Siang hari di pinggiran sungai. Dono sedang asik memacing. Dengan santai Dono menunggu umpan di makan ikan. Dono tetap membaca komik untuk menghilangkan kejenuhan dari memancing. Beberapa jam Dono menunggu di pinggiran sungai. Umpan pun belum juga di makan ikan. Padahal buku yang di baca Dono udah banyak.
"Jenuh amat........ya......," celoteh Dono.
Tiba-tiba datang Kasino menghampiri Dono dalam yang sedang sabar menunggu.
"Hai .....Dono.......udah dapet ikan?" tanya Kasino.
"Belum...........Kasino........," jawab Indro.
Kasino pun duduk di samping Dono dan mengambil beberapa buku komik.
"Banyak komik yang kamu baca Dono.......," kata Kasino.
"Ia..........untuk menghilangkan kejenuhan dalam memancing," kata Dono.
"Oh...iya bagaimana dengan pekerjaan kamu menulis blog.....?," tanya Kasino.
"Itu...cuma.....iseng.........ya.... kalau bener dapat uang dari blog di alhamdulilahin," kata Dono.
"Saya lihat hasil tulisan kamu tidak begitu menjual," ujar Kasino.
"Itu sih....bener...sekali.....nama juga amatiran. Untuk meluangkan waktu kosong aja," kata Dono.
"Apa semua tulisan itu karya kamu?," tanya Kasino.
"Ya........engaklah.....kadang di adaptasikan dari karya orang lain. Kadang juga nama penulisnya tidak di masukan. Sengaja untuk mengetes aja apa reting penjualan menguntung di pihak karya orang lain atau di pihak saya?," kata Dono.
"Berhasil......reting penjulan tulisan blognya...?," tanya Kasino.
"Enggak juga lah.....di komentarin baik dan buruk juga enggak. Dari pihak penulis karyanya di pakai saja lewat email.....saja enggak..........istilah kata di ambaikan...," kata Dono.
"Jadi selama ini...blog kamu tidak menghasilkan uang...........?," tanya Kasino.
"Nolllllllllllllllllllllllll................rupiah atau pun dolar. Saya sih sadar dengan kompetisi di bidang penulisan blog. Banyak tulisan orang lebih baik sampai di bukukan. Apalagi kalau ngocek di sosial media yang lain.........lebih gila...........gak pikir pake otak kalau nulis," kata Dono.
"Itu sih bener banget.......sosial media....penghubung untuk berinteraksi lebih jauh lagi tapi di persempit lewat teknologi. Tetap saja ada batasan hukum yang menaungi hak dalam memberikan infomasi yang baik. Untuk mencegah dari kontrafesi yang dapat mempengaruhi masyarakat. Pada akhirnya konflik makin banyak dan berkepanjangan," kata Kasino.
"Itu sih bener banget...........konflik di buat untuk meningkatkan reting penjualan di media apapun. Karena banyak cerita antara jujur dan bohong. Kaya sinetron tiap hari di tayangkan......... Banyak cerita yang masuk akal dan tidak masuk akal," kata Dono.
"Nama juga nyari uang................segala cara di gunakan untuk meningkat diri maupun kelompok," kata Kasino.
Asik dalam pembicaraan datenglah Indro dengan membawa sesuatu di dalam plastik kresek berwarna hitam.
"Woy...kalian berdua udah makan belum?," tanya Indro.
"Belum.......lagi nunggu dapet ikan........," jawab Dono.
"Saya juga belum jugalah," Jawab Kasino.
"Kebetulan nie....ada sedikit makan dari hasil penjulan saya......yang belum laku...lebih baik sa
ya sodakohin pada orang miskin seperti kalian," kata Indro.
ya sodakohin pada orang miskin seperti kalian," kata Indro.
"Ia...sih yang kaya.....ada kerjaan....kita berdua lagi ngangur gak ada kerjaan," kata Dono.
"Bener banget.....Indro...kaya.........ilmunya," saut Kasino.
Dono dan Kasino mengambil makan yang di suguhin Indro. Dengan segera Dono dan Kasino membuka bungkusan.
"Emmmmm...enak banget.......ikat bakar," kata Dono.
"Dono ......lebih enak ini...dari pada ikan di kali yang kamu pancing seharian," kata Kasino.
"Iya...lah.....kan udah di masak..., kalau ikan itu sih....masih diusahakan," kata Dono.
"Jangan...banyak ngomong.....kalau urusan makan...nanti keselek......ya udah saya tinggal dulu saya banyak urusan," saut Indro.
"Ia sekali lagi..terima kasih atas sodakohnya....," kata Kasino.
"Terima kasih banyak," saut Dono.
"Iya...sama-sama," jawab Indro.
Indro meninggalkan Dono dan Kasino yang sedang asik makan. Saat lagi asiknya dono menyantap makannya. Umpannya di makan ikan. Dono dengan sergap menaruh makanannya di rerumputan, lalu mengangkat pancingannya di tancap di tanah. Dengan sekuat tenaga Dono menarik tali pancingan sampai dapet ikan. Tapi tiba-tiba ikan makin berontak dengan sangat kuat. Dono mulai kewalahan.
"Kasino....tolongin.....nie..kayanya saya dapet ikan besar," kata Dono.
"Iya....iya saya bantu," kata Kasino.
Kasino mulai menaruh makannya di rerumputan. Kasino memegang pancingan bersama Dono. Dengan sekuat tenaga berusaha menarik pancingan. Akhirnya dapet ikan yang sangat besar sekali.
"Hore...hore....saya dapet lele dumbo," kata Dono.
"Ikan lelenya besar banget. Sebesar paha Dono. Monster Ikan di daerah sini," kata Kasino.
"Saya seneng banget....yoooo....Kasino kita pulang hari juga sudang sore," kata Dono.
"Iya kita pulang......toh hasil kerja hari ini dapet ikan lele dumbo yang besar banget," kata Kasino.
"Iya Kasino tolong bantuan masukin buku-buku komik ke dalam kantong plastik," kata Dono.
"Beres...deh saya bantuin....dan juga sekalian makan saya juga belum abis di makan. Kalau di buang mubasir pemberian teman kita yang baik," kata Kasino.
"Itu....bener banget sekalian saja punya saya Kasino," kata Dono.
"Beres....," jawab Kasino.
Dono membawa ikan lelenya dengan di pangul. Kasino menyertai Dono dalam perjalan menuju pulang ke rumah. Sampai di pinggir jalan besar bertemu lagi dengan Indro dengan mengendarai motor.
"Kalian berdua...mau pulang saya anterin. Donnnnnn...ikan hasil tangkapan mu luar bias," kata Indro.
"Jelas..aja...saya sabar menunggunya," kata Dono.
"Itu sudah rezeki Dono....hari ini," saut Kasino.
Dono dan Kasino naik motor bututnya Indro.
"Ayo jalan tukang..ojek pangkalan," kata Dono.
"Bukan tukang ojek pangkalan......Indro, tapi tukang ojek online," saut Kasino.
"Jadi kecepatan saiber lagi...," kata Dono.
"Jelaslah.......teknologi dan informasi mendukung untuk memudahkan mendapatkan pekerjaan jika berpikir positif," kata Indro.
"Ya..udah...jalan tukang ojek online...," kata Kasino.
"Beres........saya anter sampai tujuan dengan jaminan keselamatan," kata Indro.
"Sipppppppppppppp......," jawab Dono dan Kasino.
Indro mengendari motornya dengan hati-hati karena bonceng Dono dan Kasino di belakang. Terlihat mereka kaya tiga pentol korek api berjalan di jalan raya. Pingir jalan ada Ibu dan anak memandang mereka bertiga.
"Itu...cacean.......," kata anak kecil berteriak pinggir jalan.
"Mana............mana? ," ujar Ibunya.
"Itu... yang lagi berjalan," kata anak kecil kembali.
"Iya...cabe-cabeannnnnnn...tapi udah uzur.....," saut Ibunya.
Ibu dan anak berjalan cepat menuju rumahnya dan mengabaikan Dono, Kasino dan Indro di atas satu motor.
No comments:
Post a Comment