CAMPUR ADUK

Tuesday, November 12, 2024

MMS RAGINI

Setelah nonton Tv yang acaranya sepak bola, yaaa seperti biasa Budi duduk santai di depan rumahnya. Malam yang tenang dan di langit bertabur bintang di langit, ya Budi melihat dengan baik, ya memang menikmati keadaan sambil minum kopi dan makan singkong goreng gitu. 

"Baca cerpen saja!" kata Budi.

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buku dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Seluruh film direkam sebagai film rumahan, dimulai dengan Uday yang tiba di rumah Ragini. Setelah bertanya kepada Uday ke mana mereka akan pergi dan tidak mendapat jawaban, teman Ragini, Pia, menjadi marah dan ingin Uday segera meninggalkan rumah mereka. Uday tidak menghiraukannya, membangunkan Ragini dari tidurnya, dan menyuruhnya bersiap untuk liburan akhir pekan mereka. Mereka kemudian pergi ke 'rumah' Uday – sebuah bangunan terbengkalai misterius di lokasi yang sepi. Ibu Ragini meneleponnya untuk menanyakan keberadaannya, tetapi Ragini berbohong dan menutup telepon.

Terungkap bahwa Uday terlibat dalam bisnis pembuatan dan penjualan rekaman seks gadis-gadis tak berdosa. Kali ini korbannya adalah Ragini, yang mengira bahwa dia mencintainya. Mereka mencoba berhubungan seks, tetapi diganggu oleh Pia dan pacarnya Vishal yang mengunjungi mereka. Marah dengan kunjungan mereka, Uday menyuruh Ragini untuk menyingkirkan mereka, tetapi mereka akhirnya tinggal sebentar.

Vishal bertanya kepada Uday tentang jalan ke kamar mandi dan Uday memberitahunya. Vishal memberi tahu Uday bahwa sebelumnya ada seorang wanita yang tinggal di rumah itu, yang disebut penyihir oleh keluarganya. Keluarga itu membunuhnya, lalu arwah wanita itu membunuh mereka dan sejak itu menghantui rumah itu. Uday menertawakan cerita ini dan pergi. Vishal dengan ragu-ragu berjalan kembali ke ruang tamu tetapi merasakan seseorang di belakangnya.

Seseorang mengetuk pintu utama. Saat Uday membuka pintu, Vishal tersandung dengan luka di lehernya. Merasa ada yang tidak beres dengan rumah itu, Pia dan Vishal bergegas pergi. Setelah itu, Uday menyalakan kamera tanpa memberi tahu Ragini dan memborgolnya ke tempat tidur. Mereka hendak berhubungan seks tetapi Uday ditarik dengan rambutnya. Dia memeriksa seluruh rumah, dan pintu yang dilewati Vishal terbuka tanpa alasan.

Karena takut, Uday memeriksa kamar dan rumah itu secara menyeluruh, tetapi tidak menemukan seorang pun. Mereka mendengar beberapa suara aneh dan Uday berkata dalam bahasa Marathi, "Aku bukan penyihir." Ia kembali lagi untuk memeriksa sumber suara itu. Ia kembali dalam kondisi yang aneh dan ketakutan. Ragini segera meminta Uday untuk melepaskannya, tetapi ia takut dan tidak dapat berpikir. Saat mencari kunci, Uday secara tidak sengaja memperlihatkan kamera yang ia gunakan untuk merekam mereka berhubungan seks, yang membuat Ragini bereaksi dengan ketakutan, keterkejutan, dan kemarahan.

Uday mencoba membuka borgol Ragini dengan benda lain, tetapi tiba-tiba ia menjadi paranoid. Ia mengambil benda tajam, menusuk lehernya sendiri, dan meninggal. Karena ketakutan, Ragini berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang mendengarnya. Ia mencoba mencari kuncinya sendiri, tetapi sia-sia. Ia mencoba mematahkan tiang tempat tidur, tetapi gagal. Ragini menemukan pecahan kaca, memotong tangannya, dan menggunakan darah sebagai pelumas untuk melepaskan diri.

Setelah bebas, dia mencoba melarikan diri dari rumah, tetapi pintu-pintu terus menutup. Dia berteriak minta tolong, memberi tahu beberapa orang yang lewat, tetapi tidak dapat membantu. Ragini ditarik ke dalam lemari yang sama tempat dia menemukan mayat. Dia berlari ke mobil. Dia memecahkan jendela mobil dan menarik tubuh Vishal keluar, tetapi tidak dapat menyalakan mobil. Dia kembali berlari melalui hutan dan bersembunyi di tempat di mana dia menemukan tubuh Pia. Akhirnya roh itu menariknya dengan rambutnya kembali ke dalam rumah.

