"Tanah," kata Indro.
"Ada apa dengan tanah?" kata Kasino.
"Nabi Adam itu terbuat dari Tanah, ya Kasino," kata Indro.
"Memang terbuat dari Tanah, ya berdasarkan ceritanya sih," kata Kasino.
"Kalau kita mati, ya kita kembali jadi Tanah," kata Indro.
"Ya memang sih kita kembali jadi Tanah," kata Kasino.
"Jadi bener," kata Indro.
Indro pun mengambil cangkir yang berisi teh, ya segera di minumnya.
"Emmmm enak," kata Indro.
Kasino pun mengambil cangkir berisi di teh dan meminumnya.
"Enak teh ini," kata Kasino.
Kasino dan Indro menaruh cangkir teh di meja.
"Kayu....itu leburnya jadi Tanah kan, Kasino?!" kata Indro.
"Iya," kata Kasino.
"Tembok rumah itu, Tanah kan?!" kata Indro.
"Iya Tanah, tembok rumah sampai genteng," kata Kasino.
"Mobil dan motor, ya Tanah kan?!" kata Indro.
"Entar dulu. Kalau mobil dan motor itu terbuat dari logam unsurnya. Memang sih di ambil dari perut bumi sih. Di pikir dengan baik, ya Tanah lah," kata Kasino.
"Segala hal terbuat dari Tanah. Hidup dengan kemegahan dunia ini ternyata terbuat dari tanah. Kalau mati, ya kembali menjadi tanah. Hidup ini sekedar saja ternyata," kata Indro.
"Memang sekedar saja hidup," kata Kasino.
Kasino dan Indro pun mengambil cangkir teh di meja, ya segera di minumnya. Roh pun mendengarkan omongan Kasino dan Indro.
"Dua pemuda yang paham tentang awal dan akhirnya hidup," kata Roh.
Kasino dan Indro yang memang tidak bisa mendengarkan apa omongan Roh, karena tidak punya ilmunya. Kasino dan Indro pun menaruh cangkir teh di meja.
"Atas izin Allah SWT, kita hidup kan....Kasino?!" kata Indro.
"Iya, kalau kita mati pun ke hendak Allah SWT," kata Kasino.
"Jadi bener dong!" kata Indro.
"Memang bener lah!" kata Kasino.
"Segala hal yang kita usaha kan ini dan itu untuk hidup di muka bumi saja. Berarti banyak orang yang lupa dasarnya karena salah mengartikan hidup," kata Indro.
"Hidup itu mudah jadi sulit karena segala hal di kuasai oleh orang yang kaya tapi tidak mengerti arti hidup. Segala hal yang di usahakan orang kaya itu, ya terbuat dari tanah tetap saja sombong," kata Kasino.
"Semua kan karena peradaban di bentuk manusia. Yang ini dan itu untuk hidup ini dan itu. Padahal kalau sadar, ya segala hal ya sia-sia," kata Indro.
"Peradaban yang membuat manusia lupa dasarnya," kata Kasino.
"Sudah ngobrolnya, ya main game di Hp-ku!" kata Indro.
"Hidup ya di nikmati saja. Walau hidup itu sejenak. Aku main game di Hp-ku juga!" kata Kasino.
Kasino dan Indro, ya asik main game di Hp-nya. Dono yang sedang mengetik di leptopnya berhenti.
"Perkara-perkara di antara manusia ini lebih banyak kebodohanku saja. Harta yang di kumpulan, ya hanya sekedar saja untuk menjalankan hidup saja," kata Dono.
Dono melanjutkan mengetik di leptopnya untuk menyelesaikan cerita yang di buatnya. Kasino asik main game di Hp-nya, ya begitu juga dengan Indro. Keadaan lingkungan pun mulai beraktivitas dengan tujuan manusia yang mengejar mimpi dan harapan.
No comments:
Post a Comment