Malam hari, ya bulan bersinar dengan baik. Ya setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus...di chenel Allplay Ent, ya seperti biasa sih....Budi duduk santai di depan rumahnya, yaaa sambi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca dengan baik cerpen gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Rajshri Trivedi tinggal di Meerut bersama orang tua dan neneknya. Ibunya ingin dia menikah, tetapi dia terus-menerus dicap "sehat" karena gemuk. Dia bercita-cita menjadi Presenter Olahraga tetapi ibunya menentang keinginannya. Di sisi lain, ada Saira Khanna yang tinggal di New Delhi dan bercita-cita menjadi perancang busana dan membuka lini busananya sendiri, meskipun dia dicap "sehat" karena gemuk. Dia memiliki pacar yang hanya mengincar uangnya dan memberinya harapan palsu bahwa dia akan mewujudkan mimpinya. Suatu hari, dia mengejutkan pacarnya dengan datang ke rumahnya, hanya untuk mengetahui bahwa dia bersama wanita lain dan bercinta dengannya. Saira patah hati. Segera setelah itu, Saira meninggalkannya dan pergi ke London. Sementara itu, Rajshri mendapat tawaran sebagai presenter olahraga di London. Segera, setelah kejadian itu, keduanya bertemu dan berbagi masalah hidup mereka. Mereka kemudian memutuskan untuk mewujudkan impian mereka dan menjadi sukses.
***
Budi selesai baca cerpen, ya baca cerpen yang lain dengan judul Dabangg 3, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Cerita polisi korup namun sangat dicintai, ASP Chulbul Pandey, mencegah perampokan di sebuah pernikahan, dan memukuli para penjahat dan pemimpin mereka, Gullu, hingga babak belur. Gullu kemudian setuju untuk kembali ke pekerjaan paruh waktunya sebelumnya sebagai pemain terompet band pernikahan, dan Chulbul Pandey terlihat menghadapi kehidupan sehari-hari istrinya Rajjo, saudara laki-laki Makhanchand "Makkhi" Pandey, juga seorang polisi, dan putranya, sementara ayahnya Prajapati Pandey tinggal di rumah bersama Rajjo. Makkhi tampaknya menikmati gaya hidup mewah hampir sepanjang waktu. Suatu hari yang menentukan, seorang gadis putus asa, mungkin terluka, tiba dengan tergesa-gesa di stasiun Makkhi setelah melarikan diri dari suatu tempat dan mencari bantuan; Makkhi, yang berharap untuk menghukum para penculiknya, yang mencoba menjual dirinya dan gadis-gadis lain, bergabung dengan Chulbul, dan setelah perkelahian, kedua bersaudara itu menangkap Chinti Walia, yang menjalankan jaringan prostitusi.
Saat mencoba memaksa Chinti untuk mengaku di kantor polisi, Chulbul mencegat seorang pengacara dan beberapa penjahat yang datang untuk membebaskan Chinti. Namun, ia merobek surat perintah pengadilan, dan dalam keputusasaan, pemimpin penjahat itu tetap melanjutkan panggilan videonya meskipun Chulbul tersenyum ke layar. Beberapa menit kemudian, pemimpin itu menunjukkan panggilan video itu ke Bali Singh, yang melihat Chulbul, yang kembali melihat ke kamera ponsel untuk mengunjungi Bali. Terkejut tak terlukiskan, ia mengenang masa mudanya, mengingat nasibnya bersama Bali.
Bertahun-tahun yang lalu, ketika ia masih muda, Chulbul, yang nama aslinya adalah Dhaakad Chand Pandey, jatuh cinta dengan seorang gadis, Khushi, yang awalnya dianggap sebagai calon istri Makkhi, setelah ia melihat foto Khushi di tangan Makkhi, dan memberi tahu ibunya, Naini Devi, bahwa ia akan cocok untuk menggantikan Makkhi; beberapa hari kemudian, paman dari pihak ibu Khushi, Prabhat, dan bibi dari pihak ibu, Janki, menyetujui perjodohan antara Dhaakad dan Khushi, dan keduanya mulai saling mendekati. Pada saat yang sama, Bali, seorang preman yang kejam dan kejam, mengincar Khushi dan mulai mengatur pernikahannya dengannya. Namun, ketika ia melihat Dhaakad bersama Khushi, ia memutuskan untuk membunuh Khushi dan keluarganya tepat di depan mata Dhaakad setelah membujuknya ke tempat itu. Prabhat dan Janki terbunuh, dan Khushi terlempar dari tebing hingga mati. Akibatnya, Hariya dan putrinya Rajjo yang terungkap sebagai teman Khushi, sangat terpengaruh; Hariya menjadi pecandu alkohol, sementara Dhaakad, yang dijebak oleh Bali dan menghabiskan banyak waktu di penjara atas kematian tersebut, dirawat oleh Komisaris Satendar Singh setelah menyelamatkannya dari para penyerang, dan berubah menjadi polisi yang tegang, menamai dirinya Chulbul, untuk mengenang Khushi, yang membentuk kejadian-kejadian.
Saat ini, Chulbul, setelah menyampaikan seluruh episode ini kepada Prajapati dan Rajjo, memutuskan bahwa ia sudah muak, dan ia perlu menutup bab ini sekali dan untuk selamanya. Sementara itu, Makkhi yang tidak menarik disesatkan oleh Bali agar berbalik melawan Chulbul, hampir menamparnya setelah ia juga dipromosikan ke pangkat ASP. Tindakan itu menyebabkan ia diusir dari rumah oleh Prajapati, dan ia bekerja sama dengan Bali secara aktif. Bali, yang akan menjadi politisi dan menteri dalam pemilihan mendatang, berencana untuk membawa truk berisi uang. Dengan demikian, ia memindahkan Makkhi dan banyak polisi lain di lingkarannya ke satu lokasi bersama untuk memudahkan transportasi. Chulbul mencegat truk itu dan membuat mata-mata Bali di kepolisian melawan Bali sendiri. Sebagai balas dendam, Bali menculik beberapa rekan Chulbul dan memukulinya dengan brutal hingga hampir mati sampai Chulbul masuk lagi dan membebaskan mereka semua, bahkan ketika Bali telah melarikan diri bersama Makkhi dan beberapa kaki tangannya yang dapat diandalkan.
Berusaha memancing Bali agar melakukan tindakan yang kontraproduktif, Chulbul menculik Menteri SS Sharma dan saudara iparnya dengan melakukan taktik dengan bantuan Gullu dan memaksa mereka untuk mengaku, yang kemudian menjadi viral. Bali menyadari hal yang sama, dan Makkhi membantunya melacak mereka karena ia mengenali tempat persembunyian itu. Sesampainya di sana, Bali membunuh Sharma dan melukai saudara iparnya; sebagai balasan, ia mengirim pegulat untuk menyerang Rajjo dan putranya, tetapi Chulbul tiba tepat waktu untuk menyelamatkan keduanya.
Beberapa waktu kemudian, Chulbul menerima telepon dari Prajapati, yang memberi tahu bahwa Rajjo belum pulang. Merasakan campur tangan Bali dalam masalah ini, ia menyerbu tambang tempat Bali menyandera Rajjo, dan yang mengejutkan, Makkhi sendiri – Makkhi selalu berada di pihak Chulbul, dan itu adalah permainan saudara-saudara untuk membakar dupa di Bali; setelah pertarungan yang sengit, Chulbul membunuh Bali dengan menusuknya di paku logam. Ia kemudian mengubur Bali di reruntuhan.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Memang Eko melihat dengan baik ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng yang seperti biasanya isinya air panas gitu, ada piring yang ada singkong rebus, ada mainan topeng yang terbuat dari kardus, yaaa dan buku gambar gitu.
"Kopi," kata Eko.
"Eko mau kopi. Ya Eko buat sendiri!" kata Budi.
Budi memberikan satu bungkus sachet kopi ABC pada Eko, ya Eko mengambil satu bungkus sachet kopi ABC gitu.
"Kopi ABC," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kopi ABC beli di warung kan Budi...?" kata Eko.
"Ya iyalah Eko...kopi ABC...beli di warung!" kata Budi.
"Warung Jawa apa warung Padang?" kata Eko.
"Warung China," kata Budi.
"Beneran apa tidak Budi....warung China?" kata Eko.
"Sekedar becandaan saja aku beli warung China. Warung dekat rumah warung Jawa!" kata Budi.
"Warung Jawa," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Zaman sekarang sih....ngetrennya sih toko ini dan itu...berdasarkan film juga sih. Hal biasa untuk masyarakat zaman dulu sampai sekarang sih...warung ini dan itu," kata Eko.
"Hal biasa...untuk masyarakat zaman dulu dan sekarang sih...warung ini dan itu," kata Budi.
"Permodalan juga dari sekala kecil sampai sekala besar urusan usaha warung atau toko," kata Eko.
"Realitanya memang begitu sih...urusan modal usaha warung atau toko.....sekala kecil dan sekala besar," kata Budi.
"Demi hidup ini....roda ekonomi di gerakan dengan baik...sama orang-orang yang menjalankan usaha warung atau toko," kata Eko.
"Memang realitanya memang begitu sih...roda ekonomi di gerakan dengan baik sama orang-orang yang menjalankan usaha warung dan toko," kata Budi.
"Cerita misteri....tetap kan Budi...cerita orang-orang yang menjalankan usaha warung atau toko...pake ilmu ini dan itu tujuannya usaha warung atau toko yang di jalankan laris manis?" kata Eko.
"Dari zaman dulu sampai zaman sekarang, ya tetap sih...cerita misteri tentang orang-orang pake ilmu ini dan itu tujuannya usaha warung atau toko...laris manis, ya seperti cerita film dan sinetron...misteri gitu," kata Budi.
"Nama juga manusia. Ada yang paham agama dan ada yang tidak paham agama," kata Eko.
"Yaaa bener sih...omongan Eko!" kata Budi.
"Bagi yang paham agama, ya tetap berjalan di jalan baik demi kebaikan bersama!" kata Eko.
"Bener omongan Eko!" kata Budi.
"Buat kopi ABC!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko membuat kopi ABC dengan baik. Singkat cerita sih, ya kopi jadi dan Eko meminum kopi ABC dengan baik gitu.
"Kopi ABC...enak rasa!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko selesai minum kopi, ya gelas yang berisi kopi di taruh di meja gitu.
"Andai-andai," kata Eko.
"Obrolan andai-andai kan Eko?" kata Budi.
"Iya Budi...obrolan andai-andai!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Andai-andai yang aku inginkan minum kopi dengan artis Arie Kriting di warung kopi sambil ngobrol urusan sepak bola sampai urusan politik yang ada di Papua," kata Eko.
"Oke juga sih...andai-andai Eko...minum kopi di warung kopi dengan artis Arie Kriting," kata Budi.
"Kalau Budi...andai-andai minum kopinya...dengan siapa?" kata Eko.
"Dengan Presiden Gusdur!" kata Budi.
"Kalau andai-andai minum kopi di warung kopi dengan Presiden Gusdur sih...berarti sih hantunya. Kan Presiden Gusdur telah lama meninggal gitu," kata Eko.
"Ya kalau cerita misteri kan tidak ada masalah kan Eko...minum kopi di warung kopi...sama hantu Presiden Gusdur?" kata Budi.
"Memang tidak ada masalah sih...kalau cerita cerita misteri. Budi minum kopi di warung kopi dengan hantu Presiden Gusdur. Orang-orang takut hantu, ya pergi meninggalkan warung kopi dengan baik," kata Eko.
"Nama juga manusia....ada rasa berani dan ada rasa takut," kata Budi.
"Omongan Budi benar sekali!" kata Eko.
"Sebenarnya sih...andai-andai yang aku inginkan sih...minum kopi di warung kopi dengan Gubernur gitu," kata Budi.
"Gubernur yang mana Budi?" kata Eko.
"Berdasarkan berita Tv sih...Gubernur Jawa Barat gitu....Dedi Mulyadi!" kata Budi.
"Mengikuti berita di Tv toh. Jadi Budi ingin minum kopi di warung kopi...dengan Gubernur Jawa Barat....Dedi Mulyadi!" kata Eko.
"Paling obrolan di warung kopi kan dari urusan sosial masyarakat sampai urusan politik," kata Budi.
"Rasa senang dan bangga ada kan Budi...minum kopi di warung kopi dengan Gubernur gitu?" kata Eko.
"Sebagai rakyat kecil...sih....ada rasa senang dan bangga seperti cerita orang-orang terdahulu tentang Raja yang merakyat dengan baik, ya berarti rakyat kecil pun senang dan bangga dengan Gubernur Jawa Barat yang merakyat dengan baik...sekedar minum kopi di warung kopi," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!. Karena dunia ini ada yang lebih baik lagi...obrolan gitu, ya seperti acara Tv yang ini dan itu," kata Budi.
"Memang obrolan di acara Tv ini dan itu...lebih baik, ya berkaitan dengan baik urusan ekonomi," kata Eko.
"Nama juga orang-orang kerja di stasiun-stasiun Tv ini dan itu...berkaitan dengan ekonomi dan ekonomi," kata Budi.
"Obrolan andai-andai selesai Budi!" kata Eko.
"Okey....obrolan andai-andai selesai!" kata Budi.
Eko mengambil topeng di meja gitu.
"Budi buat topeng Kamen Rider Horobi Sting Scorpion yang terbuat kardus," kata Eko.
"Iya aku memang membuat topeng Kamen Rider Horobi Sting Scorpion yang terbuat dari kardus, ya seperti biasa sih...nilai kreatifitas aku saja," kata Budi.
"Memang sih...nilai kreatifitas Budi sih...buat topeng Kamen Rider Sting Scorpion yang terbuat dari kardus," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ceritanya sih...Kamen Rider Horobi Sting Scorpion...adalah musuh Kamen Rider Zero-One," kata Eko.
"Kamen Rider Horobi Sting Scorpion...memang cerita jadi penjahat," kata Budi.
"Memang cerita Kamen Rider Horobi Sting Scorpion...bagus sih," kata Eko.
"Penilaian penonton yang menonton acara Tv....cerita Kamen Rider Horobi Sting Scorpion...bagus. Ya aku juga menilainya...bagus!" kata Budi.
"Acara Tv...kan hiburan!" kata Eko.
"Memang Eko....acara Tv...hiburan!" kata Budi.
"Topeng...mainan anak-anak tapi tujuannya happy-happy saja!" kata Eko.
"Bener omongan Eko!" kata Budi.
"Topeng Kamen Rider Horobi Sting Scorpion yang terbuat dari kardus....topeng yang di buat Budi...bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko...pujiannya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menaruh topeng di meja gitu, ya Eko mengambil buku gambar gitu.
"Buku gambar. Gambar apa yang di buat Budi di buku gambar?" kata Eko.
"Yaaa buka saja Eko...buku gambar! Ya Eko akan tahu sendiri apa yang aku gambar di buku gambar?" kata Budi.
Eko membuka buku gambar dengan baik, ya Eko melihat dengan baik gambar-gambar yang di buat Budi gitu.
"Budi buat gambar di buku gambar Doyok, Otoy, dan Ali Oncom," kata Eko.
"Memang aku buat dengan baik di buku gambar...Doyok, Otoy, dan Ali Oncom karena aku suka dengan film dan animasi gitu," kata Budi.
"Karena rasa suka jadi Budi...menggambar dengan baik...di buku gambar Doyok, Otoy, dan Ali Oncom," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Memang sih...bagus sih...cerita film dan animasi....Doyok, Otoy, dan Ali Oncom...menghibur penonton yang menonton gitu," kata Eko.
"Penilaian penonton yang baik seperti Eko, ya bagus. Aku juga menilainya sebagai penonton yang baik, ya bagus juga film dan animasi...Doyok, Otoy, dan Ali Oncom!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menutup buku gambar dan buku gambar di taruh di meja gitu.
"Main kartu Domino saja Budi!" kata Eko.
"Okey main kartu Domino!" kata Budi.
Budi mengambil kartu Domino di bawah meja, ya kartu Domino di kocok dengan baik dan kartu Domino di bagikan dengan baik gitu. Ya Eko dan Budi main kartu Domino dengan baik gitu.
"Budi mau cerita apa tidak?" kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Gema kerja dengan baik di perusahaan PT. SINAR gitu, ya pemilik perusahaan adalah Fattah gitu. Aqeela sekretarisnya Fattah gitu. Ya Aqeela suka sama Fattah karena Fattah ganteng, pinter, dan baik gitu. Rasa suka Aqeela, ya di simpan dengan baik gitu. Fattah sebenarnya suka Aqeela, ya tapi Fattah di jodohkan orang tuanya dengan cewek cantik yang bernama Victoria gitu. Kerjaan Victoria model gitu. Fattah belum iya sih urusan perjodohan dengan Victoria gitu. Ya Victoria yang suka dengan Fattah, ya Victoria selalu dekat dengan Fattah dengan tujuan perjodohan berhasil gitu. Gema memang kerja dengan baik sih di perusahaan PT. SINAR gitu. Ya Gema kebiasaan ke kafe yang ada live musik gitu. Di kafe, ya Gema bertemu teman lama masa SMA, ya Gibran gitu. Ya Gibran kerja dengan baik di perusahaan PT. CAHAYA gitu, ya pemilik perusahaan adalah Irsyad gitu. Ya Irsyad menjalankan rumah tangga dengan baik sama Naura gitu. Hubungan pertemanan Gema dan Gibran baik gitu. Gema memang nanyain hubungan kisah cinta Gibran dengan Adara gitu. Gibran pada masa SMA, ya memang berpacaran dengan Adara gitu. Putus hubungan pacaran Adara dan Gibran pada masa kuliah gitu. Gema pada masa SMA suka dengan Adara, ya tapi karena Adara sudah jadian sama Gibran, ya sudahlah Gema fokus sekolah SMA dengan baik gitu. Sekarang Adara dan Gibran sudah putus pacaran gitu, ya Gema masih menyimpan rasa suka jadi Gema ingin jadian sama Adara gitu. Ya Adara menjalankan usaha butik dengan temannya bernama Kiara gitu. Fattah tidak jadi dengan Victoria gitu, ya Fattah memilih Aqeela karena memang Fattah suka dengan Aqeela gitu. Hubungan kisah cinta di jalankan dengan baik Fattah dan Aqeela gitu. Victoria memang kesal karena perjodohan batal dengan Fattah, ya Victoria memutuskan menjalin hubungan dengan Adit gitu. Ya Adit pemilik perusahaan PT. SENTOSA gitu. Hubungan kisah cinta yang di jalankan Victoria dan Adit berjalan dengan baik gitu. Gema menjalankan niatnya untuk jadian sama Adara gitu. Hubungan pertemanan Gema dan Adara tetap baik gitu. Gibran yang tahu Gema dekat dengan Adara dengan tujuan Gema jadian sama Adara gitu. Gibran merasakan dengan baik rasa cinta pada Adara, ya Gibran tidak rela jika Adara jadian sama Gema gitu. Ya Gibran tahu kesukaan Adara, ya jadi Gibran mengirimkan paket pada Adara, ya isi paket adalah benda-benda kesukaan Adara gitu. Adara memang menerima dengan baik paket dari Gibran, ya paling di sukai dengan baik adalah kiriman dari Gibran...bunga melati karena Adara suka dengan bunga melati yang harumnya mewangi banget gitu. Gema berusaha dengan baik untuk jadian sama Adara gitu. Pada waktunya Gema menyatakan cinta pada Adara gitu. Ya Adara yang merasakan cinta lagi karena paket-paket kiriman dari Gibran gitu, ya yang paling utama sih....kiriman bunga melati yang harum wangi gitu, ya jadi Adara tidak bisa menerima cinta cowok lain termasuk Gema gitu. Adara menolak cinta Gema gitu. Gema menerima cintanya di tolak Adara gitu. Untuk menghilangkan rasa kecewa karena di tolak Adara, ya Gema ke karokean sama Gibran gitu. Pemilik karokean adalah Ayu gitu. Rumah tangga Ayu dan Andre baik gitu. Gema nyanyi-nyanyi di karokean dengan baik, ya di temani Gibran gitu. Rasa kecewa hilang, ya Gema happy-happy gitu di tempat karokean gitu. Gema seperti biasa kerja di perusahaan gitu. Ya Gibran juga seperti biasa kerja di perusahaan gitu. Gibran yang cinta Adara, ya Gibran menemui Adara gitu sambil membawa bunga melati kesukaan Adara gitu. Gema dan Adara saling cinta, ya keduanya menjalin kisah cinta kembali gitu...semua berkat bunga melati yang harumnya mewangi, ya bisa di bilang sih....cinta seharum melati...kisah cinta Gibran dan Adara gitu. Gema sampai tahu kalau Adara balikan sama Gibran gitu. Jadi Gema mengerti dengan baik kenapa Adara menolak Gema? Karena Adara cintanya Gibran gitu. Ya Gema menerima dengan baik keadaannya gitu. Hubungan kisah cinta yang di jalankan Adara dan Gibran baik dan baik, ya keduanya merencanakan menikah gitu. Gema tetap berteman baik sama Gibran dan Adara gitu. Ya Gema suka dengan Kiara gitu, ya memang sih hubungan pertemanan Gema dan Kiara baik gitu. Kiara suka dengan Gema gitu. Gema sudah melupakan rasa sukanya pada Adara, ya Gema menyatakan cinta pada Kiara gitu. Ya Kiara menerima cinta Gema gitu. Hubungan kisah cinta berjalan dengan baik Gema dan Kiara gitu. Gibran dan Adara menikah dengan baik. Di acara pernikahan berjalan dengan baik Adara dan Gibran gitu. Gema dan Kiara hadir di acara pernikahan Gibran dan Adara yang penuh dengan kebahagian gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Kisah persahabatan tokoh Gema dan tokoh Gibran," kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cinta seharum melati....kisah cinta tokoh Gibran dan tokoh Adara, ya karena Adara suka dengan bunga melati yang harum mewangi gitu," kata Eko.
"Cinta seharum melati," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main kartu Domino gitu.
No comments:
Post a Comment