Roh itu menggantung Ragini di dinding selama berhari-hari. Film berakhir dengan cara yang dapat ditafsirkan sendiri. Pada akhirnya, seorang pria menemukan Ragini tidak sadarkan diri dan dia harus menjalani perawatan psikiatris selama 10 bulan. Ceritanya terbuka dan berfungsi sebagai peringatan bagi gadis-gadis naif agar lebih berhati-hati saat berhadapan dengan orang-orang yang mencurigakan.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. 

"Menghibur diri. Nyanyi dan main gitar!" kata Budi. 

Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Peluklah dirikuDan pejamkanlah matamuDuduklah engkau di pangkuanku
Lihatlah cahaya rembulanJatuh di wajahmuBersatu dalam hatimu, hatikuLihatlah kumbang-kumbang malamRiang beterbanganMungkin ingin menyaksikan bintang-bintang
Kasihku, embun malamDari mana dia datang?Mengapa begitu tergesa-gesa?Apa yang dicarinya?Apa yang dikejarnya?Ataukah dia datang untuk kita?
Peluklah dirikuDalam dekapan cintamuBelailah dengan kasih sayangmuHanyalah padamuKusandarkan harapankuSetulus cinta di hatiku
Kasihku, embun malamDari mana dia datang?Mengapa begitu tergesa-gesa?Apa yang dikejarnya?Apa yang dicarinya?Ataukah dia datang untuk kita?
Kasihku, embun malamDari mana dia datang?Mengapa begitu tergesa-gesa?Apa yang dikejarnya?Apa yang dicarinya?Ataukah dia datang untuk kita?
Kasihku, embun malamDari mana dia datang?Mengapa begitu tergesa-gesa?Apa yang dikejarnya?Apa yang dicarinya?Ataukah dia datang untuk kita?
Kasihku, embun malamDari mana dia datang?Mengapa begitu tergesa-gesa?Apa yang dikejarnya?Apa yang dicarinya?Ataukah dia datang untuk kita?
Kasihku, embun malamDari mana..."

***

Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan motor di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. 

"Emmm," kata Budi. 

"Hidup ini tetap sama kan Budi?" kata Eko. 

"Yaaa hidup ini tetap sama Eko!" kata Budi. 

"Hidup ini....antara kaya dan miskin," kata Eko. 

"Hidup ini....memang bermacam-macam suku sih, ya jadi antara kaya dan miskin," kata Budi. 

"Antara baik dan buruk perilaku manusia," kata Eko. 

"Berdasarkan pengumpulan data lapisan sosial masyarakat, ya antara baik dan buruk perilaku manusia," kata Budi. 

"Antara paham agama dan tidak," kata Eko. 

"Berdasarkan pengumpulan data lapisan sosial masyarakat, ya antara paham agama dan tidak," kata Budi. 

"6 ajaran agama," kata Eko. 

"Yaaa 6 ajaran agama sih. Yaaa ada sih ajaran kepercayaan sih yang di yakini manusia, ya keputusan manusia menjalankan hidup ini," kata Budi. 

"Hidup ini...memang pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Eko. 

"Memang sih....hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Budi. 

"Hidup ini, ya penuh persaingan urusan ekonomi dengan tujuan kekayaan gitu," kata Eko. 

"Realitanya memang begitu sih!" kata Budi. 

"Jika tidak berhasil di kota ini, ya karena persaingan antara sehat dan tidak sehat, ya maka yang punya kepintaran lebih baik meninggalkan kota ini ke kota lain demi sukses dan menikmati hidup ini lebih baik," kata Eko. 

"Wajar sih meninggalkan kota ini ke kota lain demi sukses. Memang antara sehat dan tidak sehat urusan persaingan masuk dalam stuktur sistem kerja di pemerintahan atau swasta. Yaaa kekerabatan masih di jalankan dengan baik untuk urusan kerjaan agar lancar gitu," kata Budi. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Berarti masih sama sih tentang cowok dan cewek menjalankan rencananya mendapatkan cowok dan cewek berlatar keluarga kaya," kata Eko. 

"Hidup di kota ini, ya masih urusan rencana ini dan itu demi ini dan itu," kata Budi.

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main kartu gaplek saja Budi!" kata Eko. 

"Okey main kartu gaplek!" kata Budi. 

Budi mengambil kartu gaplek di bawah meja, ya kartu gaplek di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu gaplek dengan baik gitu. 

"Budi mau cerita apa tidak?" kata Eko. 

"Aku mau cerita Eko!" kata Budi. 

"Silakan Budi bercerita dengan baik gitu!" kata Eko. 

