Malam yang tenang. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus di chenel Berita Satu, ya seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen, ya sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada tahun 1955, remaja Henry Hill terpikat oleh kehidupan kriminal dan kehadiran Mafia di lingkungan kelas pekerja Italia-Amerika di Brooklyn. Ia mulai bekerja untuk caporegime lokal Paulie Cicero dan rekan-rekannya Jimmy Conway, seorang pembajak truk dan gangster Irlandia-Amerika, dan Tommy DeVito, sesama anak nakal. Henry mulai sebagai penadah Jimmy, secara bertahap meningkatkan kemampuannya untuk melakukan kejahatan yang lebih serius.
Sepanjang tahun 1960-an, ketiga pria itu terlibat dalam perampasan mobil, mencuri truk kargo dari Bandara JFK, dan akhirnya melakukan Perampokan Air France. Mereka menghabiskan sebagian besar malam mereka di klub malam Copacabana, bermesra-mesraan dengan wanita. Henry mulai berkencan dengan Karen Friedman, seorang wanita Yahudi yang awalnya bingung dengan kegiatan kriminal Henry. Dia kemudian tergoda oleh gaya hidup glamor Henry, dan menikahinya, meskipun orang tuanya tidak setuju.
Pada tahun 1970, Billy Batts, seorang penjahat dalam keluarga kriminal Gambing yang baru saja dibebaskan dari penjara, menghina Tommy di sebuah kelab malam milik Henry. Sebagai tanggapan, Tommy dan Jimmy memukul, menikam, dan menembak mati Billy. Menyadari bahwa pembunuhan yang tidak sah terhadap seorang penjahat akan mengundang pembalasan, Jimmy, Henry, dan Tommy menguburkan mayatnya di Upstate New York. Enam bulan kemudian, Jimmy mengetahui bahwa lokasi pemakaman tersebut dijadwalkan untuk pembangunan, mendorong mereka untuk menggali dan memindahkan mayat yang membusuk.
Pada tahun 1974, Karen melecehkan simpanan Henry, Janice, dan mengancam Henry dengan todongan senjata. Henry pindah bersama Janice, tetapi Paulie bersikeras bahwa ia harus kembali ke Karen setelah menagih utang dari seorang penjudi di Tampa bersama Jimmy. Setelah kembali, Jimmy dan Henry ditangkap setelah diserahkan oleh saudara perempuan penjudi tersebut, seorang juru ketik FBI, dan dijatuhi hukuman penjara sepuluh tahun. Untuk menghidupi keluarganya di luar penjara, Henry menyuruh Karen menyelundupkan narkoba dari Pittsburgh, yang ia jual kepada sesama narapidana.
Empat tahun kemudian, Henry dibebaskan bersyarat dan mengembangkan bisnis kokainnya dengan Jimmy dan Tommy, bertentangan dengan perintah Paulie. Jimmy mengorganisasi kru untuk menyerbu brankas Lufthansa di Bandara JFK, mencuri enam juta dolar dalam bentuk uang tunai dan perhiasan. Setelah beberapa anggota membeli barang-barang mahal bertentangan dengan perintah Jimmy dan truk pelarian ditemukan oleh polisi, ia membunuh sebagian besar kru. Hanya Henry dan Tommy yang selamat, karena Henry menghasilkan uang melalui koneksi Pittsburgh-nya, dan Tommy akan menjadi orang yang diperalat. Namun, pada tahun 1979, Tommy terbunuh ketika ia tiba di upacara inisiasi palsu, sebagai pembalasan atas pembunuhan Batts.
