Malam hari yang cukup dingin di ruang kerja. Dono masih asik mengotak-atik komputer kantor. Saat itu Indro masuk ke dalam ruangan kantor. Langsung duduklah di sofa kantor sambil minum sebotol teh yang enak dan beberapa jajanan kecil yang Indro bawa.
"Emmmmm....enak banget.....minuman dan makan ini," kata Indro.
"Berisik............," saut Dono.
"Lagi.....ngapain Dono serius banget...........kayanya?," tanya Indro.
Dono pun menghentikan kerjaannya di komputer duduk bersama Indro.
"Bagi....ya...Indro makan dan minumannya....," mohon Dono.
"Saya...kiraan.........bener-bener lagi ketus..........biasanya banyak masalah. Ya.... niiii...ambil aja di kresek," kata Indro.
Dengan segera Dono mengambil makanan dan minumnya.
"Enak...juga makan dan minumannya......, oh yang tadi....maaf ya.....Indro.......karena saya lagi sibuk ngurusin tulisan saya," kata Dono.
"Ya....kan....bener sekali.........pasti kamu lagi ada masalah.....saya tahu sifat kamu lah Dono," kata Indro.
"Iya...deh kamu orang paling baik deh," puji Dono.
"Biasa...aja kali. Sebenarnya kamu nulis apa? sampae ribet banget sih?" tanya Indro.
"Biasa....beberapa tulisan Cerpen di kehidupan saya," kata Dono.
"Jadi....semua kejadian bohong atau jujur di sekitar kita kamu tulis semuanya," kata Indro.
"Ya..iyalah...namanya juga surat kabar atau koran harian," penjelasan Dono.
"Hebat...kamu Dono bisa menyusun semua masalah di sekitar kita di buat menjadi cerita pendek," pujian lagi Indro.
"Hebat gak juga sih....cuma pandai analisa saja," kata Dono.
"Jadi kamu...menganalisanya....., sekarang saya tanya tentang pemerintahan. Masalah pemilihan serentak bagaimana Dono?" tanya langsung Indro.
"Itu sih gak ada gunanya.....politik yang baik adalah ikut peraturan di pemerintahan saja sudah cukup dan banyak diam. Jangan banyak ngoceh di berbagai media sosial. Ya...kalau benar analisanya, kalau salah bagaimana?. Padahal para elit politik harus banyak jaga omongannya. Karena mereka di analisa dari sepak terjangnya. Pada banyak yang jatuh karena bisa di sengaja atau di jebak oleh media atau lawan tandingnya baik di dalam internal maupun eksternal," sedikit penjelasan Dono.
"Kok gak nyambung sih Dono.....kan saya tanya masalah pemilihan serentak?" tanya kembali Indro.
"Eeeh...dibilangin...jadi warga yang baik ya ikut serta saja untuk kemajuan negeri ini. Selama nilainya positif. Yang buruk di buang jauh-jauh......," kata Dono.
"Kalau saya pikir omongan kamu sih...ada bener juga sih..........politik yang baik diam dan mengikuti semua peraturan demi kemajuan suatu negeri," kata Indro.
"Jadi kalau semuanya berhasil dalam menjalankan peraturan dengan tertip. Jadi benarlah pemimpinnya berhasil membangun negeri. Jika gagal karena beberapa kebijakan ...biasanya di tarik kebijakannya untuk di evaluasi...supaya tidak terjadi kehancuran secara berkala di dalam internal dan eksternal pemerintahan..............jadi solit semuanya................," kata Dono.
"Wah...kalau begitu sih sip deh...," saut Indro.
Tiba-tiba datenglah Kasino dan seorang gadis cantik langsung duduk bersama Dono dan Indro.
"Lagi enak bener ni kalian berdua?," tanya Kasino.
"Ya...biasa...Kasino....jajanan kecil," kata Indro.
"Betul....betul..betul..," saut Dono.
"Kaya..upin dan ipin aja omongan mu Dono," samber Kasino.
"Sayakan..masih kanak-kanak," kata Dono.
"Ngomong-ngomong siapa gadis bersama mu Kasino...kenalin kita dong?" tanya Indro.
"Oh.......kenalin nama Anisa......panggilannya Nisa...., temen kerja saya dan Nisa ini semua teman baik saya yang bekerja di bengkel. Yang kaya bemo namanya Dono, sedangkan botak ini namanya Indro, " kata Kasino.
"Ohhhhhh.........saya masih ada harapan untuk jadian sama Nisa," gerutu Dono dengan suara kecil.
"Temen kerja...toh........., jadi Kasino dia ajak kesini untuk urusan bisnis apa?," tanya Indro.
"Biasa jual beli perhiasan," kata Kasino.
"Perhiasan....memangnya kamu mau nikah Kasino?," tanya Dono.
"Itumah....masih lama.......Dono....., Ini bisnis aja kok," ujar Kasino.
"Bagus itu....., eh Nisa .....kamu kalau bekerja sama Kasino beruntung banget deh," kata Indro sedikit profokasi yang baik.
"Mulai...yang aneh......," sautnya Kasino.
"Enggak...apa-apa kok nama juga beradaptasi dengan keadaan. Sifat teman-teman Kasino yang sedikit nyeleneh," kata Nisa menjelaskan dengan penuh sopan.
"Waw.......gak salah saya suka sama dia," kata hati Dono bicara.
"Bener-bener cewek elegan banget," kata hati Indro.
"Ya..udah..saya mau pergi dulu sama Nisa...ada urusan penting," kata Kasino.
"Kok buru-buru amat sih..........Kasino?," tanya Indro.
"Iya...buru-buru amat," saut Dono yang agak muram durja.
"Saya cuma lihat kerjaan kalian berdua, kalau bagus dan rapih saya.......beresin kerjaan yang lain," kata Kasino.
"Dasar pekerja keras," kata Dono dan Indro.
"Iyalah ...kalau gak kerja keras gak makan tahu," jawab Kasino dengan tegas.
Kasino dan Nisa pergi meninggalkan ruangan kantor. Sedang Dono kembali menyelesaikan tulisannya di blog. Karena Indro kecapean memberesin bengkel, langsung gelosor di sofa. Selang berapa saat Indro tidur. Dono yang melihat temannya tidur langsung mengambil selimut untuk supaya Indro tidak ke dinginan. Karena pekerjaan menulisnya selesai, lalu Dono mengelar karpet di lantai. Langsung Dono merebahkan dirinya. Tidur dengan tenang Dono dan Indro di ruang kantor tempat mereka bekerja.
No comments:
Post a Comment