacar gitu," kata Indro.
"Aku juga ikut bersaing jugalah. Mendapatkan cewek di depan rumah kalau dia artis lah," kata Kasino.
"Rival mendapatkan cinta...artis, ya tetangga depan rumah," kata Indro.
"Pastinya....Dono ikutan juga. Jadinya serulah bersaing mendapatkan cinta cewek depan rumah, ya artis," kata Kasino.
"Kenyataanya. Cewek depan rumah...bukan artis. Cewek biasa-biasanya," kata Indro.
"Kenyataanya...memang begitu," kata Kasino.
"Awalnya juga. Artis itu. Orang biasa saja, ya tidak populer gitu," kata Indro.
"Maka itu. Cowok yang menyukai artis cewek itu. Ya menyukai diri tuh cewek saat ia belum populer apa sudah populer....yang lebih baik?!" kata Kasino.
"Sebelum tuh cewek populerlah. Menyukai cewek itu. Kaya tetangga di depan rumah kita!" kata Indro.
"Pilihan Indro tepat," kata Kasino.
"Kenyataanya. Aku tidak jadian dengan cewek depan rumah," kata Indro.
"Kenyataan tetap kenyataan," kata Kasino yang tegas.
"Sudah..Kasino main seandainya...tetangga depan rumah kita artis!" kata Indro.
"Ya. Permain selesai!" kata Kasino.
"Main game ah!" kata Indro.
"Idem," kata Kasino.
Kasin dan Indro main game di Hp-nya dengan baik. Dono di ruang makan, ya masih main game di Hp-nya.
No comments:
Post a Comment