CAMPUR ADUK

Saturday, March 22, 2025

TAMAS

Malam hari, ya di langit ada bintang dan bulan gitu. Setelah nonton Tv yang acaranya menarik dan bagus di Magna Chennel, yaaa seperti biasa sih Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen sambil menikmati minum teh dan makan singkong rebus. 

Isi cerita yang baca Budi :

Nathu, seorang Chamar, sedang menyelesaikan pekerjaannya di tokonya ketika thekedar masuk dan memintanya untuk menyembelih seekor babi untuk dokter hewan yang membutuhkannya untuk keperluan medis. Nathu menolak dengan mengatakan bahwa dia belum pernah menyembelih babi sebelumnya dan tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk itu, sebaliknya dia menawarkan untuk menyamak kulitnya jika diperlukan asalkan orang-orang dari peternakan babi membunuhnya. Thekedar bersikeras dan memberi Nathu 5 rupee dan meninggalkan toko dengan mengatakan bahwa besok pagi jamadar akan datang untuk mengambil bangkai babi tersebut.

Keesokan paginya, Bakshiji dan beberapa anggota partai politik pergi ke mohalla Muslim untuk membersihkan saluran air sebagai propaganda, menyanyikan lagu-lagu patriotik. Mereka diterima di mohalla dengan hangat dan bergabung dengan warga untuk membersihkan saluran air. Kemudian mereka dihadang oleh seorang Muslim tua dan diminta pergi demi kebaikan mereka sendiri. Tak lama kemudian batu-batu beterbangan ke arah anggota partai dari rumah-rumah tetangga dan mereka melarikan diri dari tempat kejadian. Anggota partai kemudian menemukan bahwa seseorang telah melemparkan bangkai babi di tangga sebuah masjid.

Karena khawatir akan kerusuhan di masyarakat, Bakshiji dan Hayat Baksh, juru bicara Liga Muslim, mengunjungi Wakil Komisaris Richard di rumahnya dan mendesaknya untuk mengambil tindakan pencegahan guna mengendalikan situasi. Richard menolak saran Bakshiji dan Hayat Baksh untuk mengerahkan polisi atau memberlakukan jam malam dan sebaliknya meminta anggota partai untuk mendesak masyarakat masing-masing agar menjaga perdamaian dan ketertiban.

Nathu yang melihat bangkai babi di masjid dan menyaksikan sedikit kerusuhan di kota itu, bertanya-tanya apakah itu babi yang sama yang telah dibunuhnya tadi malam. Saat kembali ke rumah pada malam hari, dia melihat thekedar di jalan. Nathu mencoba mendekatinya tetapi thekedar itu bergegas pergi. Sekarang yakin bahwa itu adalah babi yang sama, Nathu merasa sangat bersalah dan pulang ke rumah serta mengakui semuanya kepada istrinya yang sedang hamil, Kammo. Di luar, dari kejauhan, mereka melihat rumah-rumah yang terbakar dan Nathu menyalahkan dirinya sendiri atas kekerasan komunal yang meletus.

Merasakan adanya bahaya, Nathu memutuskan untuk meninggalkan kota itu bersama istri dan ibunya. Mereka berangkat dengan berjalan kaki, Nathu menggendong ibunya yang sudah tua dan lumpuh di punggungnya. Selama perjalanan, ibu Nathu meninggal dan harus dibakar di hutan tanpa upacara pemakaman yang layak, yang semakin menghancurkan hati nurani Nathu yang dalam kenaifannya menganggap dirinya bertanggung jawab atas pembantaian massal itu.

Di desa terdekat, Harnam Singh dan istrinya Banto adalah satu-satunya keluarga Sikh. Mereka juga berencana untuk pergi ke rumah putri mereka Jasbir di desa Sikh. Mereka berjalan kaki sepanjang malam dan keesokan paginya mencapai sebuah desa dan mengetuk pintu untuk mencari perlindungan. Rumah itu milik seorang Muslim, Ehsan Ali, yang telah lama menjadi teman Harnam Singh. Harnam Singh dan Banto bersembunyi di rumah tersebut pada siang hari, tetapi pada malam hari ditemukan oleh putra Ehsan dan diminta untuk segera pergi. Dalam perjalanan keesokan paginya, mereka bertemu Nathu dan istrinya di hutan dan mereka semua pergi bersama ke sebuah gurudwara tempat Jasbir dan beberapa orang Sikh lainnya berlindung.

