Sore hari yang dingin di sebuah rumah geribik di pinggiran kota. Dono lagi asik di ruang tamu sedang minum kopi untuk menghangatkan tubuhnya. Hujan pun berhenti. Selang berapa saat Indro pun dateng ke rumah dengan membawa sekresek makan langsung duduk di ruang depan.
"Sore...Dono," sapa Indro.
"Sore..juga ......Indro. Bawa makan nie....?" tanya Dono.
"Yoi......saya ada sedikit rezeki dari ojek online.... Coba in Dono gorengan.," jawab Indro dengan bangga diri.
Dono langsung mengambil gorengan di dalam kresek.
"Enak........Indro makanannya. Jadi sekarang naik derajat. Dari ojek pangkalan jadi ojek online," kata Dono.
"Ya..begitulah..namanya juga hidup Dono," kata Indro.
"Yang penting bisa makan. Jangan jadi pencuri aja seperti elit politik di dalam sistem kerja pemerintahan," kata Dono.
"Bener itu bisa makan. Tapi omongan kamu terlalu tinggi Dono saya males ngurusin para elit kepentingan. Banyak program yang di gulirkan di Indonesia di segala bidang tetap saja banyak masalah. Pada akhirnya polemiknya kaya bener atau gak," kata Indro.
"Maksudnya? kontrafersi di setiap karingan stasiun televisi. Itu sih wajar sekali. Para pemimpin di stasiun televisikan ada yang bergelut di politik. Wajar saja memonopoli pemberitaan demi kemenangan partai politik. Apa lagi perhitungan cepat......ya...sama aja di monopoli.......apakah jujur atau bohong kan jadi sangsi. Semuanya demi uang dan kedudukan," kata Dono.
"Maka itu saya males ....nyoblos dalam pemilu serempak....... Karena saya sendiri merasakan hasil dari program pembangunan. Tetap saja saya susah makan," kata Indro.
"Itu hak kamu mau nyoblos atau gak atau nama lainnya pun Golput. Ya tapikan gak bakalan di tangkep sama pihak berwajib. Hanya mensukseskan pesta rakyat yang dana di gulirkan oleh pemerintah. Demi memilih pemimpin yang bagus membangun negeri ini. Pada akhirnya sih sangsi juga. Toh saya juga nganggur. Saban hari cuma ngeladang di tanah orang. Berharap berubah....cuma mimpi di siang bolong," kata Dono.
"Bener sekali...," saut Indro.
Dono beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil piring di dapur. Setelah mendapat mengambil di rak piring dan pekoh berisi air dan gelas di bawa ke ruang tamu.
"Dono gak usah..repot-repot," kata Indro.
"Gak repot kok...cuma air putih sekalian menyalin makan yang di kresek di taruh di piring," kata Dono.
"Oh...begitu saya persilakan....kebetulan saya haus. Kerongkongan saya seret," kata Indro.
Indro langsung menuangkan tekok yang berisi air ke dalam gelas. Dengan cepat Indro minum.
"Segernya.....," kata Indro.
"Indro...kalau mau..ngopi..buat sendiri di dapur. Masih ada air panas di termos," ujar Dono.
"Beres....itu..mah...," saut Indro.
"Indro.....bagaimana dengan pemberitaan tentang tragedi kapal tenggelam danau toba?," tanya Dono.
"Rubik pemberitaan tersebut lagi...hit. Sampai-sampai para bantuan dari tim gabungan TNI dan Porli...untuk mencari para korban tenggelam," kata Indro.
"Oh...begitu. Apakah pemberitaan itu benar atau bohong sih. Takutnya cuma latihan saja di danau toba. Biasanya pemberitaan di media Indonesia kebanyakan kebohongan saja. Kalau ternyata kebohongan saja demi kontraversi alias cari duit," kata Dono.
"Bener...sekali Dono... Jaman now jangan percaya dengan pemberitaan. Semua di rekayasa demi...naikin reting tontonan....saja. Pada akhirnya bagaimana menteri komunikasi yang di usung presiden sekarang?.....banyak gak bisa mengendalikan sistem pemberitaan. Kisruh di mana-mana. Sama seperti omong kosongnya para elit politik yang meminta di pilih oleh rakyat agar mendudukin kursi panas di pemerintahan," kata Indro.
"Ya......begitulah....... Semua di monopoli oleh pihak kepentingan semua. Berkedok jalan yang lurus. Pada hal bisa bengkok juga. Penjahat kok ikut dalam pemilihan. Merusak citra...dari sistem parlemen yang baik jadi buruk," kata Dono.
"Dunia.....ini lebih banyak tipu dayanya...... Yang benar...adalah gorengan ini. Rasanya...campur aduk..... Yang penting enak," kata Indro.
"Bener sekali," saut Dono.
Saat asik ngobrol Kasino pun dateng bertamu. Kasino langsung duduk bersama Indro dan Dono di ruang tamu. Tanpa basa- basi minum dan makan gorengan yang di sediakan di meja.
"Kasino....kamu kelaparan..?" tanya Dono.
"Iya..saya laper.......... Abisnya dapet borongan kerjaan orang pindahan. Lumayan hasilnya untuk kebutuhan sehari-hari," kata Kasino.
"Rezeki...nomplok.....tuh...Kasino," saut Indro.
"Bener.....rezeki sudah di atur sama Alloh SWT.....," saut Dono.
"Alhamdulilah.........rezeki saya....lagi lancar. Kalian lagi asik ngomongin apa?," kata Kasino.
"Ah...biasa......yang lagi hit sekarang pemilu," kata Indro.
"Bukan pemilu tapi sistem kerja pemerintahan.....lebih tepatnya," saut Dono.
"Berat.....amat omongan kalian...kaya partai politik aja yang berusaha keras mendapatkan kedudukan di pemerintahan dengan segala cara," kata Kasino.
"Maksudnya?" tanya Indro.
"Iya....maksudnya....Kasino," saut Dono.
"Jaman now.......demi mencapai kursi kepemimpinan kan di jalani dua jalan. Satu jalan kebaikan dan ke dua jalan keburukan. Demi impian seseorang dan kelompok. Cuma itu saja," penjelasan Kasino.
"Berarti.....bener...semuanya. Hak suara di monopoli dengan permainan politik uang. Pada akhirnya pejabat yang di pilih baik ya......belum tentu bener," ujar Indro.
"Ya..mau gimana lagi? namanya juga rakyat kecil bisa di bodohin oleh elit berkepentingan. Sampai pemberitaan pun di monopoli oleh partai politik yang bermain di sistem pemerintahan. Jadinya penjahat bisa jadi pemimpin," kata Dono.
"Kalau..begitu...lebih baik golput...aja. Saya tidak peduli dengan sistem kerja pemerintahan ah," kata Indro.
"Ya..itu sih terserah kamu mau mengeluarkan hak suara kamu atau gak," saut Dono.
"Kalau malah itu di kembalikan ke pada diri sendiri bukan kelompok. Kalau kalian percaya silakan kalau gak percaya silakan. Kan tidak ada yang memaksa kalian untuk hak suara kalian dalam pemilu. Toh......hak suara kalian tidak mempengaruhi....dari.....hak suara yang berkepentingan demi kedudukan dan uang," kata Kasino.
"Iya..juga....ya..omongan Kasino. Dari pada saya membohongin diri saya lebih baik saya tidak memilih saja kan saya tidak menanggung dosa. Toh saya tidak percaya dengan program yang di usung oleh elit kepentingan demi mendapatkan kedudukan di pemerintahan. Toh kenyataannya sih saya kerja juga di swasta bukan di pemerintahan. Jadi semau-mau saya," kata Indro.
"Jadi kamu kehilangan kepercayaan terhadap pemimpin yang akan memimpin negeri ini...?" tanya Kasino.
"Jelas...sekali......kehilangan kepercayaan pada pemimpin yang akan memimpin negeri ini. Karena pemimpin di Indonesia ini banyak yang melanggar peraturan sampai lapisan sih...demi keuntungan," kata Indro.
"Saya..juga......terlalu banyak di puter balik di media. Banyak pemberitaan kebohongan dari pada kejujuran. Pada akhirnya saya merasa kehilangan kepercayaan pada pemimpin yang akan saya pilih," kata Dono.
"Kalau begitu...sih..kalian pasti golput. Kalau itu alasannya..sudah. Toh jaman now..ini banyak orang miskin yang terjebak oleh kemiskinan....alias hutang di mana-mana demi hidup. Makanya ada acara mikrofon pelunas hutang untuk menanggulangi masalah hutang," kata Kasino.
"Kemiskinan.....dimana-mana. Negara pun punya hutang. Gimana negeri ini mau maju," saut Dono.
"Bener.....sekali," saut Indro.
Waktu berlalu cepat sekali. Azan magrib di kumandangkan. Dono, Kasino, dan Indro mengakhiri pembicaraan mereka langsung bergegas ke mesjid untuk melaksanakan sholat magrib.
No comments:
Post a Comment