Setelah nonton Tv yang acaranya voli, ya Budi duduk santai di depan rumahnya sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Nyanyi saja!!!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai menyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Harry Lockhart secara tidak sengaja memenangkan tes layar di New York City dengan menunjukkan penyesalan dalam audisi atas perampokan yang gagal yang dilakukannya, yang oleh sutradara casting Dabney Shaw disalahartikan sebagai metode akting. Ia dikirim ke Los Angeles untuk tes layar lebih lanjut.
Di sebuah pesta di sana, Harry bertemu dengan pujaan hatinya semasa kecil, Harmony Lane, dan "Gay" Perry van Shrike, seorang detektif swasta yang disewa untuk memberinya bimbingan saat bekerja untuk tes layarnya. Pembawa acara pesta, Harlan Dexter, seorang aktor yang sudah pensiun, baru-baru ini menyelesaikan perseteruan atas warisan istrinya dengan putrinya yang sudah lama tidak berhubungan, Veronica.
Selama pengintaian di kabin Big Lake, ya Perry dan Harry melihat sebuah mobil dibuang ke danau. Melihat tubuh perempuan di bagasi, Perry menembak kunci dalam upaya penyelamatan, tetapi tidak sengaja mengenai mayat itu. Mereka memutuskan untuk tidak melaporkannya karena akan tampak bahwa Harry membunuhnya. Percaya Harry adalah detektif swasta, Harmony memberi tahu dia tentang saudara perempuannya, Jenna, yang diduga bunuh diri. Dia menemukan mayat di danau, yang diidentifikasi sebagai Veronica, di kamar mandinya dan membuangnya dengan Perry, tetapi segera menemukan Jenna menggunakan kartu kredit Harmony untuk menyewa Perry. Harry pergi menemui Harmony, yang secara tidak sengaja memotong jarinya ketika dia membanting pintu, setelah mengetahui dia berbohong tentang menjadi detektif swasta.
Di sebuah pesta bersama Harmony, dua pria dari danau (Mr. Frying Pan dan Mr. Fire) memukuli Harry untuk meyakinkannya agar berhenti menyelidiki kejahatan ini. Harmony dan Harry mengikuti mereka ke tempat pengintaian terakhir Perry dan Harmony pergi untuk memperingatkannya, meninggalkan Harry tertidur di dalam mobil. Mr. Frying Pan akhirnya dibunuh oleh seorang operator gerobak makanan bersenjata. Seorang gadis berambut merah muda mencuri mobil Harmony dan tanpa sengaja membawa Harry yang pingsan ke rumahnya. Mr. Fire datang dan membunuhnya. Harry pun membunuhnya sebagai balasan.
Harry bertemu Harmony di hotelnya, tempat ia mengungkapkan bahwa ia memberi tahu Jenna bahwa Harlan adalah ayah kandungnya untuk memberinya harapan setelah ayah mereka melakukan kekerasan seksual. Harry dan Harmony mulai dekat hingga ia mengakui bahwa ia tidur dengan sahabat Harry di sekolah menengah, sehingga Harry mengusirnya.
Mendengar tentang dugaan hilangnya Harmony, Harry dan Perry menyelidiki rumah sakit jiwa milik Harlan. Mereka menemukan Veronica dikurung di sana olehnya, untuk digantikan oleh Gadis Rambut Merah Muda, untuk mengakhiri perseteruan warisan. Harry secara tidak sengaja membunuh seorang petugas pembunuh, dan kemudian mereka ditangkap oleh Harlan. Harry menghubungi Harmony, yang mencuri mobil van berisi mayat Veronica. Orang-orang itu melarikan diri, dan tertembak oleh peluru yang sama. Harry kemudian berhasil membunuh Harlan.
Di rumah sakit, ketiganya mengetahui Jenna bunuh diri setelah menyaksikan Harlan berhubungan seks dengan pengganti Veronica, karena yakin "ayah barunya" juga melakukan hubungan sedarah. Perry menampar ayah Jenna, yang terbaring di tempat tidur. Dalam pidato penutup di depan kamera, Harry memberi tahu kita bahwa dia sekarang bekerja untuk Perry.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik dekat Budi.
"Hidup ini tetap sama kan Eko?" kata Budi.
"Yaaa hidup ini tetap sama sih Budi!" kata Eko.
"Berarti hidup ini penuh dengan ujian," kata Budi.
"Realitanya hidup ini," kata Eko.
"Bisikan Setan dari kiri dan kanan," kata Budi.
"Bisikan Setan....serem!!!" kata Eko.
"Manusia punya keinginan ini dan itu," kata Budi.
"Realitanya memang begitu," kata Eko.
"Keinginan jadi Raja atau pemimpin negeri di sebut sekarang sih....Presiden," kata Budi.
"Masa lalu berkaitan dengan masa sekarang, ya tentang keinginan manusia," kata Eko.
"Setan membisikkan dengan baik pada manusia yang ingin jadi Raja. Bagi manusia yang imannya lemah, ya akan tersesat. Bagi yang imannya kuat, ya tidak terpengaruh bisikan Setan yang menyesatkan," kata Budi.
"Iman manusia lemah dan kuat," kata Eko.
"Bisikan Setan juga yang menyesatkan para pemimpin agama, ya sampai pemimpin agama berani mengakui dirinya...adalah Nabi," kata Budi.
"Ngaku Nabi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Bisikan Setan juga membuat manusia untuk bertikai demi tujuan ego kesombongan suku bangsa. Yang kuat menindas yang lemah," kata Budi.
"Perpecahaan di antara manusia sampai perang, ya karena bisikan Setan yang menyesatkan manusia," kata Eko.
"Setan senang manusia hancur," kata Budi.
"Permainannya Setan menciptakan neraka dunia untuk membuat manusia merasakan penderitaan tak bertepi itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kemungkinan dan kemungkinan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ketika dunia hancur karena bisikan Setan. Biasanya manusia yang baik....yang membimbing manusia lain untuk berjalan di jalan baik demi kebaikan bersama," kata Budi.
"Manusia yang baik.....membimbing manusia lain untuk berjalan di jalan baik untuk kebaikan bersama," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu main kartu gaplek saja!" kata Eko.
"Okey main kartu gaplek saja!" kata Budi.
Budi mengambil kartu gaplek di bawah meja, ya kartu gaplek di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu gaplek dengan baik gitu.
"Ngomongin orang-orang yang tinggal di kota Batam," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Suku ini dan itu. Agama ini dan itu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Roda ekonomi di jalankan dengan baik demi hidup ini," kata Budi.
"Ekonomi," kata Eko.
"Contohnya...penjual cilok, ya latar belakang bisa di bilang orang miskin gitu," kata Budi.
"Perjuangan hidup demi hidup ini yang penuh dengan kompetisi demi kaya jauh dari kemiskinan, ya contoh tepat sih...penjual cilok...berusaha dengan baik dari usahanya demi hidup ini, ya karena latar belakang dari keadaan miskin," kata Eko.
"Hasil dari usaha di syukurin dengan baik," kata Budi.
"Memang hasil usaha harus di syukurin dengan baik," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi, ya asik main kartu gaplek gitu.
"Ngomongin acara Tv," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Seperti biasa acara Tv yang ini dan itu...bagus kan Eko?" kata Budi.
"Realitanya memang begitu tentang acara Tv yang ini dan itu...bagus!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main kartu gaplek gitu.
No comments:
Post a Comment