Melukis berjalan dengan baik gitu. Maria Vania, ya mampir ke rumahnya Dono, Kasino dan Indro untuk sekedar bertamu saja karena teman gitu. Setelah itu. Dono, Kasino dan Indro kembali melukis lagi. Selang berapa saat jadi lukisan ketiganya.
"Kasino, lukisan tidak sesuai dengan objek yang kamu lukis," kata Dono.
"Don, kamu juga tuh objek yang di lukis....luar biasa beda," kata Kasino.
"Don, Kasino. Salfok, dua-dua nya," kata Indro.
"Salfok...emang apa Don?" tanya Kasino.
"Tahu...Salfok. Aku bukan anak gaul, anak biasa-biasa aja!" Indro tuh tahu Salfok apaan?" kata Dono.
"Indro...apaan?" tanya Kasino.
"Ini...nie. Anak kurang gaul. Salfok itu, Salah Fokus," kata Indro menjelaskan.
"Salah fokus sih memang benar sih. Aku akui. Di di lukis apa jadi apa?!" kata Dono.
"Iya, aku salah fokus. Ini...gara-gara Maria Vania bertamu ke rumah kita, cuma sekedar ngobrol. Jadi begini. Melukis Maria Vania," kata Kasino.
"Maria Vania itu cantik, body waaaw gitu," kata Indro.
Dono dan Kasino melihat lukisan Indro.
"Indro, sama aja kamu ini Salfok juga," kata Kasino tegas.
"Salfok juga," kata Dono yang tegas.
"Iya deh, aku Salfok juga. Abisnya dipikiran ku kebayang Maria Vania yang gimana gitu, jadinya yang di lukis Maria Vania. Padahal objek buah-buahan," kata Indro.
"Dasar PSBB," kata Dono yang kesal.
"PSBB, Don. Maksudnya Don, PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar)," kata Kasino.
"Pembatasan Sosial Bersekala Besar, Don. Kan gak nyambung...Don," kata Indro.
"Bukan itu PSBB yang di jalanan pemerintahan dan juga bukan PSBB yang di bahas Sule dan Maria Vania. Tapi PSBB (Perumpaan Seputar Buah-Buahan," kata Dono yang tegas.
"Perumpaan Seputar Buah-Buahan. Maksudnya Don?" tanya Indro.
"Indro lihat lukisan kamu itu!" kata Dono.
"Lukisan aku," kata Indro memperhatikan lukisan yang di buatnya.
"Waduh Indro lukisan mu itu bener omongan Dono. PSBB!" kata Kasino yang tegas banget.
"Aku akui sih. Emang PSBB sih lukisan Aku. Maklum fokusnya berlebihan di bagian dada jadinya gede banget gitu," kata Indro.
"Dasar...pikiran Indro," kata Kasino.
"Lain kali kalau belajar melukis jangan ada cewek bertamu ke rumah. Nanti Salfok lagi!" kata Dono.
"Iya, bener deh omongan Dono. Ini semuanya gara-gara cewek," kata Kasino menegaskan omongan Dono.
"Ya, sudah terjadi sudah terjadi. Tapi aku sukai lukisan yang aku buat. Khusus untuk laki-laki dewasa," kata Indro.
Indro, Kasino dan Dono....ya membereskan semua alat-alat lukisan. Hasil lukisan di pajang di kamar Dono, Kasino dan Indro untuk menghargai diri sendiri dalam hal melukis. Buah-buahan yang jadi objek lukisan di makan Dono, Kasino dan Indro sambil nonton Tv di ruang tengah.
No comments:
Post a Comment