Di gurudwara Teja Singh, pemimpin dewan Sikh, memberi tahu orang Sikh bahwa umat Islam terus mengumpulkan senjata dan orang Sikh harus melakukan hal yang sama. Malam harinya seorang granthi yunior datang ke gurudwara dan memberi tahu Teja Singh bahwa umat Islam tahu bahwa orang Sikh kalah jumlah dan tidak cukup bersenjata, jadi mereka menuntut 2 lakh rupee untuk gencatan senjata. Teja Singh dan dewan Sikh menganggap jumlah itu terlalu banyak dan mengirim granthi dan Nathu untuk berunding dengan umat Islam. Teja Singh dan anggota dewan menonton dari teras gurudwara saat Nathu dan granthi didekati oleh massa Muslim, dikepung dan diserang. Orang Sikh yang marah dengan ini mengangkat senjata dan keluar untuk bertarung sambil meneriakkan slogan-slogan Sikh. Kembali di gurudwara Jasbir memimpin para wanita Sikh untuk bunuh diri kolektif dengan melompat ke dalam sumur, beberapa dengan anak-anak mereka di lengan mereka.

Richard kemudian terlihat berbicara kepada tokoh-tokoh terkemuka di kota tersebut, di mana ia memberi tahu mereka yang hadir tentang tindakan bantuan yang diambil oleh pemerintah dan mengusulkan para pemimpin untuk membentuk Komite Aman guna menyampaikan pesan perdamaian. Bakshiji dan Hayat Baksh diangkat menjadi wakil presiden Komite Aman. Di akhir pertemuan, para thekedar terlihat meneriakkan slogan-slogan kerukunan antarumat beragama.

Harnam Singh, Banto, dan Kammo berada di kamp pengungsian. Harnam Singh meminta seorang pegawai pemerintah untuk membantu menemukan Nathu yang tidak terlihat sejak ia pergi bersama junior granthi untuk bernegosiasi dengan kaum Muslim. Pegawai itu menyarankan mereka untuk bertanya di tenda rumah sakit tempat Nathu mungkin dirawat jika ia ditemukan di kota itu. Kammo melihat mayat-mayat yang berjejer di tanah dan mengidentifikasi mayat Nathu di antara mayat-mayat itu, ia pun pingsan dan menangis. Ia langsung merasakan kontraksi dan dibawa ke tenda rumah sakit oleh para perawat. Harnam Singh dan Banto yang duduk di luar tenda mendengar tangisan bayi yang baru lahir dari dalam tenda yang bercampur dengan slogan-slogan "Allahu Akbar" dan "Har Har Mahadev" yang terdengar dari kejauhan.

***

Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup, dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum teh dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat rumah Budi gitu. Di meja ada tekok kaleng berisi teh gitu. 

"Langsung saja main kartu remi Budi!" kata Eko. 

"Okey main kartu remi!" kata Budi. 

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu, ya main cangkulan. 

"Emmm," kata Budi. 

"Budi mau cerita apa tidak?" kata Eko. 

"Aku mau cerita Eko!" kata Budi. 

"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko. 

"Begini ceritanya!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Rangga menjalankan perusahaan PT. CITRA dengan baik gitu. Rumah tangga yang di jalankan Rangga bersama Jennifer berjalan dengan baik gitu. William dan Raisa anaknya Rangga dan Jennifer gitu. William menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Raisa menjalankan sekolah SMA dengan baik gitu. Ya William berteman baik sama teman-temannya geng motor gitu, ya tujuan happy-happy dan juga balap motor gitu. Fattah kuliah dengan baik di Universitas gitu. Memang sih Fattah penampilan cupu gitu. William tidak suka dengan Fattah dengan alasan tidak jelas gitu. Rasa tidak suka William sama Fattah, ya William mengerjai Fattah dengan bantuan teman-teman gitu. Fattah di permalukan di depan umum, ya ulah William dan teman-temannya gitu. William senang sekali mengerjai Fattah yang cupu gitu. Fattah masih bersabar dengan baik di kerjai sama William dan teman-temannya, ya tapi sebenarnya sih, ya Fattah ada keinginan untuk membalas dendam sih karena di kerjai sama William dan teman-temannya gitu. Salma menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Ya Salma pacarnya William gitu. Hasrat William sama Salma memang menggebu-gebu gitu. Di sebuah kamar di sebuah hotel, ya William dan Salma mau berhubungan intim gitu. Tiba-tiba William merasakan kesakitan pada tubuhnya sampai muntah darah gitu. Salma berusaha menolong William gitu. Rasa sakit pada tubuh William memang benar-benar sakit, ya sampai akhirnya William mati gitu. Salma bersedih karena William meninggal gitu. Rangga dan Jennifer yang dapat kabar William meninggal, ya kaget dan sedih, ya begitu juga dengan Raisa dapat kabar Abangnya William meninggal, ya Raisa kaget dan juga sedih. Polisi dari kepolisian Lapor Pak! mengusut kematian William yang tidak wajar gitu. Salma di intrograsi polisi, ya apakah Salma ada motif untuk membunuh William gitu? Ternyata Salma tidak ada motif untuk membunuh William gitu. Fattah dapat kabar William meninggal, ya Fattah senang banget William meninggal gitu. William di makamkan dengan baik gitu. Teman-teman William mati satu persatu dengan proses kematian sama dengan William gitu. Polisi mengusut dengan baik kematian teman-teman William yang tidak wajar gitu. Sampai-sampai Fattah di intrograsi polisi karena Fattah pernah di kerjai William dan teman-temannya gitu. Fattah memberikan keterangan pada polisi, ya Fattah tidak melakukan kejahatan pada William dan teman-teman gitu. Jennifer yang sedang bersama teman-temannya, ya arisan gitu. Tiba-tiba Jennifer merasakan kesakitan pada tubuhnya sampai muntah darah gitu. Jennifer kesakitan banget pada tubuhnya dan pada akhirnya Jennifer mati gitu. Rangga dapat kabar Jennifer meninggal, ya Rangga kaget dan sedih gitu. Raisa pun kaget dan sedih karena dapat kabar bahwa Ibunya, ya Jennifer meninggal gitu. Polisi mengusut dengan baik kematian Jennifer yang tidak wajar gitu. Teman-teman Jennifer di intrograsi dengan baik sama polisi. Ternyata teman-teman Jennifer tidak ada motif untuk membunuh Jennifer gitu. Ya Jennifer di makamkan dengan baik gitu. Rangga memang penasaran dengan baik kematian William dan Jennifer yang tidak wajar gitu. Ya Rangga ke tempat dukun Wendy untuk mencari tahu, ya siapa tahu sih William dan Jennifer di bunuh dengan cara di santet gitu?. Ya dukun Wendy dengan kemampuannya, ya memberitahu Rangga dengan baik bahwa William dan Jennifer di bunuh dengan cara di santet gitu. Raisa yang berada di dalam kelas gitu, ya Raisa merasakan rasa sakit dengan tubuhnya sampai muntah darah gitu, ya pada akhirnya Raisa mati gitu. Teman-teman Raisa kaget dan sedih karena Raisa meninggal gitu. Memang matinya Raisa tidak wajar sih, ya teman-temannya Raisa membicarakan dengan baik bahwa Raisa di bunuh dengan cara di santet gitu. Rangga dapat kabar sih bahwa Raisa meninggal gitu, ya Rangga kaget dan sedih karena Raisa meninggal gitu. Polisi memang memeriksa dengan baik kematian dari Raisa yang tidak wajar gitu. Pemeriksaan tetap tidak ada hasil, ya orang-orang terdekat Raisa tidak punya motif untuk membunuh Raisa gitu. Ya Raisa di makamkan dengan baik gitu. Rangga meminta bantuan dukun Wendy untuk mencari tahu siapa orang yang mengirim ilmu santet pada Raisa? Ya dukun Wendy dengan kemampuannya, ya Wendy memberitahu tahu pada Rangga, ya nama orang yang mengirim ilmu santet pada Raisa adalah Mohan gitu. Rangga teringat dengan Mohan, ya Mohan pemilik perusahaan PT. CITRA yang sebenarnya gitu. Rangga mengambil alih perusahaan dengan cara menyingkirkan Mohan dan keluarga di buat mati dengan cara kebakaran rumah, ya padahal sebenarnya Rangga membunuh Mohan dengan cara tembak dengan pistol dan keluarga Mohan matinya di racun gitu. Rangga sadar banget bahwa Mohan masih hidup, ya selamat dari kebakaran rumah gitu. Mohan balas dendam pada Rangga gitu. Mohan menyantet dukun Wendy gitu. Tubuh dukun Wendy merasa kesakitan banget sampai muntah darah gitu. Dukun Wendy berusaha dengan baik untuk melepaskan diri dari santetnya Mohan gitu. Terjadi pertarungan ilmu santet antara dukun Wendy sama Mohan gitu. Pada akhirnya, ya dukun Wendy kalah dari Mohan dan dukun Wendy mati gitu. Rangga meninggalkan rumah dukun Wendy gitu. Rangga bertemu dengan Mohan gitu. Mohan yang selamat dari kebakaran rumahnya, ya Mohan belajar ilmu santet pada dukun Nyi Durgandini dengan tujuan balas dendam gitu. Ilmu santet di kuasai dengan baik sama Mohan, ya Mohan menjalankan balas dendamnya untuk membunuh Rangga dan keluarganya gitu. Ya Rangga memang membawa pistol untuk membunuh Mohan gitu. Mohan segera mengirim ilmu santetnya untuk membuat tubuh Rangga kesakitan sampai muntah darah gitu. Rangga sempat juga menembak Mohan dan Mohan terkena tembakan Rangga di bagian dada gitu. Mohan dengan ilmu santetnya membunuh Rangga gitu. Ya Rangga mati gitu. Mohan yang terkena tembakan dari Rangga, ya Mohan berusaha dengan baik ke rumah dukun Nyi Durgandini gitu. Ya dukun Nyi Durgandini menolong dengan baik Mohan, ya peluru di keluarkan dari tubuh Mohan gitu. Polisi menemukan dengan baik mayat Rangga dan Wendy yang mati tidak wajar gitu. Setelah di periksa dengan baik sama polisi, ya polisi tidak menemukan orang yang punya motif membunuh Rangga dan Wendy gitu. Ya Rangga dan Wendy di makamkan dengan baik gitu. Mohan yang telah balas dendam dengan baik, ya Mohan menjalankan hidup dengan baik gitu. Sedangkan perusahaan kembali ke tangan Mohan, ya yang menjalankan perusahaan adalah Aqeela. Ya Aqeela pacarnya Mohan gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi. 

