CAMPUR ADUK

Tuesday, March 25, 2025

A BEAUTIFUL MIND

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus di chenel BTV, ya seperti biasa sih Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Pada tahun 1947, Jhon Nash tiba di UniUniversitas Princeton sebagai penerima bersama Beasiswa Carnegie untuk Matematika bersama Martin Hansen. Ia bertemu dengan sesama mahasiswa pascasarjana matematika dan sains, Sol, Ainsley, dan Bender, serta teman sekamarnya, Charles Herman, seorang mahasiswa sastra.

Bertekad untuk menerbitkan ide orisinalnya sendiri, Nash terinspirasi ketika ia dan teman-teman sekelasnya membahas cara mendekati sekelompok wanita di sebuah bar. Nash berpendapat bahwa pendekatan kooperatif akan menghasilkan peluang keberhasilan yang lebih baik, yang mendorongnya untuk mengembangkan konsep baru tentang dinamika pemerintahan. Teorinya membuatnya mendapatkan jabatan di MIT di mana ia memilih Sol dan Bender daripada Hansen untuk bergabung dengannya.

Pada tahun 1953, Nash diundang ke Pentagon untuk menguraikan sandi telekomunikasi musuh. Karena bosan dengan pekerjaannya di MIT, ia direkrut oleh William Parcher yang misterius dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan tugas rahasia: mengidentifikasi pola tersembunyi di majalah dan surat kabar untuk menggagalkan rencana Soviet. Ia diberi dioda implan yang memberinya kode sandi untuk mengakses tempat penyimpanan di sebuah rumah besar. Nash menjadi semakin terobsesi dengan pekerjaannya dan menjadi paranoid.

Nash jatuh cinta pada seorang mahasiswa, Alice Larde dan mereka akhirnya menikah. Setelah baku tembak antara Parcher dan agen Soviet, Nash mencoba keluar dari tugasnya tetapi dipaksa untuk melanjutkan. Saat memberikan kuliah tamu di Universitas Harvard, Nash yakin agen Soviet sedang mengejarnya dan dibius secara paksa. Ia terbangun di fasilitas psikiatri di bawah perawatan Dr. Rosen.

Dr. Rosen memberi tahu Alicia bahwa Nash menderita skizofrenia dan bahwa Charles, Marcee (keponakan Charles), dan Parcher hanya ada dalam imajinasinya. Alicia, Sol, dan Bender menyelidiki ruang kerja suaminya, yang memperlihatkan berbagai kliping berita dan majalah. Alicia menemukan tumpukan "dokumen rahasia" yang belum dibuka dari tempat penyimpanan dan membawanya ke Nash, mengungkap kebenaran tugasnya. Dilanda keterkejutan, Nash mengiris lengannya untuk mengungkap dioda, yang sebenarnya tidak ada. Nash diberi tetapi kejut insulin dan akhirnya dipulangkan. Frustrasi dengan efek samping obat antipsikotiknya , ia diam-diam berhenti meminumnya. Ia bertemu Parcher, yang mendesaknya untuk melanjutkan tugasnya di gudang dekat rumahnya.

Pada tahun 1956, Alicia mengetahui Nash kambuh dan bergegas pulang. Ia mendapati Nash telah meninggalkan bayi laki-laki mereka di bak mandi yang berisi air, yakin bahwa "Charles" sedang mengawasi bayi itu. Alicia memanggil Dr. Rosen, tetapi Nash tidak sengaja menabraknya dan bayinya, karena ia yakin Nash menyelamatkan mereka dari Parcher. Saat Alicia melarikan diri dengan bayinya, Nash menyadari bahwa mereka semua tampak sama sejak pertama kali bertemu, dan menyimpulkan bahwa itu pasti halusinasi. Bertentangan dengan saran Dr. Rosen, Nash memilih untuk tidak dirawat di rumah sakit lagi, karena ia yakin dapat mengatasi gejalanya sendiri dengan dukungan Alicia.

Nash kembali ke Princeton, mendekati rival lamanya Hansen, yang sekarang menjadi kepala departemen matematika, yang mengizinkannya bekerja di perpustakaan dan mengaudit kelas. Selama dua dekade berikutnya, Nash belajar untuk mengabaikan halusinasinya dan, pada akhir 1970-an, diizinkan untuk mengajar lagi. Pada tahun 1994, Nash dianugerahi Penghargaan Nobel Memorial dalam Ilmu Ekonomi untuk karyanya tentang teori permainan dan dihormati oleh sesama profesornya. Pada upacara di Stockholm, ia mempersembahkan hadiah itu untuk istrinya. Nash bertemu kembali dengan Charles, Marcee, dan Parcher setelah upacara, tetapi mengabaikan mereka saat ia, Alicia, dan putra mereka pergi.

***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi gitu. Di meja ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng berisi air panas gitu. 

"Emmm," kata Eko. 

"Puasa di jalankan dengan baik di bulan Ramadhan," kata Budi. 

"Yaaa umat agama Islam menjalankan dengan baik puasa di bulan Ramadhan, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Iya Eko...umat agama Islam," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko.

"Agama lain tetap menghormati umat agama Islam yang menjalankan ibadah di bulan Ramadhan," kata Budi.

"Agama lain menghormati umat agama Islam yang menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Yang di maksud itu, ya teman kan Budi?" kata Eko. 

"Iya...teman....Eko. Teman yang beragama lain. Kalau bertemu paling ngobrol urusan dunia ini lah," kata Budi. 

"Yang di obrolan urusan dunia ini, ya paling masih berkaitan dengan ekonomi," kata Eko. 

"Memang urusan ekonomi sih yang di obrolin!" kata Budi. 

"Hidup tetap berkompetisi dengan baik urusan ekonomi," kata Eko.

"Realitanya memang begitu," kata Budi. 

"Bagi yang berhasil dari usaha yang di jalankan di syukurin dengan baik. Bagi yang belum berhasil, ya berjuang lebih keras lagi sampai berhasil," kata Eko. 

"Omongan Eko benar sekali," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Yang jadi pertanyaan aku sih, ya siapa orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar?" kata Budi. 

"Kalau itu sih...jawabannya...Nabi Muhammad!" kata Eko. 

"Yang lain gitu Eko?" kata Budi. 

"Yang lain toh?" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Yang lainnya aku tidak tahu saja," kata Eko. 

"Kalau Eko tidak tahu. Jadi jawabannya...pake kemungkinan saja kan Eko?" kata Budi. 

"Pake kemungkinan sih, ya ada orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar," kata Eko. 

"Ada orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko.

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA kan Budi?" kata Budi. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi.

"Orang tua sering berkata urusan bulan Ramadhan "Masih ada umur untuk menjalankan puasa dan ibadah di bulan Ramadhan"....," kata Eko. 

"Seperti biasanya sih...omongan orang tua "Masih ada umur untuk menjalankan puasa dan ibadah di bulan Ramadhan"...," kata Budi. 

"Harapan orang tua, ya tetap seperti biasa sih masuk surga!" kata Eko.

"Surga yang diinginkan orang tua, ya makanya orang tua tetap menjalankan ibadah dengan baik," kata Budi.

"Emmm," kata Eko. 

"Aku mau cerita Eko!" kata Budi. 

"Budi mau cerita toh. Yaaa silakan Budi bercerita dengan baik gitu!" kata Eko. 

"Begini ceritanya!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Mohan tinggal dengan baik sama Udin yang kerjaannya marbot mesjid. Ya Udin seorang duda gitu, ya istri Udin telah lama meninggal gitu. Mohan membantu sih kerjaan Udin sebagai marbot mesjid gitu. Masa lalu Mohan memang orang miskin, ya di usir dari kontrakan karena tidak mampu membayar kontrakan dan istri Mohan yang bersama Raisa lebih memilih meninggalkan Mohan karena Raisa tidak tahan hidup miskin bersama Mohan gitu. Ya Raisa memilih bersama Harry yang bisa menerima Raisa dengan baik dan kerjaan Harry menjalankan usaha kafe gitu. Mohan tinggal dengan Udin, ya Mohan di bimbing dengan baik sama Udin dengan tujuan Mohan memahami agama yang di yakini agama Islam gitu. Hidup Mohan menjadi tenang karena memahami agama Islam gitu. Demi hidup ini, ya Mohan kerja jualan gorengan di pinggir jalan di daerah pertokoan. Hidup ini Mohan mensyukurin dengan baik hasil dari usaha yang di jalankan, ya sebagai muslim yang baik Mohan menjalankan infak dan zakat gitu. Di mesjid ada ustad yang baik dan pinter, ya ustad Zidan gitu. Ya Zidan mengajar anak-anak mengaji dan memahami agama Islam, ya Zidan membentuk akhlak anak-anak untuk berjalan di jalan baik untuk kebaikan diri anak-anak, orang tua, dan orang lain gitu. Zidan suka dengan teman masa kecil yang bernama Tamara gitu. Ya Tamara memang menjalankan kuliah dengan baik di Universitas. Zidan kuliah dengan baik juga di Universitas. Tamara dan Zidan beda Universitas gitu. Tamara punya mantan yang bernama Alvin gitu. Ya Alvin menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Karena masih cinta, ya Alvin ingin balikan dengan Tamara gitu tapi Tamara tidak ingin balikan dengan Alvin gitu. Alvin kekeh ingin balikan dengan Tamara gitu. Zidan yang suka sama Tamara, ya Zidan berusaha untuk jadian dengan Tamara dengan cara...Zidan menemui orang tua Tamara gitu. Orang tua Tamara menerima Zidan dan keputusan Tamara juga suka Zidan gitu. Urusan menikah sih, ya Zidan dan Tamara lulus kuliah dulu gitu. Alvin yang tidak bisa balikan dengan Tamara karena Zidan, ya jadi Alvin memutuskan dengan baik untuk jadian dengan Pertiwi gitu. Ya Pertiwi menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Hubungan kisah cinta yang di jalankan Alvin dan Pertiwi berjalan dengan baik gitu. Tamara yang penampilan seperti cewek biasa-biasa gitu, ya berubah menjadi cewek yang pertampilan baik seperti cewek muslimah gitu. Zidan dan kedua orang tua Tamara senang dengan perubahan Tamara yang berpenampilan seperti cewek muslimah gitu. Aqeela seorang janda beranak satu, ya anaknya bernama Mentari gitu. Ya Mentari memang belajar mengaji sama ustad Zidan gitu. Mohan yang sering bertemu dengan Aqeela di mesjid, ya Mohan jatuh hati sama Aqeela gitu. Ada teman Aqeela yang bernama Fattah gitu. Ya Fattah kerjaannya menjalankan usaha restoran dan Fattah status duda gitu. Fattah suka dengan Aqeela dan Fattah ingin menikahi Aqeela gitu. Mohan yang suka dengan Aqeela, ya berusaha dengan baik untuk jadian sama Aqeela dengan tujuan menikah Aqeela gitu. Fattah dan Mohan bersaing untuk jadian sama Aqeela gitu. Pada akhirnya, ya Mohan kalah dari Fattah gitu. Ya Fattah menikah dengan Aqeela dengan baik dan Mentari suka dengan baik Ayah yang baru...Fattah gitu. Mohan sadar dengan diri, ya nasif orang miskin gitu, yaaa Mohan tetap menjalankan kehidupan dengan baik, ya kerja jualan gorengan demi hidup yang penuh dengan kompetisi dengan usaha yang lain yang di jalankan manusia yang lain, ya ibadah dengan baik demi rasa syukur dan ketenangan hidup ini, yaaaa dan Mohan tetap membatu kerjaan Udin sebagai marbot di mesjid gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.

"Cerita yang bagus!" kata Eko. 

"Sekedar cerita saja!" kata Budi.

"Kisah cinta," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Lika liku kisah cinta tokoh Mohan," kata Eko.

"Begitulah ceritanya!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi.

"Main permainan ular tangga saja Budi!" kata Eko.

"Okey. Main permainan ular tangga!" kata Budi.

Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.

"Ngobrol acara Tv," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Acara Tv yang ini dan itu, ya termasuk sepak bola. Acara Tv....tetap bagus kan Eko?" kata Budi.

"Acara Tv....tetap bagus sih Budi. Menghibur penonton di rumah dengan baik," kata Eko.

"Menghibur penonton di rumah dengan baik," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

SUPER 30

Malam hari yang keadaan tenang gitu. Setelah nonton acara Tv yang menarik dan bagus seni dan kebudayaan Palembang di TVRI Palembang gitu, ya...

CAMPUR ADUK