Pada tahun 1980, Henry menjadi sangat gugup karena penggunaan kokain yang berlebihan. Dia membuat kesepakatan narkoba lain dengan rekan-rekannya di Pittsburgh, tetapi ditangkap oleh agen narkotika dan dipenjara. Setelah membebaskannya, Karen menjelaskan bahwa dia membuang kokain senilai $60.000 ke toilet untuk mencegah agen FBI menemukannya selama penggerebekan mereka, membuat mereka tidak punya uang sepeser pun. Merasa dikhianati oleh perdagangan narkoba Henry dan menyadari bahwa dia adalah beban, Paulie memberinya $3.200 dan mengakhiri hubungan mereka. Henry bertemu Jimmy di sebuah restoran dan diminta untuk melakukan perjalanan dalam tugas pembunuhan, tetapi permintaan seperti itu membuatnya curiga. Menyadari bahwa Jimmy berencana untuk membunuhnya, Henry akhirnya memutuskan untuk menjadi informan dan mendaftar, bersama keluarganya, ke dalam program pelindungan saksi. Henry memberikan kesaksian dan bukti yang cukup di pengadilan untuk membuat Paulie dan Jimmy dihukum, dan pindah ke lingkungan di lokasi yang dirahasiakan sesuai dengan program perlindungan saksi. Henry menggambarkan ketidakbahagiaannya saat meninggalkan kehidupan gangsternya yang seru dan penuh gejolak, merasa terkutuk untuk menjalani kehidupan yang membosankan dan biasa-biasa saja sebagai "schnook".
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja Eko melihat dengan dengan baik, yaaa ada tekok kaleng seperti biasa isinya teh, piring yang ada singkong goreng dan ada mainan kendaraan tank yang terbuat dari kardus.
"Mainan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil mainan kendaraan tank.
"Budi ini mainan kendaraan tank terbuat dari kardus...buatan Budi kan?" kata Eko.
"Iya Eko...mainan kendaraan tank buatan aku!" kata Budi.
Eko memainkan mainan kendaraan tank dengan baik.
"Mainan yang Budi buat bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko...pujianmya!" kata Budi.
Eko menaruh mainan kendaraan tank di meja dengan baik.
"Budi membuat mainan kendaraan tank tujuannya nilai kreatifitas!" kata Eko.
"Memang sih...Eko, ya aku buat mainan kendaraan tank tujuannya nilai kreatifitas," kata Budi.
"Kendaraan tank di buat tujuan untuk perang," kata Eko.
"Realitanya memang begitu sih...Eko, ya kendaraan tank di buat untuk perang," kata Budi.
"Cerita perang seperti permainan catur saja kan Budi?" kata Eko.
"Yaaa obrolan kita. Obrolan lulusan SMA, ya cerita perang seperti permainan catur," kata Budi.
"Memang obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Perkembangan teknologi, ya kendaraan tank....buatan orang-orang pinter. Kendaraan tank di kaitkan dengan ekonomi," kata Eko.
"Ekonomi," kata Budi.
"Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan pembuatan kendaraan tank, ya berkaitan dengan pemerintahan. Kompetisi terjadi," kata Eko.
"Memang Eko. Kompetisi terjadi sih, urusan pembuatan kendaraan tank...yang buat perusahaan ini dan itu, ya berkaitan dengan pemerintahan," kata Budi.
"Bener-bener persaingan sengit," kata Eko.
"Demi keuntungan sih, ya persaingan terjadi dengan sengit," kata Budi.
"Berdasarkan dari berita media ini dan itu, ya harga kendaraan tank...mahal bagi rakyat kecil menilainya," kata Eko.
"Rakyat kecil memang menilai dengan baik, ya kendaraan tank mahal sih. Yang murah sih, ya mainan kendaraan tank buatan aku dari kardus kan Eko?" kata Budi.
"Iya Budi....mainan kendaraan tank buatan Budi dari kardus, ya murah!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita. Yaaa silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini cerita!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Mohan dan Aqeela anaknya Axel dan Ishana gitu. Ya Axel pemilik perusahaan PT. CITRA gitu. Mohan, ya adik dan Aqeela, ya kakak gitu. Mohan dan Aqeela kerja dengan baik di perusahaan Ayahnya gitu. Aqeela menjalin kisah cinta dengan Fattah gitu. Ya Fattah memang kerja dengan baik di perusahaan PT. CITRA gitu. Ayah senang banget dengan kerja Aqeela yang baik dan baik. Ya Aqeela di bantu dengan baik kerjaannya sama Fattah gitu. Hubungan Fattah dan Aqeela tetap baik dan baik gitu. Mohan yang masih jomlo, ya merasa iri dengan hubungan kisah cinta yang di jalankan Aqeela dan Fattah karena keduanya saling bekerja sama urusan kerjaan, ya maka hasilnya baik dan baik jadi Ayah senang gitu. Di depan rumah Mohan ada cewek cantik yang bernama Nikita gitu. Ya Nikita kerjaannya model gitu. Dewi adiknya Nikita, ya Dewi kerja juga jadi model gitu. Mohan berteman dengan baik sama Nikita gitu. Ya Mohan adalah cowok ada pikiran liar ketika melihat Nikita yang tubuhnya yang bagus gitu, ya Mohan bermain hubungan intim dengan Nikita gitu. Khayalan tetap sekedar khayalan saja, ya jadi Mohan tetap seperti biasa berteman dengan Nikita gitu karena Nikita punya pacar yang bernama Harry gitu. Ya Harry kerjaannya mengelola restoran gitu. Nikita dan Harry ada rencana untuk menikah gitu. Mohan tetap menjalankan hidupnya dengan baik dan kerja dengan baik di perusahaan gitu. Zara yang baru lulus kuliah, ya jadi Zara melamar kerjaan di perusahaan PT. CITRA gitu. Ya Zara berdoa dan berusaha dengan baik, ya agar di terima dengan baik di perusahaan karena Zara butuh uang untuk membayar hutangnya pada William. Ya Zara yatim piatu gitu, ya hidupnya penuh perjuangan demi hidup layak gitu. Dari sepuluh orang yang melamar kerjaan di perusahaan, ya ternyata Zara yang mendapatkan kerjaan di perusahaan gitu. Ya Zara senang banget berhasil kerja di perusahaan PT. CITRA gitu. Zara kerja dengan baik di perusahaan, ya sampai gajian gitu....Zara membayar hutangnya sama William gitu. William senang sih Zara membayar hutang dengan baik gitu. Mohan tertarik dengan Zara gitu, ya Zara baik, cantik, dan kerjaannya bagus gitu. Mohan memutuskan dekat dengan Zara gitu. Aqeela tahu sih gerak-gerik Mohan yang menyukai Zara gitu. Mohan memang berteman baik sama adiknya Nikita, ya Dewi gitu. Ya Dewi yang baru putus dari cowoknya yang bernama Romeo gitu. Ya Dewi yang berteman baik dengan Mohan, ya Dewi ingin jadian sama Mohan gitu. Mohan memang tertarik dengan Dewi, ya karena tubuhnya bagus gitu, ya pikiran liar Mohan...ingin berhubungan intim dengan Dewi gitu. Khayalan sekedar khayalan Mohan saja, ya jadi Mohan tetap seperti biasa aja sih berteman sama Dewi gitu. Mohan yang suka dengan Zara, ya pada akhirnya jadian gitu. Dewi yang tahu Mohan telah jadian sama Zara, ya Dewi memutuskan fokus dengan kerjaannya sebagai model gitu. Mohan yang menjalin kisah cinta dengan Zara, ya keduanya bekerja sama dengan baik urusan kerjaan jadi kerjaan keduanya baik dan baik, ya Ayah Mohan senang dengan kerjaan Mohan dan Zara gitu. Hubungan kisah cinta Mohan dan Zara terus berjalan baik, ya keduanya ada rencana menikah gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Kisah cinta," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Pikiran liar cowok toh," kata Eko.
"Khayalan," kata Budi.
"Kisah cinta tokoh Mohan dan tokoh Zara," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
No comments:
Post a Comment