"Cerita yang bagus!" kata Eko. 

"Sekedar cerita saja!" kata Budi. 

"Cerita misteri," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Tokoh Mohan balas dendam dengan ilmu santet," kata Eko. 

"Begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi dan Eko, yaaa asik main kartu remi dengan baik gitu, ya main cangkulan gitu.

"Hidup ini tetap sama kan Budi?" kata Eko.

"Yaaa hidup ini tetap sama sih Eko!" kata Budi.

"Orang-orang yang tidak suka, ya berdasarkan cerita Budi," kata Eko.

"Realita juga ada kan Eko...tentang orang-orang yang tidak suka?" kata Budi.

"Realita memang ada sih...orang-orang yang tidak suka dengan alasan tidak jelas gitu," kata Eko.

"Orang-orang itu seperti di bisikan setan jadinya tidak suka, ya membenci dan melakukan perbuatan seperti mengerjai, yaaa bisa saja sampai mencekai gitu," kata Budi.

"Orang-orang yang jauh dari agama kan Budi?" kata Eko.

"Memang orang-orang yang jauh dari agama. Hidup ini, ya lebih baik menghindari orang-orang yang gelagatnya tidak baik," kata Budi.

"Memang sih lebih baik menjauhkan diri dari orang-orang yang gelagatnya tidak baik," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi tetap asik main kartu remi, ya main cangkulan gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MADE IN CHINA

Malam yang gelap, ya di langit ada bintang dan ada bulan gitu. Setelah nonton Tv yang acaranya menarik dan bagus sinetron di chenel TVRI git...

CAMPUR ADUK