"Begini ceritanya!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Pasha kerja di perusahaan PT. ANDROMEDA, ya pemilik Julian gitu. Rumah tangga yang di jalankan Julian dan Safira berjalan baik dan bahagia gitu. Ya Pasha teringat teman masa SD, ya Adisty gitu, ya Pasha dan Adisty bermain sepak bola bersama dan berhasil menang dalam pertandingan sepak bola yang di adakan sekolah gitu. Sekarang ini, ya Pasha sibuk kerja di perusahaan dan ingin sekali bertemu Adisty gitu. Ada cewek yang menyukai Pasha, ya cewek itu nama Marsanda gitu. Ya Marsanda teman satu kantor satu perusahaan gitu. Pasha dengan Marsanda berteman baik gitu. Harapan Marsanda dekat Pasha, ya jadian gitu. Memang sih Pasha dan Marsanda jalan bareng dan makan dan minum di sebuah kafe gitu, ya tetap sih Pasha menganggap Marsanda teman, ya harapan Marsanda tetap ingin jadian gitu. Adisty sekarang ini kerjaannya model gitu, ya jadi menjalin hidup dengan baik gitu. Andre dan Ayu orang tua Adisty gitu. Ya Andre dan Ayu punya rencana menjodohkan Adisty dengan Anwar, ya anaknya Surya dan Dita gitu. Ya Anwar kerja di perusahaan PT. MAKMUR, ya pemilik Wendy gitu. Ya Wendy dan Kiky menjalankan rumah tangganya dengan baik dan bahagia gitu. Adisty ingin menolak perjodohan yang di rencanakan orang tua gitu, ya tapi karena jadi anak baik jadi mengikuti maunya orang tua gitu. Adisty bertemu dengan Anwar gitu, ya keduanya berusaha dengan baik untuk cocok gitu. Anwar dan Adisty kerap jalan bersama tujuan untuk membangun rasa cinta keduanya gitu. Yaaa pada akhirnya Anwar dan Adisty sepakat bertunangan gitu. Suatu hari, ya Adisty bertemu Pasha di sebuah kafe gitu. Teman semasa SD, ya Pasha dan Adisty saling mengingat tentang keduanya pernah main sepak bola bersama gitu. Pasha tidak menyangka gitu, ya Adisty yang ada gaya tomboy pada masa SD ketika sekarang dewasa telah menjadi cewek yang cantik dan anggun, ya kerjaannya model, ya berarti banyak cowok yang mengagumi kecantikan Adisty karena model gitu. Adisty senang melihat Pasha yang sekarang menjadi cowok yang tampan, ya gagah dan keren gitu. Hubungan pertemanan Adisty dan Pasha tetap baik gitu. Sering Pasha dan Adisty jalan bareng tujuan ngobrol dan mengenang pertemanan masa kecil gitu, ya sampai keduanya ada rasa cinta gitu. Adisty yang telah bertunangan sama Anwar, ya tidak bisa bersama Pasha gitu. Pasha inginnya bersama Adisty dan juga Adisty ingin bersama Pasha gitu. Anwar sampai tahu kedekatan Pasha dan Adisty yang awalnya mengenang pertemanan masa SD, ya keduanya jadi ada rasa cinta gitu. Anwar merasa akan gagal menikah gitu dengan Adisty gitu. Adisty merasa tidak bisa menikah sama Anwar, ya karena rasa cinta Adisty pada Pasha gitu. Anwar pada akhirnya memutuskan membatalkan pernikahan karena Adisty ingin bersama Pasha dari pada Anwar gitu. Adisty dan Pasha jadinya bersama, ya menjalin kisah cinta yang baik keduanya gitu. Orang tua Adisty dan orang tua Anwar, ya menerima sih bahwa Adisty dan Anwar gagal menikah gitu. Kisah cinta yang di jalankan Pasha dan Adisty berjalan dengan baik dan keduanya ada rencana menikah gitu. Marsanda yang selalu berharap bersama Pasha, ya ternyata Marsanda tetap tidak bisa bersama Pasha. Memang sih menyakitkan sih Marsanda cinta bertepuk sebelah tangan gitu. Sampai akhirnya Pasha dan Adisty menikah, ya bahagia keduanya gitu. Anwar menjalankan hidupnya dengan baik, ya sampai bertemu Marsanda di sebuah kafe gitu. Ya Marsanda dan Anwar ada kecocokan dengan baik, ya jadinya jadian, ya menjalankan kisah cinta yang baik keduanya gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi. 

"Cerita yang bagus!" kata Eko. 

"Sekedar cerita saja!" kata Budi. 

"Teman masa SD, ya tokoh Pasha dan tokoh Adisty. Tokoh Adisty masa SD, ya gaya tomboy ketika dewasa menjadi cewek yang cantik dan anggun, ya banyak cowok yang mengagumi kecantikan tokoh Adisty karena kerjaannya model," kata Eko. 

"Begitulah ceritanya!" kata Budi. 

"Lika liku kisah cinta tokoh Adisty!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi, ya tetap asik main kartu gaplek gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK