CAMPUR ADUK

Saturday, June 30, 2018

RINGAN TANGAN

Pagi-pagi sekali Dono, Kasino, dan Indro bangun dari tidur dan segera membereskan perlengkapan kemping. Barang-barang bawaan di bawa dan ti taruh di dalam mobil mikrolet. Tiba-tiba perut Dono melilit. Dengan cepat Dono mencari tempat untuk buang hajat. Berjalan Dono ke dalam hutan. Di balik pohon Dono mulai melakukan kegiatan pupnya.

Baru mau nongrong Dono. Seekor ular berjalan mendekatinya. Dono pun tidak menggrubisnya benda yang bergerak di tanah. Ketika ular menunjukkan kepalanya. Dono dengan sangat terkejut sekali dan berteriak "Ular." Dono pun berlari terbirit-birit sampai lupa dengan buang hajatnya.

Kasino dan Indro mendengar teriakan Dono. Sontak menghentikan pekerjaannya mereka. Lalu Kasino dan Indro menghampiri Dono yang berlari ketakutan sekali. 

"Ada....apa Dono?" tanya Kasino.

"Ada.....ada.....ular...," jawab Dono.

"Makanya..hati-hati...jangan pupnya terlalu jauh....sampai-sampai masuk hutan. Di pinggir danau kan bisa," kata Kasino.

"Untung saja.......gak di patok ular. Malah bikin masalah yang paling parah.....alias.....menjelang..akhir hidup," saut Indro.

"Indro..jangan ngomong..yang aneh-aneh....," ujar Kasino.

"Bukannya simpatik...eh malah meledek. Ularnya bukan ular berbisa.....tapi ular piton," penjelasan Dono.

"Piton....beneran......Dono?" tanya Indro.

"Iya...ular..piton," jawab Dono dengan jujur banget.

"Sip.....ular piton mau saya makan untuk sarapan pagi...ini. Karena perbekalan hari ini sudah habis," kata Indro.

"Gak...salah denger...Indro..mau menyantap ular piton. Kaya gak ada makan yang lain?" kata Kasino.

"Ya...gak ada. Nunggu kalian mancing ikan. Itu sih namanya makan waktu. Bongkar lagi peralatan memancing. Repot lagi. Kalau ini kan langsung tangkep, potong dan di masak," kata Indro.

"Terserah kamu Indro...saya mau buang hajat lagi," kata Dono.

"Saya.........pergi ke pinggir Danau..!" saran Kasino.

"Iya...," saut Dono.

Dono pun bergegas pergi ke pinggir danau untuk kegiatan pupnya. Sedangkan Kasino kembali beres-beres. Indro yang antusias segera mengambil kayu dan pisau kecil untuk berjaga-jaga dalam pencarian ular piton. Dengan hati-hati Indro masuk ke dalam hutan. Mencari Indro ke beradaan ular yang di burunya berdasarkan informasi Dono. Indro pun menyisir hutan dengan pelan-pelan sampai jenuh sekali. Indro pun putus asa karena ular piton tidak di temukannya. Indro istirahat di bawah pohon rindang. 

Perutnya mulai berbunyi "Keriuk." Indro sangat kelaparan sekali. Lalu melihatlah sebuah buah matang di atas pohon.

"Asikkkk...makanan," teriak Indro.

Indro langsung memanjat pohon mangga dengan sangat cepat sekali dan memetik buah tersebut. Lalu Indro mencoba memakan buah makan mangga yang matang di pohon. 

"Manis....banget," kata Indro.

Indro terus memakan buah mangga dengan lahap banget sampai perutnya kenyang. Indro pun turun dari pohon dengan membawa beberapa buah untuk teman-temannya. Indro dengan penuh gembira keluar dari hutan. Sampai di tempat kemping Indro memberikan buah hasil memetik di hutan ke pada Kasino. 

"Loh..buah mangga.....mana pitonnya?" tanya Kasino.

"Ular..pitonnya gak..ke temu. Yang ada mangga yang manis...ini," jawab Indro.

"Kalau di pikir..lebih baik buah mangga dari pada makan ular piton......," ujar Kasino.

Kasino pun mencoba memakan buah mangga yang bawa Indro. 

"Enak....dan manis sekali," celoteh Kasino.

"Manis..kan," saut Indro.

Kasino pun dengan lahap memakan buah mangga yang manis sampai perutnya kenyang. Dono pun dateng setelah pup menghampiri teman-temannya.

"Indro..mana ular yang mau kita santap?" tanya Dono.

"Gak ada.....ular pitonnya....yang ada buah mangga...........," saut Indro.

"Iya....cuma..mangga....yang manis ini," ujar Kasino.

"Kebetulan saya..laper.....," kata Dono.

"Gak salah denger Dono.....baru buang hajat.....langsung makan......," kata Indro.

"Kalau....Dono..mah udah biasa...perutnya gak bisa di kompromi," kata Kasino.

"Bodok...amat ocehan kalian yang penting makan," kata Dono.

Dono dengan santai memakan buah mangga sampai perutnya kenyang. Semua barang sudah masuk ke mobil mikrolet. Dono, Kasino dan Indro berangkat untuk pulang ke rumah dan meninggalkan danau tempat mereka liburan. Dengan santai Indro membawa mobilnya. Dengan riang gembira mereka bernyanyi mengikuti musik yang di setel. 

Saat lagi asik mereka bertiga di dalam mobil mikrolet. Mereka bertiga terpana dengan pemandangan sebuah tempat yang penuh dengan banyak orang. Indro mulai pelan-pelan mengendarai mobilnya dan menepi dan ingin tahu kejadian yang di krumunin orang-orang. Ketiganya keluar dari mobil dan melihat dengan jelas sebuah traktor menghancurkan bangunan rumah warga dan lahan pertaniannya. Indro pun mendatengin Bapak tua yang lagi bersedih.

"Permisi pak ada masalah apa Pak di sini....sampai warga heboh di sini?," tanya Indro.

"Biasa...nak......penggusuran...nak. Karena saya orang miskin...cuma numpang di tanah orang bertahun-tahun untuk menyambung hidup. Saya masih bingung mau pindah kemana.....," kata Bapak tua.

"Astafirohulazimmmmm...yang sabar..ya Pak," kata Indro yang iba.

Dono dan Kasino pun sibuk melihat pertengkaran warga dengan aparat ke polisian saat terjadi penggusuran. Akhirnya Dono dan Kasino mendekati Indro yang bersama Bapak tua.
"Indro...tambah panas..aja..di sini..suasananya.......," kata Kasino.

"Iya...," saut Indro.

"Oh...iya...masalah lahan tanah ini yang di gusur jelas......gak..ya..suratnya?" ujar Dono.

"Mana...saya..tahu...," saut Kasino.

"Awalnya gak jelas..nak..surat menyuratnya mengenai tanah ini. Karena sengketa antara orang pribumi dengan orang cina. Selang berapa tahun...ya begini........tanah ini ternyata milik orang cina..... Warga yang menempati jadi bingung. Karena kami izin pemilik tanah ini...orang kita sendiri.....pribumi asli Indonesia. Kenyataannya ternyata...di jual..sama..cina. Tetapi surat menyuratnya tetap tidak jelas," kata Bapak tua.

"Wah..ini...main politik...uang. Siapa yang kuat mengeluarkan uang paling besar bisa mendapatkan tanah sengketa ini. Apalagi...pihak kepolisian ikut di boking bagi pihak yang punya banyak duit. Jatuhnya sih KKN terlihat sekarang," kata Dono.

"Mungkin juga.....tetapi....jalan itu lebih tepat..untuk mendapatkan tanah yang bermasalah. Agar di selesaikan lewat sistem kerja pemerintahan. Supaya proyek berjalan dengan cepat dan lancar. Agar..di kemudian hari menguntungkan bagi pemenang tender tanah," saut Kasino.

"Tetap.....saja...warga jadi korban orang kepentingan. Demi tender proyek swasta atau pemerintah," kata Indro.

"Ya...mau apalagi......? hidup di dunia yang kuat pemenang segalanya. Yang lemah tertindas," kata Dono.

"Bagaimana....dengan hukum yang melindungi warga kecil......?" tanya Indro.

"Jaman now............................gak usah di omongin ah. Uang rajanya dunia..ini dapet mengubah yang bener bisa jadi salah. Yang salah bisa jadi bener," kata Kasino.

"Kalau begitu......sih.....kasihan warga miskinnya......," saut Dono.

"Saya...........berusaha untuk ikhlas.........menjalani hidup di dunia ini. Walau saya tahu permainannya ada yang kotor dalam surat menyurat urusan pertanahan di daerah sini," kata Bapak tua yang merunduk kepala.

"Saya mengerti...dengan apa bapak rasakan!?" saut Indro.

Dono mengeluarkan uang dari dompetnya, lalu di berikan kepada Bapak tua.

"Ini......maksudnya apa..nak?" tanya Bapak tua.

"Ada..sedikit rezeki saya..untuk membantu....Bapak...saja," kata Dono.

Kasino dan Indro tergerak hatinya dan mengeluarkan uangnya dari dompetnya. Lalu uang tersebut di berikan kepada Bapak tua yang tertimpa masalah.

"Terima....kasih.....semuanya...atas bantuannya. Semoga Alloh SWT selalu menyertai kalian bertiga yang berbudi luhur yang baik pada saya," kata Bapak tua dengan meneteskan air matanya.

"Iya..sama-sama Pak," jawab ketiganya.

Dono, Kasino, dan Indro pun pamitan dengan Bapak tua untuk melanjutkan perjalan pulang. Ketiganya masuk ke dalam mobil mikrolet. Dengan santai Indro melajukan mobil mikroletnya. Dengan berdendang ria mereka bernyanyi di iringi musik yang lagi hit. Waktu menunjukkan siang hari tepatnya jam 12.00 WIB. Indro pun langsung memarkirkan mobilnya ke sebuah mesjid dekat rumah makan. 

Azan pun di kumandangkan. Dono, Kasino, dan Indro segera keluar dari mobil dan mengambil wudu untuk ikut sholat berjamaah. Dengan khusuknya ketiganya menjalankan kewajiban sebagai muslim yang baik menegakkan sholat. Setelah selesai Sholat Dono, Kasino, dan Indro langsung mampir ke rumah makan untuk makan siang.

Thursday, June 28, 2018

ADA MONSTER DI DANAU

Sore yang cerah sekali. Dono, Kasino, dan Indro pergi ke sebuah danau untuk memancing. Dengan membawa alat pemancing dan perbekalan mereka bertiga berangkat dengan menggunakan mikrolet sewa dari mang Diman. Indro yang mengendari mikrolet dengan baik. Sedangkan Kasino dan asik duduk santai. Di dalam perjalan menuju tempat pemancingan mereka sambil mendengarkan musik yang lagi hit jaman now.

Bersenandung ketiganya di dalam mobil mikrolet. Tapi pandangan tetap fokus Indro. Tetap saja Kasino yang duduk di samping Indro melirik cewek-cewek cantik di pinggir jalan.

"Bener-bener pemandangan yang indah .....ya Indro," celetuk Kasino dengan terbuai dengan pandangannya.

Dono yang mendenga ocehan Kasino langsung melihat ke pinggir jalan yang di lihat Kasino.

"Wah...Kasino..bener-bener pemandangan yang indah. Mulus-mulus ya......," kata playboy terucap Dono.

"Sebenarnya...saya...mau ikutan dengan ulah kalian. Tapi saya lagi nyupir. Kalau terbuai suasana malah nabrak nanti," kata Indro.

"Indro...tetap konsentrasi......mengendarai mobilnya," kata Kasino.

"Tenang Indro ...momen seperti ini saya abadikan....agar kamu bisa melihatnya juga..saat santai," kata Dono.

"Terserah...kamu aja Dono," saut Indro.

Dono mengambil Hp di dalam sakunya jaketnya. Dengan asik foto cewek cantik di pinggir jalan. Sedangkan Kasino ikutan ulah Dono dengan mengeluarkan kamera dari sakunya jaketnya. Dengan perhitungan tepat pengambilan enggel yang baik di fotolah cewek di pinggir jalan.

"Gimana Dono...hasilnya?," tanya Indro.

"Hasilnya...kurang....bagus kalau pake Hp," jawab Dono.

"Kalau saya..dapet...enggel yang bagus dari cewek seksi di pinggir jalan," kata Kasino. 

"Ya....habis juga pemandangan yang indah," kata Dono.

"Iya...habis pemandangan indah. Saya malah dapet foto sapi yang lagi kawin. Jijik banget deh. Saya mau hapus aja deh," saut Kasino.

"Jangan...di hapus......... buat saya aja jadi koleksi kelucuan aja," saut Indro.

"Kalau mau kamu begitu...saya gak jadi menghapusnya," kata Kasino.

Selang berapa saat sampai di sebuah danau. Indro memarkirkan mobilnya dengan baik. Keluarlah ke tiganya dari mobil mikrolet. Dengan membawa peralatan pancingan dan perbekalan. Ke tiganya mencari tempat yang baik untuk memancing. Dengan hati-hati mereka bertiga berjalan sampailah di pinggir danau.

"Wah...indahnya...danau..ini.........," teriak Dono.

"Iya........bener..indah bener danau...ini," saut Indro.

"Apalagi...sejuk sekali..........udaranya tidak tercemar polusi udara baik untuk kesehatan," kata Kasino.

"Kalau sejuk banget...tetapi kenapa pake kipas angin?" tanya Dono.

"Cuma nyeneh......aja," jawab Kasino.

"Dasar.....nyelawak....aja. Kaya Srimulat aja," kata Indro.

"Bener...srimulat...... aja," saut Dono.

Indro pun duduk di pingir danau begitu juga dengan Kasino dan Dono. Mulailah Indro melempar pancingan yang telah di siapkannya dengan baik. Kasino pun ikutan memancing  cukup jauh jaraknya dari Indro. Sedangkan Dono lagi asik makan.

"Laper...Dono...?" tanya Indro.

"Iya...saya laper banget..," jawab Dono.

"Dono............saya minum dong.........," teriak Kasino yang lagi asik memancing.

"Ok...beres," saut Dono.

Dono mengambilkan minuman botol lalu di berikan ke Kasino.

"Ini minumnya Kasino," kata Dono.

"Terima kasih ya..Dono...," kata Kasino.

"Iya..sama-sama," jawab Dono.

Dono kembali ke tempatnya menghabiskan makan. Setelah itu mulailah Dono memancing dengan santai. Selang berapa saat Indro mendapat Ikan begitu dengan Kasino. Dono menunggu dengan sabar agar umpannya di caplok ikan. Tetap saja Indro dan Kasino terus mendapat ikan dari hasil pancingan mereka berdua. Dono terlihat murung sekali.

"Apa..hari ini saya lagi sial ya?" celoteh Dono dengan suara kecil.

"Dono....saya dapet ikan lagi...," teriak Indro.

"Saya...juga...dapet ikan......," saut Kasino.

Dono tetap diam di tempat duduknya menunggu umpannya di caplok ikan. Kesabaran Dono pun ada hasilnya umpannya di caplok ikan. Dengan cepat Dono menarik pancingnya. Terjadilah pertarungan hebat antara Dono dan Ikan.

"Indro dan Kasino.....saya kaya dapet ikan besar.....," teriak Dono.

Indro dan Kasino melihat dengan jelas usaha Dono dalam menarik pancingannya. Tak di sangka dan di duga. Terjadi gelombang cukup besar ke arah Dono menarik pancingannya. Indro dan Kasino ke takutan sekali. 

"Bener-bener besar banget ikan ini," kata Dono.

Dono terus berusaha keras menggulung tali pancingan dan menariknya dengan sangat kuat. Tapi ternyata kekuatan Dono pun kalah. Pancingan`terlepas dari tangan Dono. Terlihat sok dari keadaan Dono. Indro dan Kasino menyaksikan dengan baik keadaan Dono.

"Saya...gagal. Bukan dapet ikan malah.......pacingan saya yang mahal raib di bawa ikan," kata Dono dengan murung sekali.

Gelombang air besar mulai meninggi. Kasino dan Indro berlari menuju Dono yang lagi murung karena khawatir. Kasino dan Indro menarik Dono untuk berlari menjauh dari danau. Dono pun mengikuti maunya teman-temannya. Keluarlah seekor monster dari danau. 

"Gozilla.......," teriak Dono, Kasino, dan Indro bersamaan.

Monster mulai mengamuk di di pinggir danau. Dono, Kasino, Indro sangat ke takutan sekali sampai bersembunyi di balik pohon besar.

"Gimana ini.... Indro?" kata Kasino.

"Gimana lagi ya..sembunyi....aja. Dari makan oleh monster," kata Indro.

"Saya..akan menghadapi...monster tersebut...," kata Dono.

"Haaaaa.... gila kamu Dono. Dengan cara menghadapi monster Gozilla itu," kata Indro.

"Iya..dengan cara...Dono.....mau melawan monster Gozilla itu?" tanya Kasino.

"Dengan Hp saya," jawab Dono dengan percaya diri.

Dono keluar dari balik batu. Kasino dan Indro berusaha untuk mencegah Dono untuk tidak melakukan hal yang konyol. Tetap saja Dono dengan percaya diri dengan membawa Hp berjalan menuju monster Gozilla. Kasino dan Indro tetap mengawasi Dono dari belakang.

"Waktunya kamu keluar. Tranfer data. Keluarlah Agumon," teriak Dono.

"Haaaa..Agumon..," saut Kasino dan Indro.

Hp Dono pun bersinar terang sekali. Keluarlah dari Hp sesosok monster dinasaurus berwarna kuning. 

"Bener-bener Agumon...," kata Kasino dan Indro bersamaan.

"Agumon....hajar..monster penunggu danau tersebut!," perintah Dono.

"Baiklah......," jawab Agumon.

Agumon pun berlari dengan sangat cepat sekali ke arah monster sambil menembakan bola api. Sang monster tidak menggru bis serangan Agumon. Kasino dan Indro mendekati Dono.
"Dono....mana mungkin Agumon mengalah Gozilla,"kata Kasino.

"Iya..itu bener..mana mungkin...serangan Agumon dapet menghancurkan Gozilla," saut Indro.

"Iya..juga....kalau begitu...saya tranfer data untuk perubahan Agumon," kata Dono.

"Kalau..itu baru bener," ujar Kasino.

"Perubahan Agumon.....ya...lebih kuat," kata Indro.

"Iya...," saut Dono.

Dono dengan ke yakinan penuh mentranfer data lewat Hpnya. 

"Agumon..berubahlah," teriak Dono.

Agumon menerima perintah dari Dono. Agumon pun bercahaya dalam tubuhnya dan mengubahnya menjadi Greymon.

"Greymon...hancurkan monster Gozilla......sekarang juga!," perintah Dono.

Greymon mengikuti perintah Dono dengan baik. Greymon menyerang monster Gozila dengan tembakan bola api yang sangat besar ke arah Gozilla. Sedangkan Gozilla mampu menandingi serangan Greymon dengan semburan api dari mulutnya. Terjadilah benturan yang dasyat dari ke dua kekuatan. Ledakan terjadi di antara ke dua kekuatan. 

Sauasana makin panas sekali. Greymon terus menyerang dengan ekornya yang kuat begitu dengan Gozilla. Pertarungan ke dua monster makin memanas dan tidak ada mau mengalah. Tapi karena bentuk postur tubuhnya Gozilla lebih kuat dan besar Greymon makin terdesak keadaanya.

"Dono...Greymon dalam keadaan susah mengalahkan Gozilla....tingkatkan kekuatan Greymon.....," saran Kasino.

"Bener...kata Kasino...tingkatkan saja kekuatan Greymon..ke level berikutnya. agar bisa mengalahkan Gozilla," kata Indro.

"Ke level berikutnya...agar pertarungan ini bisa cepat selesai. Gozilla memang level pertarungan hebat juga. Tranfer data. Greymon berubah," kata Dono.

Greymon merespon lagi perintah Dono. Berubahlah Greymon menjadi Metal Greymon. 

"Serang.........Metal Greymon!" teriak Dono.

"Baiklah," saut Metal Greymon.

Metal Greymon mengeluarkan senjata pamungkasnya dari dadanya.

"Rudal ikan.....," teriak Metal Greymon.

Rudal ikan langsung menyerang Gozilla.  Serangan mematikan itu membuat Gozilla kewalahan. Karena posisinya Gozilla terluka parah akhirnya Gozilla pergi dengan masuk ke dalam air. Gozilla pun pergi ke dasar danau untuk bersembunyi di aliran arus air bawah tanah.

"Kita menang..," teriak Dono, Kasino, dan Indro.

Metal Greymon kembali menjadi Agumon dan lalu masuk ke dalam Hpnya Dono. Ketiga sahabat baik merayakan kemenangan mereka mengalahkan Gozilla dengan makan-makan dan minum-minum di pinggir danau sampai larut malam.

Wednesday, June 27, 2018

JANGAN SALAH KIRA

Udara dingin bertiup dengan lembutnya. Langit bertabur bintang. Dono pun duduk di teras rumah dengan santai sambil menikmati secangkir kopi hangat. Terlihat pandangan hilir mudik manusia di depan rumahnya dengan segala kegiatan. Dono terlalu larut oleh sebuah masalah sampai terbengong. Indro baru keluar dari rumah dan berdiri seperti biasanya di pinggir pintu. Indro melihat Dono yang terbuai lamunan. 

Indro pun menepuk punggung Dono sambil berkata "Dono kamu melamun." Sontak Dono terbangun dari lamunannya.

"Astafirohulazim...," ujar Dono.

Indro langsung duduk bersama Dono di sebelahnya.

"Dono kalau ada masalah cerita dong?" kata Indro.

"Saya tidak sengaja terbawa suasana pikiran. Jadi ngelamun panjang deh. Padahal saya tidak punya masalah yang begitu berat sih. Cuma mengenang seseorang saja," kata Dono.

"Maksudnya Wulan...........?" saut Indro.

"Ah.....bukanlah....... Bapak.....saya Indro," ujar Dono.

"Dono...ikhlasan Bapak mu pergi menghadap Alloh SWT. Jangan bersedih hati lagi. Kita hidup di dunia hanya sementara bermain di dunia ini untuk mengisi dunia dengan kebaikan. Ada pun keburukan dateng kepada kita adalah sebuah ujian yang di berikan kepada Alloh SWT untuk nilai ke sabaran. Hanya Muslim yang baik selalu berserah diri padanya," nasehat Indro.

"Iya...Indro saya mengerti......sekali. Tapi di musim pemilu ini.....Bapak selalu antusias untuk mendukung calon pemimpinnya menang. Karena Bapak tim sukses kemenangan," kata Dono.

"Oh...begitu........ Jadi selama ini data tentang proses pemilu dari awal sampai akhir jangan dari Bapak mu ya Dono?" tanya Indro.

"Ya....begitulah......... Bapak yang berikan banyak data informasi selama ini mengeluti bidang politik. Apa yang di ceritakan orang sama aja dengan cerita Bapak. Hidup di dunia politik seperti permainan mempengaruhi dan di pengaruhi dengan segala cara," kata Dono.

"Maksudnya baik dan buruk," saut Indro.

"Ya......itu maksudnya. Kadang Bapak menang mendukung pemimpinnya yang di dukung, kadang tidak juga. Kalau di tanya ke Bapak apa dapetnya? Bapak selalu menjawab demi nyari uang demi membela orang yang membayar Bapak," kata Dono.

"Bener-bener hidup...pait banget. Pemilu sekarang pun sesuai dengan data statistik dari jumlah anggota yang mendukung dari bentuk apapun dan di tambah orang percaya dengan kepemimpinan atau pembawaan orang yang mau memimpin negeri ini," kata Indro.

"Bener...sekali..ini. Data penelitian kamu Indro....... Dapet di mana?"  Dono bertanya.

"Dapetnya sih dari buku penelitian anak Ilmu Pemerintahan semester akhir. Saya tidak sengaja membacanya," kata Indro.

"Oh...begitu. Jadi benar.....semuanya adalah permainan manipulasi suara dari awal pemilihan sampai akhir," kata Dono.

"Ya....begitulah. Ngomong-ngomong kamu milih hari ini," tanya Indro.

"Ah...sih..tetap konsukwen golput. Alasannya saya tidak percaya aja pemimpin yang di usung. Sedangkan kamu Indro milih hari ini," kata Dono.

"Ya..milih sih..........," jawab Indro.

Dono dengan santai minum kopi. Indro beranjak dari duduknya masuk ke dalam rumah untuk mengambil minum. Saat itu Kasino dateng berkunjung ke rumah dan duduk di bangku.

"Hai Dono...asih banget di depan. Lagi nyantai nie. Apa lagi ngeliatin anak tetangga yang cantik?," kata Kasino.

"Ah.....kamu Kasino...seperti biasanya ngeledek. Jangan-jangan kamu suka dengan anak depan yang nama Aulia. Tuh...anak keluar duduk di teras depan," kata Dono.

"Beneran dia duduk di depan teras...," saut Kasino.

"Ah.. bohongan.......Aulianya lagi asik ngisi acara di pantura," kata Dono.

"Saya..mau ngerjain malah di kerjai..........dasar Dono. Eh....emangnya Aulia pekerjaannya penyanyi dangdut," tanya Kasino.

"Ya....iya....lah...emangnya saya bohong," saut Dono.

Indro pun keluar dari melihat Dono dan Indro yang asik ngobrol.

"Coy...ngobrol di dalem aja. Sambil nonton Tv biar lebih asik," kata Indro.

"Bener kata Indro...lebih baik kita ngobrol di dalem..... Kalau di luar nanti masuk angin," saut Kasino.

"Iya..lah saya..ikut aja," ujar Dono.

Dono dan Kasino beranjak dari duduk, lalu masuk ke dalam rumah. Indro bareng juga. Ketiganya duduk di ruang tengah  sambil menyaksikan acara musik di salah satu canel TV. 

Monday, June 25, 2018

SEBUAH KEADAAN ANAK MANUSIA

Sore hari yang dingin di sebuah rumah geribik di pinggiran kota. Dono lagi asik di ruang tamu sedang minum kopi untuk menghangatkan tubuhnya. Hujan pun berhenti. Selang berapa saat Indro pun dateng ke rumah dengan membawa sekresek makan langsung duduk di ruang depan. 

"Sore...Dono," sapa Indro.

"Sore..juga ......Indro. Bawa makan nie....?" tanya Dono.

"Yoi......saya ada sedikit rezeki dari ojek online.... Coba in Dono gorengan.," jawab Indro dengan bangga diri.

Dono langsung mengambil gorengan di dalam kresek. 

"Enak........Indro makanannya. Jadi sekarang naik derajat. Dari ojek pangkalan jadi ojek online," kata Dono.

"Ya..begitulah..namanya juga hidup Dono," kata Indro.

"Yang penting bisa makan. Jangan jadi pencuri aja seperti elit politik di dalam sistem kerja pemerintahan," kata Dono.

"Bener itu bisa makan. Tapi omongan kamu terlalu tinggi Dono saya males ngurusin para elit kepentingan. Banyak program yang di gulirkan di Indonesia di segala bidang tetap saja banyak masalah. Pada akhirnya polemiknya kaya bener atau gak," kata Indro.

"Maksudnya? kontrafersi di setiap karingan stasiun televisi. Itu sih wajar sekali. Para pemimpin di stasiun televisikan ada yang bergelut di politik. Wajar saja memonopoli pemberitaan demi kemenangan partai politik. Apa lagi perhitungan cepat......ya...sama aja di monopoli.......apakah jujur atau bohong kan jadi sangsi. Semuanya demi uang dan kedudukan," kata Dono.

"Maka itu saya males ....nyoblos dalam pemilu serempak....... Karena saya sendiri merasakan hasil dari program pembangunan. Tetap saja saya susah makan," kata Indro.

"Itu hak kamu mau nyoblos atau gak atau nama lainnya pun Golput. Ya tapikan gak bakalan di tangkep sama pihak berwajib. Hanya mensukseskan pesta rakyat yang dana di gulirkan oleh pemerintah. Demi memilih pemimpin yang bagus membangun negeri ini. Pada akhirnya sih sangsi juga. Toh saya juga nganggur. Saban hari cuma ngeladang di tanah orang. Berharap berubah....cuma mimpi di siang bolong," kata Dono.

"Bener sekali...," saut Indro.

Dono beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil piring di dapur. Setelah mendapat mengambil di rak piring dan pekoh berisi air dan gelas di bawa ke ruang tamu.

"Dono gak usah..repot-repot," kata Indro.

"Gak repot kok...cuma air putih sekalian menyalin makan yang di kresek di taruh di piring," kata Dono.

"Oh...begitu saya persilakan....kebetulan saya haus. Kerongkongan saya seret," kata Indro.
Indro langsung menuangkan tekok yang berisi air ke dalam gelas. Dengan cepat Indro minum.

"Segernya.....," kata Indro.

"Indro...kalau mau..ngopi..buat sendiri di dapur. Masih ada air panas di termos," ujar Dono.
"Beres....itu..mah...," saut Indro.

"Indro.....bagaimana dengan pemberitaan tentang tragedi kapal tenggelam danau toba?," tanya Dono.

"Rubik pemberitaan tersebut lagi...hit. Sampai-sampai para bantuan dari tim gabungan TNI dan Porli...untuk mencari para korban tenggelam," kata Indro.

"Oh...begitu. Apakah pemberitaan itu benar atau bohong sih. Takutnya cuma latihan saja di danau toba. Biasanya pemberitaan di media Indonesia kebanyakan kebohongan saja. Kalau ternyata kebohongan saja demi kontraversi alias cari duit," kata Dono.

"Bener...sekali Dono... Jaman now jangan percaya dengan pemberitaan. Semua di rekayasa demi...naikin reting tontonan....saja. Pada akhirnya bagaimana menteri komunikasi yang di usung presiden sekarang?.....banyak gak bisa mengendalikan sistem pemberitaan. Kisruh di mana-mana. Sama seperti omong kosongnya para elit politik yang meminta di pilih oleh rakyat agar mendudukin kursi panas di pemerintahan," kata Indro.

"Ya......begitulah....... Semua di monopoli oleh pihak kepentingan semua. Berkedok jalan yang lurus. Pada hal bisa bengkok juga. Penjahat kok ikut dalam pemilihan. Merusak citra...dari sistem parlemen yang baik jadi buruk," kata Dono.

"Dunia.....ini lebih banyak tipu dayanya...... Yang benar...adalah gorengan ini. Rasanya...campur aduk..... Yang penting enak," kata Indro.

"Bener sekali," saut Dono.

Saat asik ngobrol Kasino pun dateng bertamu. Kasino langsung duduk  bersama Indro dan Dono di ruang tamu. Tanpa basa- basi minum dan makan gorengan yang di sediakan di meja.

"Kasino....kamu kelaparan..?" tanya Dono.

"Iya..saya laper.......... Abisnya dapet borongan kerjaan orang pindahan. Lumayan hasilnya untuk kebutuhan sehari-hari," kata Kasino.

"Rezeki...nomplok.....tuh...Kasino," saut Indro.

"Bener.....rezeki sudah di atur sama Alloh SWT.....," saut Dono.

"Alhamdulilah.........rezeki saya....lagi lancar. Kalian lagi asik ngomongin apa?," kata Kasino.

"Ah...biasa......yang lagi hit sekarang pemilu," kata Indro.

"Bukan pemilu tapi sistem kerja pemerintahan.....lebih tepatnya," saut Dono.

"Berat.....amat omongan kalian...kaya partai politik aja yang berusaha keras mendapatkan kedudukan di pemerintahan dengan segala cara," kata Kasino.

"Maksudnya?" tanya Indro.

"Iya....maksudnya....Kasino," saut Dono.

"Jaman now.......demi mencapai kursi kepemimpinan kan di jalani dua jalan. Satu jalan kebaikan dan ke dua jalan keburukan. Demi impian seseorang dan kelompok. Cuma itu saja," penjelasan Kasino.

"Berarti.....bener...semuanya. Hak suara di monopoli dengan permainan politik uang. Pada akhirnya pejabat yang di pilih baik ya......belum tentu bener," ujar Indro.

"Ya..mau gimana lagi? namanya juga rakyat kecil bisa di bodohin oleh elit berkepentingan. Sampai pemberitaan pun di monopoli oleh partai politik yang bermain di sistem pemerintahan. Jadinya penjahat bisa jadi pemimpin," kata Dono.

"Kalau..begitu...lebih baik golput...aja. Saya tidak peduli dengan sistem kerja pemerintahan ah," kata Indro.

"Ya..itu sih terserah kamu mau mengeluarkan hak suara kamu atau gak," saut Dono.

"Kalau malah itu di kembalikan ke pada diri sendiri bukan kelompok. Kalau kalian percaya silakan kalau gak percaya silakan. Kan tidak ada yang memaksa kalian untuk hak suara kalian dalam pemilu. Toh......hak suara kalian tidak mempengaruhi....dari.....hak suara yang berkepentingan demi kedudukan dan uang," kata Kasino.

"Iya..juga....ya..omongan Kasino. Dari pada saya membohongin diri saya lebih baik saya tidak memilih saja kan saya tidak menanggung dosa. Toh saya tidak percaya dengan program yang di usung oleh elit kepentingan demi mendapatkan kedudukan di pemerintahan. Toh kenyataannya sih saya kerja juga di swasta bukan di pemerintahan. Jadi semau-mau saya," kata Indro.

"Jadi kamu kehilangan kepercayaan terhadap pemimpin yang akan memimpin negeri ini...?" tanya Kasino.

"Jelas...sekali......kehilangan kepercayaan pada pemimpin yang akan memimpin negeri ini. Karena pemimpin di Indonesia ini banyak yang melanggar peraturan sampai lapisan sih...demi keuntungan," kata Indro.

"Saya..juga......terlalu banyak di puter balik di media. Banyak pemberitaan kebohongan dari pada kejujuran. Pada akhirnya saya merasa kehilangan kepercayaan pada pemimpin yang akan saya pilih," kata Dono.

"Kalau begitu...sih..kalian pasti golput. Kalau itu alasannya..sudah. Toh jaman now..ini banyak orang miskin yang terjebak oleh kemiskinan....alias hutang di mana-mana  demi hidup. Makanya ada acara mikrofon pelunas hutang untuk menanggulangi masalah hutang," kata Kasino.

"Kemiskinan.....dimana-mana. Negara pun punya hutang. Gimana negeri ini mau maju," saut Dono.

"Bener.....sekali," saut Indro.

Waktu berlalu cepat sekali. Azan magrib di kumandangkan. Dono, Kasino, dan Indro mengakhiri pembicaraan mereka langsung bergegas ke mesjid untuk melaksanakan sholat magrib.

Sunday, June 24, 2018

MISTERIUS

Dateng sesosok yang gagah ke dalam sebuah ruangan. Dengan santai Toni menyambutnya dan mempersilakan duduk. Toni memberikan sebuah amplop kuning ke pada tamunya. Dengan tanggap tamunya membuka amplop yang di serahkan Toni. 

"Jadi ini orang saya buat mati," kata Pemuda.

"Iya itu orang kamu buat mati," saut Toni.

"Bagaimana uang bayaran saya?" tanya Pemuda.

"Setengah pembayaran sudah di tranfer di rekening kamu. Setengah lagi saya berikan setelah pekerjaan kamu selesai," kata Toni.

"Ok...saya terima pekerjaan ini. Tunggu saja beritannya di seluruh media tentang pembunuhan kepala negara," kata Pemuda.

"Oh..iya...saya ingatkan.. jangan sampai tercium oleh pihak berwajib. Jangan sampai kejadian seperti pemberitaan Teroris yang di kaitkan dengan bom bunuh diri," kata Toni.

"Beres....... saya bekerja sendiri. Agar tidak ada pihak yang mengetahui pekerjaan saya. Kalau begitu saya permisi dulu," kata Pemuda.

"Iya..silakan," saut Toni.

Si Pemuda bersalaman dengan Toni. Setelah itu Pemuda keluar dari kantor Toni. Pemuda mulai menjalankan misinya. Toni segera memanggil sekertaris cantiknya ke dalam kantor.

"Apa yang bisa saya bantu Bos," kata Mila dengan santun.

Toni pun bangun dari tempat duduknya. Lalu mendekati Mila yang cantik dan aduhai. Toni dengan cepat memeluknya. Mila sedikit terkejut, tapi dengan santai menerima pelukan dari Toni.

"Mila yang cantik....saya akan teransfer uang cukup untuk menutup mulut kamu. Jangan ada yang tahu keberadaan klain saya yang baru dateng," kata Toni.

"Baik Bos......Mila akan tutup mulut agar urusan Bos berjalan lancar," jawab Mila.

"Kalau begitu ....ke restoran atau ke hotel?" ajakan Toni.

"Saya..maunya ke restoran.........., saya gak mut main di hotel," kata Mila.

"Bagus..............saya suka dengan kamu........... Kalau begitu berkemas kamu Mila yang cantik. Saya mengajak kamu makan siang," kata Toni.

"Baik Bos," jawab Mila dengan merdu.

Toni melepaskan rangkulannya. Mila keluar dari kantor  di sertai oleh Toni. Mila langsung ke meja kerjanya untuk mengambil tas. Setelah itu Toni dan Mila bergandengan tangan sampai keluar dari gedung dan masuk mobil mewah di parkiran. Toni dengan tanggap mengendarai mobil mewahnya sedangkan Mila duduk di sebelahnya dengan penuh anggun. Toni membawa mobil dengan penuh ketenangan sampai ke restoran mewah untuk makan siang.

Sedangkan Pemuda yang dapet misi Toni segera pulang ke rumah menyiapkan sebuah senapan di simpan di buah tas hitam. Waktu begitu cepat berlalu. Pemuda telah menunggu hari yang di tentukan untuk membunuh. Dengan mengendarai motor sang Pemuda langsung menuju sebuah gedung tidak layak huni. Pemuda telah memperhitungkan jarak tembak ke target yang akan di bunuhnya. 

Pemuda dengan sabar menunggu di lantai atas gedung. Sebuah seniper sudah di siapkan ke sasaran. Waktu menunjukkan pukul WIB 12.00. Sebuah kendaraan sampai pada sebuah gedung. Keluar seorang dari mobil yang di jaga ketat oleh para pihak berwajib. 

Pemuda telah memperhitungkan semuanya dan melihat jelas sasarannya dengan teropong. Pemuda langsung menembak ke arah kepala si sasarannya. Peluru meluncur dengan cepat keluar dari seniper langsung mengenai sasaran.

"Pekerjaan saya beres," kata Pemuda.

Pemuda dengan membereskan semua alat kerjanya di masukkan ke dalam tas. Turunlah Pemuda dengan cepat keluar dari gedung. Di sisilah kehebohan terjadi di tempat kejadian. Pemberitaan merebak seluruh media. Para pihak berwajib bergerak cepat mengefakuasi tempat kejadian.

Toni yang lagi santai duduk di dalam ruang karoke bersama Mila. Tiba-tiba mendapat pesan dari Pemuda lewat sms "Target mati." Toni langsung mengeceknya lewat Tv. Pemberitaan setiap cenel Tv heboh dengan penembakan yang membunuh salah satu kepala negara.

Toni pun senang dengan kerja orang suruhannya. Dengan segera Toni mentranfer  setengah bayaran ke orang suruhannya. 

"Saya tidak salah pilih orang dalam menjalan tugas di dalam dunia hitam. Pantes  di julukin si Pemuda berdarah dingin," kata Toni.

Toni pun melanjutkan bersenang-senangnya bersama Mila di ruang karoke yang di sewanya. Kegembiraan terus sampai terpuaskan. Pemuda pun mendapat bayarannya dengan cepat. Pemuda langsung membakar semua alat kerjanya agar tidak tercium oleh pihak berwajib di sebuah rumah yang sepi di pinggiran hutan. Pemuda langsung berbaur ke lingkungan baru dengan indetitas di kenal seorang guru di sebuah sekolah SMA. Pemuda tersebut di kenal dengan nama Pak Widodo.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK