CAMPUR ADUK

Sunday, June 13, 2021

RAPUNZEL

Saskia di kamar Zahra. Zahra mau tidur gitu, tapi minta ke ibunya untuk di bacakan dongeng sebelum tidur. Saskia sebagai ibu yang baik mencintai anaknya, walau Zahra bukan anak kandung, ya Zahra itu anak angkat. Saskia memenuhi permintaan dari Zahra. Di ambillah buku cerita di meja. 

"Rapunzel," kata Saskia.

"Cerita Rapunzel. Zahra suka," kata Zahra.

Saskia membuka buku itu dengan baik dan segera membacanya.

Isi cerita yang di baca Saskia untuk Zahra, putri angkatnya.

Pada zaman dahulu, hidup sepasang suami istri. Mereka sangat menginginkan kehadiran seorang anak. Sang istri gemar duduk di dekat jendela sambil melihat ke taman. Dia senang melihat bunga lampion yang sangat indah di taman itu. Tiba-tiba, sang istri jatuh sakit. Makin hari, wajahnya makin memucat. Sang suami menjadi kebingungan, apa yang sebenarnya terjadi dengan istrinya itu.

Sang suami bertanya, “Wahai istriku sayang, sekiranya apa yang bisa membuatmu sembuh?”

“Andai aku bisa mendapatkan bunga lampion yang terdapat di hamparan kebun itu,” jawab sang istri dengan sedih.

Karena kecintaannya terhadap sang istri, sang suami menuruti kemauan istrinya. Setiap malam, dia memanjat ke dinding taman untuk memetik bunga lampion itu. Setelah mendapatkannya, ia memberikan bunga itu kepada istrinya.

Suatu malam, saat sang suami hendak mengambil bunga lampion seperti biasanya, tiba-tiba muncul seorang penyihir.

“Berani sekali kamu mengambil lampion-lampion milikku tanpa seizinku!” gertak si penyihir dengan keras, membuat sang suami takut.

“Maafkan aku, aku mengambil bunga lampion ini untuk istriku,” ucap sang suami dengan gugup.

Penyihir terdiam sejenak, kemudian berkata, “Kau boleh mengambil bunga lampion ini tiga kali lipat dari yang kau bawa malam ini. Tapi, dengan syarat, anak yang dilahirkan istrimu harus diberikan kepadaku.” Dengan ketakutan, sang suami terpaksa menyetujui persyaratan si penyihir.

Tak lama kemudian, sang istri hamil. Setelah beberapa bulan mengandung, lahirlah bayinya. Bayi cantik tersebut diberi nama Rapunzel. Namun, kebahagiaan sang suami dan sang istri seketika lenyap ketika datang si penyihir pemilik bunga lampion. Tanpa menunggu waktu lama, si penyihir segera membawa Rapunzel. Sang suami dan sang istri terpaksa melepas kepergian Rapunzel dengan sedih.

Rapunzel tumbuh menjadi gadis yang amat cantik. Sayangnya, dia dikurung oleh si penyihir di menara yang amat tinggi yang terletak di hutan. Menara itu tidak memiliki tangga ataupun pintu, hanya ada jendela yang sangat kecil di sana.

Ketika si penyihir hendak naik ke menara, dia akan berdiri di bawah menara dan berseru, “Rapunzel! Rapunzel! Cepat ulurkan rambutmu ke bawah untukku!”

Panggilan itu sudah tidak asing lagi bagi Rapunzel. Dia hafal apa yang harus ditakukannya. Dengan segera, Rapunzel membiarkan rambutnya terurai hingga ke bawah. Ya, rambutnya sangat panjang dan digunakan si penyihir untuk naik ke atas. Setiap hari, Rapunzel menghabiskan waktu dengan menyanyi. Sudah bertahun-tahun ia tinggal di menara. Dia merasa kesepian dan ingin keluar dari menara itu.

Suatu ketika, ada seorang pangeran yang menyusuri hutan dengan menunggangi kuda. Saat itu, Rapunzel sedang bernyanyi dari menaranya. Suara Rapunzel yang merdu membuat Pangeran menjadi penasaran. Pangeran pun menelusuri asal suara. Sampailah ia di menara tempat tinggal Rapunzel. Ketika melihat penyihir dari kejauhan, Pangeran segera bersembunyi di belakang pohon. Diam-diam, ia mengamati si penyihir yang sedang memanggil Rapunzel. Tahulah Pangeran bahwa Rapunzel selalu mengulurkan rambutnya ke bawah saat penyihir memanggilnya.

Keesokan harinya, Pangeran melakukan hal yang sama. Ia memanggil Rapunzel dari bawah agar Rapunzel mau mengulurkan rambut indahnya. Awalnya. Rapunzel ketakutan dengan kehadiran Pangeran. Tapi, karena Pangeran berniat baik dan berbicara dengan sangat ramah, ketakutan Rapunzel hilang. Setiap malam, Pangeran menemui Rapunzel, karena si penyihir datang di siang hari. Suatu ketika, Pangeran mengutarakan niatnya kepada Rapunzel. Olala, ia ingin Rapunzel menjadi istrinya.

Rapunzel lalu bergumam, “Pangeran tampan ini akan menyayangiku melebihi ibu angkatku.”

Rapunzel pun menyetujui keinginan Pangeran. Dia berkata, “Aku akan pergi bersamamu, Pangeran. Tapi, aku tak tahu cara turun dari menara ini.”

Rapunzel dan Pangeran berpikir cukup lama. Tiba-tiba, Rapunzel mempunyai ide. Ia meminta Pangeran membawa gulungan sutra untuk ditenunnya. Hasil tenunan tersebut dapat dijadikan tali untuk Rapunzel turun. Suatu hari, tak sengaja Rapunzel berkata kepada si penyihir, “Bunda, mengapa engkau Iebih berat daripada Pangeran?”

Tentu hal itu membuat si penyihir marah. Ia langsung membawa Rapunzel ke sebuah gurun. Di sana, tanpa belas kasih, ia memotong rambut indah Rapunzel. Malam harinya, Pangeran datang menemui Rapunzel. Tapi, betapa terkejutnya Pangeran ketika yang ditemuinya bukan orang yang dia cintai, melainkan penyihir jahat.

“Hahaha! Kau tak akan pernah lagi bertemu dengan gadis bersuara indah itu. Aku akan membuatmu tidak dapat melihat dunia, agar kau selamanya tak bisa melihat Rapunzel!” seru si penyihir.

Dengan hati yang amat sedih, Pangeran pergi meninggalkan menara. Sayangnya, saat Pangeran turun, tak sengaja matanya tertusuk oleh duri. Benarlah kutukan si penyihir, Pangeran tidak bisa melihat lagi. Bertahun-tahun Pangeran hanya bisa meratapi kesendiriannya. Ia berjalan tak tentu arah dan kebingungan. Tibalah Pangeran di sebuah gurun pasir. Tiba-tiba, Pangeran mendengar suara yang tidak asing. Rupanya, gurun pasir itu adalah tempat di mana Rapunzel ditinggalkan penyihir jahat.

Rapunzel yang melihat sosok pangeran yang dicintainya, segera beranjak menemui Pangeran. Dia memeluk Pangeran dengan penuh kasih sayang. Tak terasa, air mata Rapunzel menetes menyentuh Pangeran. Olala, dengan air mata Rapunzel, Pangeran dapat melihat kembali. Mata Pangeran pulih seperti sedia kala. Pangeran pun segera membawa Rapunzel ke kerajaannya. Mereka lalu menikah dan akhirnya hidup bahagia.

***

Saskia berhenti membaca bukunya karena melihat anaknya Zahra telah tidur. Tetap Saskia membaca pesan moral di buku tersebut dengan baik "Jadilah anak yang baik, dan berbaktilah kepada orang tua agar tak mendapat petaka."

Saskia menutup bukunya dan menaruh di meja. Saskia merapihkan selimut untuk menghangatkan Zahra dan mencium kening Zahra.

"Mimpi yang indah anak ku sayang," kata Saskia. 

Saskia keluar dari kamar Zahra. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK