Malam hari, ya bintang-bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....DMD Panggung Rezeki di chenel MNCTV, ya seperti biasa sih Budi duduk dengan santai di depan rumah, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca dengan baik cerpen gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Selama pemberontakan di Kashmir, yaaa yang berlanjut hingga 1995, Hilaal Meer, seorang dokter yang berbasis di Srinagar, yaaa setuju untuk melakukan operasi usus buntu pada Ikhlaque, pemimpin kelompok teroris; untuk menghindari deteksi, ia melakukan operasi di rumahnya, yang membuat istrinya Ghazala kesal, yang mempertanyakan kesetiaannya. Keesokan harinya, selama serangan militer, Hilaal dituduh menyembunyikan teroris. Baku tembak terjadi di rumahnya, di mana Ikhlaque terbunuh dan Hilaal dibawa pergi untuk diinterogasi. Rumah dokter tersebut kemudian dibom untuk membunuh teroris lain yang bersembunyi di dalamnya.
Beberapa waktu kemudian, putra Ghazala, Haider, kembali dari Universitas Muslim Aligarh untuk mencari jawaban tentang hilangnya ayahnya. Setibanya di sana, ia terkejut mendapati ibunya bernyanyi dan tertawa bersama saudara iparnya, Khurram, adik laki-laki Hilaal. Karena tidak dapat memahami perilaku Ghazala, ia mulai mencari Hilaal di berbagai kantor polisi dan kamp penahanan dengan bantuan kekasih masa kecilnya, Arshia Lone, seorang jurnalis, yang ayahnya, Pervez, adalah seorang polisi.
Musim dingin tiba di Kashmir. Sedih dengan kedekatan yang semakin erat antara Ghazala dan Khurram, dan masih belum menemukan petunjuk apa pun, Haider mulai kehilangan harapan. Namun, Arshia bertemu dengan orang asing, Roohdaar, yang meminta Haider menghubunginya untuk mendapatkan informasi mengenai ayahnya yang hilang. Roohdaar, yang merupakan bagian dari kelompok pro-separatis, menjelaskan bahwa ia dan Hilaal sama-sama dipenjara di kamp tahanan oleh milisi kontrapemberontakan yang dibentuk oleh Khurram. Kelompok itu mengeksekusi Hilaal dan Roohdaar, tetapi Roohdaar selamat dan menemui Haider untuk menyampaikan permintaan terakhir Hilaal: agar Haider membalas dendam kepada Khurram atas pengkhianatannya.
Hancur dan marah, Haider mulai berperilaku tidak menentu, mencukur kepalanya dan melakukan demonstrasi publik terhadap pemerintah dan AFSPA. Khurram menyingkirkannya dan mengklaim bahwa Roohdaar bertanggung jawab atas kematian Hilaal; Haider merasa kesal dengan klaim yang saling bertentangan tentang kematian Hilaal meskipun mengetahui kebenarannya sendiri, dan menceritakan dilemanya kepada Arshia, menunjukkan padanya senjata yang diberikan kepadanya untuk membunuh Khurram. Arshia, pada gilirannya, menceritakan tentang tindakan Haider kepada Pervez, yang kemudian meneruskan informasi tersebut kepada Khurram, yang memerintahkan Haider untuk dirawat di rumah sakit jiwa selama upacara pernikahannya dengan Ghazala.
Keesokan paginya, Haider bersiap untuk membunuh Khurram, tetapi secara moral ia tidak melakukannya setelah melihat Khurram sedang berdoa. Ia ditangkap oleh Pervez, yang memerintahkannya dieksekusi. Namun, Haider melarikan diri dan secara brutal membunuh kedua penculiknya, keluarga Salman, mantan teman-temannya yang menjadi informan bagi Pervez saat ia pergi. Ia menghubungi Roohdaar, yang menyarankan agar ia pergi ke Pakistan untuk menerima pelatihan militer. Haider menelepon Ghazala untuk memberitahunya bahwa ia akan menyeberangi perbatasan, tetapi Ghazala menemuinya sebelum ia pergi di reruntuhan rumah keluarga mereka. Ia mengakui telah memberi tahu Khurram tentang keberadaan teroris di rumahnya pada hari penangkapan Hilaal, tetapi mengklaim tidak menyadari pada saat itu bahwa Khurram adalah informan Pervez. Pervez menerima kabar tentang keberadaan Haider dan tiba di rumah untuk membunuhnya, tetapi Haider membunuhnya terlebih dahulu dan melarikan diri.
Arshia mengalami trauma emosional setelah mengetahui kematian ayahnya di tangan kekasihnya, dan bunuh diri. Sementara itu, Ghazala menemukan nomor kontak Roohdaar di buku harian Arshia dan meneleponnya. Haider pergi ke tempat penjemputannya, kuburan tempat Hilaal dimakamkan. Namun, ia melihat pemakaman di dekatnya, yang ia sadari adalah untuk Arshia. Ia menentang saran dari pengurusnya dan menghentikan prosesi tersebut, yang menyebabkan perkelahian dengan saudara laki-laki Arshia, Liyaqat, yang tewas dalam perkelahian itu. Khurram dan anak buahnya tiba di rumah tersebut, terlibat dalam baku tembak yang menyebabkan sebagian besar anak buah Khurram tewas. Ghazala diturunkan di rumah tersebut oleh Roohdaar dan memohon kepada Khurram untuk memberinya kesempatan agar Haider menyerah. Haider tetap bersikeras untuk membalas dendam, tetapi Ghazala memperingatkannya bahwa balas dendam hanya akan menghasilkan balas dendam. Dia mengucapkan selamat tinggal dan kembali ke anak buah Khurram, di mana dia meledakkan rompi bunuh diri yang diberikan kepadanya oleh Roohdaar. Khurram terluka parah dan anak buahnya terbunuh; Haider bersiap untuk membunuhnya, tetapi mengingat kata-kata perpisahan Ghazala yang mencegah balas dendam. Dia berjalan menjauh dari lokasi ledakan, meskipun Khurram memohon untuk mengakhiri hidupnya.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya bukunya di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi. Ya Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. Memang Eko melihat dengan baik di meja ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng yang seperti biasa isinya air panas, piring yang ada singkong rebus, dan mainan yang terbuat dari kardus gitu.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini....pilihan manusia yang menjalankan hidup ini...kan Eko?" kata Budi.
"Memang hidup ini....tetap pilihan manusia yang menjalankan hidup ini....!" kata Eko.
"Berdasarkan berita di Tv tentang cerita pulau ini dan itu gitu," kata Budi.
"Berita di Tv toh," kata Eko.
"Tinggal di pulau kecil yang berdasarkan berita di Tv, ya enak sih dari pada hidup di kolong jembatan dan di area perang gitu, ya kan Eko?" kata Budi.
"Bagi yang mampu sih, ya bisa hidup di pulau kecil....pasti berkata dengan baik...enak tinggal pulau kecil dari pada tinggal di kolong jembatan dan di area perang gitu," kata Eko.
"Bermain-main di pantai dengan baik," kata Budi.
"Ya hidup di nikmati dengan baik... bermain-main di pantai gitu," kata Eko.
"Kerjaan jadi nelayan dengan baik," kata Budi.
"Kerjaannya kan memang adanya jadi nelayan....kalau tinggal di pulau kecil," kata Eko.
"Tanahnya bagus sih, ya... kerjaannya bisa saja bertani, ya kan Eko?" kata Budi.
"Yaaa memang kalau tanahnya bagus, ya bisa bertani di pulau kecil dan juga bisa berternak gitu," kata Eko.
"Hidup penuh kedamaian tinggal di pulau kecil, ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang damai sih...hidup di pulau kecil....jauh dari masalah seperti perang gitu," kata Eko.
"Berita perang masih bergulir dengan baik," kata Budi.
Eko mengambil mainan gitu.
"Budi membuat mainan rudal lagi yang terbuat dari kardus?" kata Eko.
"Yaaa aku memang buat mainan rudal lagi. Rudal Balistik," kata Budi.
"Rudal Balistik...mainan yang di buat Budi dari kardus," kata Eko.
"Rudal Balistik bisa berubah jadi robot," kata Budi.
"Rudal Balistik bisa jadi robot," kata Eko.
Eko mengubah rudal Balistik jadi robot gitu.
"Keren mainan yang di buat Budi....rudal Balistik yang bisa jadi robot," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Budi buat mainan rudal Balistik yang terbuat dari kardus...berdasarkan berita Tv kan Budi?" kata Eko.
"Ya memang Eko...aku membuat rudal Balistik...berdasarkan berita Tv gitu," kata Budi.
"Nilai kreatifitas Budi...buat mainan rudal Balistik yang bisa jadi robot," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Mainan rudal Balistik yang jadi robot, ya di kebalikan dengan baik sama Eko jadi rudal Balistik gitu dan rudal Balistik di taruh di meja dengan baik gitu.
"Tenaga pendorong rudal Balistik....mesin roket," kata Eko.
"Berita di Tv memang menceritakan dengan baik sih.....mesin roket pendorong rudal Balistik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja Budi...!" kata Eko.
"Oke....main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita. Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Gema dan Gibran berteman baik gitu, ya keduanya kerja dengan baik di perusahaan PT. MAJU gitu. Pemilik perusahaan PT. MAJU adalah Devan gitu. Rumah tangga di jalankan dengan baik Devan dan Aliya gitu. Gibran sedang dekat Stevani gitu. Ya Stevani kerja dengan baik di perusahaan PT. MAJU gitu. Gema berpacaran dengan Victoria gitu. Ya Victoria kerjaannya model gitu dan hoby main musik piano gitu. Gema dan Gibran ke acara dangdutan gitu tujuannya happy-happy gitu. Di sebuah gedung yang ada acara dangdutan gitu, ya Gema dan Gibran...happy-happy dengan baik sama orang-orang yang suka dengan musik dangdut gitu....acara MNCTV...DMD Panggung Rezeki gitu. Sampai acara musik dangdut selesai, ya Gema dan Gibran pulang ke rumah masing-masing gitu. Seperti biasa sih...Gema dan Gibran kerja dengan baik di perusahaan PT. MAJU gitu. Surya dan Bulan, ya orang tua Gema gitu. Ya Surya dan Bulan merencanakan perjodohan Gema dengan Kiara gitu. Ya Kiara anaknya Andre dan Ayu gitu. Kiara kerjaannya dokter di sebuah rumah sakit. Andre dan Surya berteman baik gitu. Surya inginnya perjodohan Gema dan Kiara berhasil, ya hubungan Gema dengan Victoria harus putus gitu. Gema mengikuti maunya orang tua gitu, ya jadi Gema menerima perjodohan dengan Kiara dari pada Gema...menentang orang tua di bilang orang-orang anak durhaka gitu. Ya apalagi Ayahnya Gema punya penyakit jantung gitu, ya Gema tidak mau Ayah Gema kena serangan jantung karena Gema menolak di jodohkan sama Kiara gitu. Gema memutuskan putus dengan Victoria, ya Victoria tidak mau putus sama Gema dan Victoria memberikan saran pada Gema...pernikahan dengan perjanjian kontrak dengan Kiara dan setelah itu cerai gitu. Gema menerima saran Victoria, ya Gema menjalankan pernikahan kontrak sama Kiara gitu. Surya dan Andre menyegerakan pernikahan Gema dan Kiara gitu. Gema dan Kiara yang tidak saling cinta....menjalankan perjanjian kontrak pernikahan gitu. Pernikahan terjadi dengan baik Gema dan Kiara gitu. Rumah tangga memang di jalankan dengan baik sih Gema dan Kiara demi orang tua Gema dan Kiara gitu. Gema masih menjalin hubungan dengan Victoria gitu. Kiara awalnya tidak peduli dengan hubungan Gema dan Victoria gitu. Gema dan Kiara tinggal satu rumah, ya masih dalam hubungan pernikahan gitu...Kiara menyukai Gema gitu. Ya Kiara tidak suka dengan hubungan Gema dengan Victoria gitu. Gibran memang teman baik Gema gitu, ya Gibran mengetahui dengan baik hubungan Gema dengan Victoria dan Gema masih menjalankan pernikahan dengan Kiara gitu. Gibran menasehati Gema dengan baik tujuannya tidak menyakiti istri sah Gema, ya Kiara gitu. Gema sadar sih dasarnya nasehat Gibran jadi Gema tidak mau menyakiti Kiara lagi karena sudah jadi istri sahnya Gema gitu. Gema putus hubungan dengan Victoria gitu dan Gema meminta maaf sama Kiara gitu dan surat perjanjian kontrak pernikahan di robek Gema gitu. Hubungan pun jadi baik Gema dan Kiara, ya rumah tangga di jalankan dengan baik sih. Victoria yang putus hubungan kisah cinta sama Gema, ya Victoria menjalin hubungan dengan Harry gitu. Harry menjalankan usaha restoran gitu. Gibran sebagai teman baik Gema, ya Gibran senang banget dengan urusan rumah tangga Gema dan Kiara yang baik gitu. Ya Gibran yang dekat dengan Stevani, ya Stevani jadian dengan Fattah gitu. Ya Fattah kerjaannya menjalankan usaha bengkel mobil gitu. Hubungan kisah cinta di jalankan dengan baik...Fattah dan Stevani gitu. Gema dan Gibran ke acara dangdutan tujuannya happy-happy gitu. Gema tidak bisa ngajak Kiara karena Kiara masih sibuk urusan di rumah sakit gitu. Di sebuah lapangan, ya ada acara dangdutan gitu. Semua orang-orang happy-happy dengan musik dangdut gitu. Artis yang mengisi acara dangdutan...ganteng dan cantik gitu. Sampai acara dangdutan selesai, ya Gibran dan Gema pulang ke rumah masing-masing gitu. Seperti biasa sih...Gema dan Gibran menjalankan dengan baik kerjaan di perusahaan PT. MAJU gitu. Rumah tangga yang di jalankan Gema dan Kiara baik dan baik gitu. Gibran bertemu dengan teman masa SD yang bernama Adara, ya pertemuan tidak sengaja di jalan gitu. Adara kerjaan pramugari gitu. Hubungan perteman Gibran dan Adara baik dan baik, ya keduanya ada rasa gitu. Ya Gibran dan Adara jadian gitu. Hubungan kisah cinta di jalankan Gibran dan Adara dengan baik, ya keduanya ada rencana menikah gitu. Gema senang sih dengan kisah cinta Gibran dan Adara gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja!....dunia ini ada yang lebih baik bercerita sih, ya yang lebih baik adalah sinetron dan film gitu," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kisah persahabatan tokoh Gema dan tokoh Gibran, ya dan juga kisah cinta," kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga gitu.
No comments:
Post a Comment