Siang hari cerah di sebuah ruang yang tertutup. Kasino menunggu Indro dan Dono dateng. Sekian lama menunggu di dalam ruangan kantor sambil main game tetris. Akhirnya dateng juga Indro dan Dono masuk ke dalam ruang kerja Kasino, langsung duduk si sofa yang empuk.
"Ada apa Kasino ....kami berdua di suruh dateng ke sini?," tanya Indro.
"Iya...betul....sekali, padahal saya lagi sibuk....untuk mendapat cinta Claudiya Sintia Bela," kata Dono.
"Ngacok ...lagikan....jangan ngejer target yang udah ada suaminya...pamali..tahu merusak hubungan orang yang lagi happy-happy-nya. Kaya gak di ajarkan tata krama sama orang tua saja," ujar Indro.
"Iya...tahu...kan cuma...mainan," kata Dono yang manyun.
"Bener......kata Indro..., tapi saja juga ada masalah tentang persoalan dengan cewek. Maka itu saya minta bantuan kalian infestigasi....masalah ini," kata Kasino.
"Kaya...nya..masalahnya besar...banget," saut Indro.
"Betul-betul..," saut Dono.
"Itulah...masalahnya saya tidak mau masalah kecil ini jadi besar," kata Kasino.
"Itu...mudah..., masalahnya siapa yang di targetin untuk di kami buntutin?," tanya Indro.
"Iya...bener....siapa orang yang harus kami buntutin?," ujar Dono.
"Tunggu...sebentar," kata Kasino.
"Ok......," jawab Indro dan Dono.
Kasino bergerak dari tempat duduknya, lalu mengambil dokumen yang di simpan di meja kerjanya.
"Mana dokumennya," celoteh Kasino.
"Kasino.......cari dokumennya pelan-pelan...jangan terburu-buru. Kami tidak kemana-mana kok," kata Indro.
"Iya..betul...sekali," saut Dono.
"Iya.......tunggu..sebentar, nah...ini dokumen yang saya perlukan," kata Kasino.
Kasino mengambil dokumen di dalem laci. Lalu Kasino kembali duduk bersama Dono dan Indro untuk membahas persoalan.
"Ini...Dono dan Indro dokumennya," kata Kasino.
"Coba...saya...lihat," kata Indro.
"Iya..saya..lihat juga," saut Dono
Dokumen di dalem amplop coklat di buka oleh Kasino dan Dono. Lalu Indro mengeluarkan isinya pelan-pelan.
"Loe......kok..............tablet," kata Indro.
"Iya..tablet..., " saut Dono.
"Iya..tablet...tapi......isinya di dalem ada video yang meremukan hati saya...," saut Kasino.
"Bener-bener....percepatan teknologi......, saya kiraan foto," kata Indro.
"Kalau saya...kiraan..surat-surat penting gitu," kata Dono.
"Ya...udah analisa video itu," perintah Kasino.
"Ok...beres......," jawab Dono dan Indro.
Dono dan Indro menghidupkan tablet. Lalu melihat vidio di dalam draf penyimpanan. Dengan seksama Dono dan Indro menonton video amatir tersebut.
"Bagaimana pendapat kalian?," tanya Kasino.
"Ya....kira..in..masalah besar...ini..mah masalah kecil," jawab Indro.
"Bener sekali.......," saut Dono.
"Jadi....kesimpulan kalian berdua.....?," tanya kembali Kasino.
"Gimana Dono......, saya memberi penjelasan atau kamu pada Kasino," kata Indro.
"Ya..........kamu..aja ...Indro....., kamu pinter banget..terlihat dari kepalamu yang gak ada rambutnya..kaya Profesor," kata Dono.
"Jangan bawa-bawa kepala dong....saya..marah nie...," kata Indro.
"Takut........bencanda tahu," kata Dono.
"Sama...saya juga.....jelas-jelas botak...untuk apa di omongin," kata Indro.
"Ya.....bahas yang gak penting. Ayo...analisa kalian berdua," perintah Kasino.
"Baiklah...saudara Kasino yang terhormat......video amatir...ini cuma bohongan.....maksud di sekenarioin jalan ceritanya ada yang janggal atau ganjil kaya sinetron ceritanya melompat dari jalur cerita, tapi..motifnya baik atau engak saya dan Dono tidak tahu," penjelasan Indro.
"Saya..tambahin ya...Kasino....nie..cewek jadi target kami ini....ternyata........hanya di permainkan keadaan. Dari latar sebuah pengambilan. Videonya yang diambil bener......tapi jalan ceritanya itu loh.... sama kata penjelasan Indro....... ganjil," kata Dono.
"Jadi...bener..saya prasangka buruk sama pacar saya bernama Diana...," kata Kasino.
"Wah...kacau...Kasino punya pacar gak...bilang-bilang," saut Dono.
"Dasar Telmi (Telat Mikir)...dari tadi Kasino....udah ngasih petunjuk ini masalah urusan pribadi. Dan juga nama Diana kan ada di file yang kita berdua klik," penjelasan Indro.
"Maaf...deh.....kalau saya Telmi...," saut Dono yang cembetut.
"Ya..udah kalian bener......semuanya, Saya mau telpon Diana biar urusan ini cepat selesai tidak jadi beban pikiran. Nantinya malah gangu urusan pekerjaan," kata Kasino.
"Setuju......," jawab Dono dan Indro.
Kasino mengambil Hpnya di saku bajunya, langsung memecet nomor Diana. Selang berapa saat Kasino menunggu dengan perasaan gundah gulana akhirnya Diana pun mengangkatnya.
"Dek ....maaf Kakak karena tidak percaya dengan Adek Diana," kata Kasino memohon.
"Iya....Adek maafkan.........semuanya. Ini semua kesalahan Adek juga...karena pergaulan Adek yang terlalu fulgar. Video itu di rekam oleh Mila saat ulang tahunnya dan cowok dalam video ini adiknya Mila. Proses pengambilan seperti di rekayasa Mila. Udah itu filenya di kirim ke tablet Adek. Ketika Kakak main ke rumah dan melihat table tergeletak di meja. Lalu mencoba mencari tahu isinya. Ternyata adegan video amatir tersebut. Sontak Kakak marah meminta penjelasan. Pada akhirnya terjadilah....pertengkaran kita berdua," kata Diana menjelaskan segalanya.
"Oh....begitu..... kronologis cerita sebenarnya. Sayanya gampang emosional. Maka itu saya juga minta 2 sahabat saya untuk menganalisa video amatir itu bener atau tidaknya. Supaya tidak terprofokasi keadaan lagi. Sama seperti partai politik di jatuhkan lewat video atau artis yang lagi melejit karirnya di jatuhkan video amatiran yang tidak bertanggung jawab," penjelasan Kasino.
"Jadi..........kecemburuan Kak Kasino...adalah Cinta...bukan," kata Diana.
"Eeeee..............gimana......ya........? ya Cinta.....lah...bumbunya...Cinta adalah Cemburu," kata Kasino.
"Dasar....comok banyak egonya.......kalau...Cinta..diam seribu bahasa...cewek udah nunjukkin dengan segala pesona....gak di anggap...kalau di ambil orang aja..berreaksi..," celetuk Diana.
"Kamu...yang..bener...semua..Dek.... Kakak Kasino...mengalah demi...kelanjutan hubungan kita berdua," kata Kasino.
"Gitu...dong...cowok...harus banyak mengalah......demi Dewi Cintanya.........yang menjaga perasaan tentang kesetian," kata Diana.
"Ok...saya....akui...Dewi Cinta, peluk dan cium untuk Adek tersayang. Kakak udah dulu teleponannya," kata Kasino.
"Okkkkkk...," saut Diana.
Kasino mematikan teleponnya begitu Diana. Langsung Kasino duduk kembali bersama dengan Dono dan Indro.
"Kalian berdua..sahabat terbaik saya... terima kasih atas batuannya," kata Kasino.
"Ya....sama-sama," jawab Dono dan Kasino.
Kasino mengajak Dono dan Indro keluar dari kantor untuk makan siang bersamanya di warung kopi tempat biasa mereka ngumpul.
No comments:
Post a Comment