CAMPUR ADUK

Tuesday, April 29, 2025

BETWEEN STRANGERS

Malam yang tenang. Setelah nonton Tv yang acaranya menarik dan bagus tentang seni dan kebudayaan Padang di chenel TVRI gitu, ya seperti biasa Budi duduk santai di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.

"Nyanyi saja. Menghibur diri. Main gitar!" kata Budi.

Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik.

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"MarlinaKau dara pujaanParasmu jelitaMenggugah sukma nan rawan
Oh oh oh marlinaPenawar rindukuHatiku bahagiaKala bersua denganmu
Engkau mirip kekasihkuYang tlah meninggalkankuSudikah kau menggantinyaAgar rembulan bercahya gemilang
Oh oh oh marlinaKau bagaikan ratnaKupuji kupujaDi lubuk sukma slamanya
Oh oh oh marlinaPenawar rindukuHatiku bahagiaKala bersua denganmu
Engkau mirip kekasihkuYang tlah meninggalkankuSudikah kau menggantinyaAgar rembulan bercahya gemilang
Oh oh oh marlinaKau bagaikan ratnaKupuji kupujaDi lubuk sukma slamanya
Oh oh oh marlinaOh oh oh marlinaOh oh oh marlinaOh oh oh marlinaOh oh oh marlinaOh oh oh marlina"

***

Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.

"Emmm," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.

"Baca cerpen saja!" kata Budi.

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.

Isi cerita yang di baca Budi :

Tiga wanita di Toronto menghadapi krisis emosional terkait pria dalam hidup mereka. Olivia merawat suaminya, John, seorang pengguna kursi roda. Olivia bercita-cita untuk berkarier sebagai seniman, tetapi John yakin bahwa ia hanya membuang-buang waktu. Olivia mendapat dorongan dari sumber yang tidak terduga, Max, seorang tukang kebun Prancis yang eksentrik. Olivia juga menyimpan rahasia tentang seorang putri yang ia serahkan untuk diadopsi di Italia; kecemasannya tentang rahasia ini tampak jelas dalam gambar-gambarnya.

Natalia adalah seorang fotografer berita yang, saat bertugas di Angola, mengambil potret seorang anak yang menangis dan menjadi yatim piatu akibat perang. Ayahnya, Alexander, juga seorang jurnalis foto terkenal, bangga terhadap Natalia ketika fotonya muncul di sampul majalah berita, tetapi ia dihantui oleh kenyataan bahwa meskipun ia telah membuat anak itu terkenal, ia tidak dapat menyelamatkan hidupnya.

Catherine adalah pemain cello terkenal di dunia dari New York yang datang ke Toronto untuk merekam album. Dia tidak pernah bisa menyelesaikan hubungannya dengan ayahnya, Alan, yang memukuli ibunya hingga meninggal saat dia masih kecil. Ketika Alan dibebaskan dari penjara, dia rela meninggalkan suami, anak-anak, dan kariernya sebagai musisi untuk memburu dan membunuhnya, karena tidak dapat menerima kenyataan bahwa Alan telah berubah.

***

Budi selesai membaca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.

"Emmm," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya Eko memarkirkan motornya di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. Di meja Eko melihat dengan baik....ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng berisi air panas, piring yang ada singkong goreng gitu, yaaa dan mainan kardus gitu.

"Budi...main kardus apa ini?" kata Eko, ya sambil menunjuk mainan kardus di meja gitu.

Budi melihat dengan baik apa yang di tunjuk Eko gitu? Ya Budi berkata "Mainan leptop dari kardus Eko?".

"Mainan leptop dari kardus," kata Eko.

Eko mengambil mainan leptop dari kardus, ya di lihat dengan baik sama Eko mainan leptop dari kardus gitu.

"Beneran mainan leptop dari kardus," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Merek leptop dari kardus ini....Apple, ya Budi?" kata Eko sambil menunjuk dengan baik bentuk gambar Apple di leptop yang terbuat dari kardus.

Budi melihat dengan baik, ya apa yang di tunjuk Eko? Ya Budi berkata "Iya Eko...aku membuat dengan baik...merek Apple pada leptop yang terbuat dari kardus".

Eko menaruh leptop yang terbuat kardus di meja, ya Eko membuka dengan baik leptop gitu.

"Keyboard di buat dengan baik sama Budi. Layar leptopnya.....di beri gambar burung Garuda.....keren sih," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Bener-bener leptop mainan yang terbuat dari kardus," kata Eko.

"Omongan Eko bener sih!" kata Budi.

"Leptop buatan Budi....bagus!" kata Eko.

"Terima kasih Eko pujiannya!" kata Budi.

"Nama juga mainan leptop dari kardus, ya mana bisa untuk ngetik, nonton vidio ini dan itu, yaaa dan main game," kata Eko.

"Omongan Eko bener!" kata Budi.

"Budi buat mainan leptop dari kardus....nilai kreatifitas Budi," kata Eko.

"Memang Eko...buat mainan leptop dari kardus nilai kreatifitas," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Eko menutup leptop yang terbuat dari kardus dengan baik gitu.

"Leptop," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Leptop kemajuan teknologi," kata Eko.

"Realita memang begitu," kata Budi.

"Merek leptop bermacam-macam," kata Eko.

"Realitanya memang begitu," kata Budi.

"Harga leptop.....merek ini harganya sekian dan merek itu harganya sekian," kata Eko.

"Nama juga harga leptop...merek ini harganya sekian dan merek itu harganya sekian," kata Budi.

"Leptop berkaitan banget dengan ekonomi," kata Eko.

"Ekonomi," kata Budi.

"Kompetisi terjadi dengan baik urusan leptop," kata Eko.

"Memang terjadi dengan baik urusan leptop," kata Budi.

"Sengit banget persaingan urusan leptop," kata Eko.

"Nama juga perdagangan urusan leptop, ya jadinya persaingan sengit banget," kata Budi.

"Apa yang di usahakan manusia? Ya hasil....rezeki masing-masing," kata Eko.

"Omongan Eko bener!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA kan Budi?" kata Eko.

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Main permainan kartu gaplek saja Budi!" kata Eko.

"Okey main permainan kartu gaplek!" kata Budi.

Budi mengambil kartu gaplek di bawah meja, ya kartu gaplek di kocok dengan baik dan kartu gaplek di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu gaplek dengan baik gitu.

"Emmm," kata Budi.

"Demi hidup ini, ya manusia tetap menjalankan dengan baik roda ekonomi dengan baik," kata Eko.

"Hidup ini...memang manusia tetap menjalankan dengan baik...roda ekonomi dengan baik," kata Budi.

"Segala bidang," kata Eko.

"Omongan Eko bener!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Budi dan Eko tetap, ya asik main kartu gaplek gitu.

"Emmm," kata Eko.

"Hidup aku dan Eko...tetap di jalankan dengan baik dengan sederhana," kata Budi.

"Omongan Budi bener sih!" kata Eko.

"Rasa syukur di syukurin dengan baik.....keadaan sederhana," kata Budi.

"Omongan Budi bener!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi main kartu gaplek dengan baik gitu.

"Emmm," kata Eko.

"Ngomongin acara Tv yang ini dan itu, ya tetap bagus kan Eko?" kata Budi.

"Acara Tv yang ini dan itu. Penilaian penonton yang baik, ya menonton dengan baik acara Tv ini dan itu. Yaaa tetap bagus sih...acara Tv yang ini dan itu," kata Eko.

"Acara Tv ini dan itu....buatan orang-orang pinter dengan tujuan menghibur penonton di rumah," kata Budi.

"Omongan Budi bener!" kata Eko.

"Seperti biasa sih...acara Tv ini dan itu...masih berkaitan dengan ekonomi dan ekonomi," kata Budi.

"Omongan Budi benar!" kata Eko.

"Kompetisi terjadi urusan acara Tv ini dan itu," kata Budi.

"Memang terjadi sih...urusan acara Tv ini dan itu, ya karena berkaitan dengan ekonomi dan ekonomi," kata Eko.

"Sengit persaingan dengan tujuan ini dan itu," kata Budi.

"Persaingan tetap persaingan jadinya sengit," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi, yaaa asik main kartu gaplek gitu.

"Kalau ngomongin artis yang pacaran atau nikah," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Seperti biasanya sih....aku dan Eko...sepakat untuk patah hati ketika menonton dengan baik acara Tv tentang artis yang pacaran atau nikah, ya kan Eko?" kata Budi.

"Aku dan Budi...memang sepakat patah hati urusan nonton acara Tv tentang artis yang pacaran atau nikah!" kata Eko.

"Sakitnya itu memang sakit di dalam hati, ya seperti luka tidak berdarah," kata Budi.

"Nama juga patah hati, ya sakit sih," kata Eko.

"Kalau urusan acara Tv tentang artis cerai. Aku dan Eko, ya sepakatnya...kecewa, ya kan Eko?" kata Budi.

"Aku dan Budi...memang sepakat sih urusan nonton acara Tv tentang artis cerai, yaaa kecewa!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi tetap asik main kartu gaplek gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

HAWAA HAWAAI

Malam hari. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus sinetron tema cinta di chenel SCTV gitu, ya seperti biasa sih...Budi duduk santai...

CAMPUR ADUK