Malam tenang di kediaman rumah Budi. Setelah nonton Tv yang acaranya komedi yang bagus gitu, ya seperti biasa sih....Budi duduk di depan rumahnya sedang membaca cerpen ceritanya menarik, ya sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Simon Garden adalah seorang percobaan yang bermaksud baik tetapi tidak efektif . Di awal cerita, ia menghadapi pengadilan setelah semua koleganya di departemennya di Blackpool mengajukan pengaduan terhadapnya, Garden hanya memiliki tiga keberhasilan dalam kariernya. Ia dipindahkan ke Manchester. Ia menderita hipoglikemia dan secara teratur makan keripik untuk mengatasinya.
Di Manchester, ia memulai peran barunya dan bertemu dengan seorang WPC yang menarik, Emma. Saat menyelidiki kasus seorang "klien", Kirsty, seorang remaja nakal yang telah ditanami narkoba Kelas A, Simon menyaksikan pembunuhan seorang akuntan oleh petugas polisi korup Detektif Inspektur Burton. Ia ditemukan, dikejar dari gedung oleh dua penjaga dan setelah terpojok, akhirnya jatuh ke dalam kanal. Ia secara tidak sengaja meninggalkan dompetnya yang berisi identitas di tempat kejadian perkara dan akhirnya dijebak atas pembunuhan akuntan tersebut oleh DI Burton. Simon pergi ke polisi dengan cerita itu, tetapi akhirnya diwawancarai oleh Burton, yang memimpin penyelidikan. Ia membebaskan Simon, tetapi mengancamnya dengan penjara kecuali ia tetap diam tentang penipuan narkoba petugas dan pembunuhan itu.
Simon pertama-tama memutuskan untuk meninggalkan Manchester untuk selamanya dan, merasa sedih, menolak tawaran makan dari Emma. Saat jauh dari kota, ia berjalan melewati sebuah toko tempat TV di jendela kebetulan menunjukkan wawancara dengan Burton, yang akan menerima penghargaan keberanian. Itu memicu ingatannya tentang pembunuhan itu - ia menyadari bahwa kamera CCTV telah memfilmkan seluruh peristiwa itu. Ia menyadari bahwa rekaman keamanan ini akan membersihkan namanya dan menunjukkan bahwa Burton adalah pembunuh yang sebenarnya. Ia kembali ke klub tempat pembunuhan itu terjadi untuk mencoba menemukan rekaman itu, hanya untuk menemukan bahwa itu telah dibawa ke bank dan ditempatkan di kotak simpanan aman. Simon berangkat untuk mengumpulkan keempat mantan kliennya yang sukses. Ia mengunjungi George di Blackpool dan meyakinkannya untuk bergabung dengan rencana itu. Mereka merekrut Jeff, yang telah bekerja sebagai penjual ikan, dan Colin, yang telah bekerja di toko komputer. Mereka mengunjungi rumah mantan penjahat ulung Viktor, hanya untuk menemukan istri dan makamnya; istrinya membawa mereka ke bengkel bawah tanah rahasia Viktor dan mengatakan mereka dapat mengambil perlengkapan apa pun yang mereka inginkan dari berbagai pilihan teknologi dan peralatan pembobol brankas miliknya.
Tim berkumpul di rumah Simon dan mereka mulai menyusun rencana licik untuk mengambil rekaman itu dari bank. Suatu malam mereka menemukan bahwa Kirsty, klien pertama Simon ketika ia memulai pekerjaan barunya di Manchester, telah membobol dan berusaha mencuri televisinya. Ketika ia melihat apa yang mereka lakukan, ia meminta untuk bergabung dengan geng untuk merampok bank, tetapi Simon mengatakan ia terlalu muda. Mereka mengatakan kepadanya bahwa ia harus pergi tetapi ia meyakinkan mereka bahwa ia akan cukup kecil untuk menyelinap melalui ventilasi yang perlu diakses seseorang sebagai bagian dari rencana pencurian mereka. Anggota tim berlatih bersama, mengatur peralatan, menyebarkan virus komputer, dan menciptakan GOTLER (robot penyeimbang waktu yang dioperasikan George). Seiring waktu mereka terikat sebagai satu kelompok, bersenang-senang bersama, dan merumuskan rencana mereka. Namun, suatu malam, DI Burton dan beberapa petugas polisi (termasuk Emma) menggeledah rumah itu untuk mencari kepala akuntan yang terbunuh. DI Burton jelas telah menanamnya di rumah Simon dan, meskipun Kirsty berusaha membuangnya, berhasil menjebak Simon dan yang lainnya: mereka ditangkap, dan berakhir di sel polisi. Kirsty dibawa pergi oleh polisi, tetapi berhasil lolos dari mereka di sebuah garasi. Simon mencoba menjelaskan kepada Emma tentang rencana untuk membersihkan namanya tetapi, karena dia merasa bahwa Simon telah menyembunyikan sesuatu darinya, dia enggan untuk mendengarkan. Simon, George, Colin, dan Jeff berada di sel mereka bertanya-tanya apa yang harus dilakukan ketika bagian belakang sebuah van menabrak dinding – itu adalah Kirsty, yang telah mencuri sebuah van dan menyelamatkan mereka. Mereka melompat masuk dan melaju kencang dengan Kirsty di belakang kemudi, bertekad untuk mencoba pergi ke bank dan menjalankan rencana tersebut.
Sesampainya di sana, mereka menyelinap ke atap, mengaktifkan semua alarm Manchester, dan memanjat ke dalam gedung. Simon menggunakan robot untuk mengaktifkan pintu, dan mereka mengambil rekaman itu. Seorang pria yang menyamar, yang tampaknya adalah Victor, muncul, tetapi kelompok itu juga mengumpulkan uang, sebelum dia menghilang. Setelah pekerjaan selesai, kelompok itu melarikan diri dari bank. Mereka akhirnya tiba di balai kota, di mana DI Burton mendapatkan penghargaan keberanian karena menyelamatkan Kirsty dari mobil yang terbakar di awal film. Meskipun diserang oleh kaki tangan Burton, Simon akhirnya membuktikan ketidakbersalahannya dengan mengungkapkan rekaman itu kepada publik, dan Burton ditangkap. Di tengah perayaan, Simon dan Emma saling berpelukan dan berciuman.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. Di meja ada topeng di atas buku gambar gitu. Eko mengambil topeng gitu.
"Budi membuat topeng dari kardus, ya nilai kreatifitas Budi sih. Topeng Kamen Rider Super-1," kata Eko.
"Memang aku membuat topeng Kamen Rider Super-1, ya topeng yang terbuat dari kardus gitu. Karena aku suka dengan Kamen Rider Super-!" kata Budi.
"Acara Tv....Kamen Rider Super-1," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Cerita dan pertarungannya...bagus kan Kamen Rider Super-1?" kata Eko.
"Ya penonton yang baik sih, ya menilai dengan baik....Kamen Rider Super-1...bagus cerita dan pertarungannya," kata Budi.
Topeng Kamen Rider Super-1 pun di taruh di meja gitu.
"Acara Tv...hiburan saja!" kata Eko.
"Memang sih...acara Tv...hiburan saja bagi penonton yang menonton acara Tv...Kamen Rider Super-1," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil buku gambar di meja gitu.
"Budi...gambar apa di buku gambar ya?" kata Eko.
"Aku menggambar di buku gambar, ya apa yang aku sukai dengan baik gitu? Ya yang aku gambar sih...Tasya!" kata Budi.
"Tasya!!!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Tasya...apa Yeni? Ya siapa tahu Budi masih ada rasa sama Yeni gitu?" kata Eko.
"Yeni. Cewek yang pernah nolak aku. Ya Aku tidak punya rasa lagi sama Yeni!" kata Budi.
"Tasya apa Nia? Ya siapa tahu sih Budi masih ada rasa dengan Nia?" kata Eko.
"Nia. Hubungan perteman aku dan Nia, ya dari temen menjadi demen gitu. Yaaa aku tidak punya rasa sama Nia!" kata Budi.
"Jadi Budi tidak menggambar Yeni dan Nia...di buku gambar. Apa beneran Budi gambar Tasya di buku gambar?" kata Eko.
"Becanda. Becanda. Becanda....Eko!" kata Budi.
"Becanda toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Budi beneran gambar Tasya di buku gambar tidak ada masalah sih. Ya Budi lagi rindu dan kangen saja jika menggambar Tasya di buku gambar!" kata Eko.
"Rindu dan kangen dengan Tasya jika aku menggambar Tasya di buku gambar gitu. Yang pasti sih...aku cinta sama Tasya!" kata Budi.
"Cinta Tasya Rosmala, ya Budi?" kata Eko.
"Kenapa di kaitkan dengan artis Tasya Rosmala?" kata Budi.
"Becandaan saja Budi!" kata Eko.
"Ok. Becandaan saja!" kata Budi.
"Menyukai artis di sukai, ya bisa di sebut cinta...kan Budi?" kata Eko.
"Memang di sebut cinta sih. Ya cinta penggemar pada artis yang di sukai. Selama artis itu bahagia, ya penggemar juga bahagia," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA kan Budi?" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Jadi aku buka saja sih...buku gambar! Ya untuk memastikan apa yang di gambar Budi di buku gambar gitu?" kata Eko.
"Silakan Eko membuka buku gambar gitu!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko membuka buku gambarnya dengan baik gitu. Yaaaa Eko melihat dengan baik di buku gambar, yaaa gambar-gambar buatan Budi gitu.
"Budi menggambarkan di buku gambar...tokoh-tokoh dari acara Tv....Avatar : The Legend of Aang," kata Eko.
"Ya memang sih...aku menggambarkan di buku gambar...tokoh-tokoh dari acara Tv...Avatar : The Legend of Aang!" kata Budi.
"Gambar yang di buat Budi....bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko...atas pujiannya!" kata, Budi.
"Cerita dan pertarungan bagus kan Budi?" kata Eko.
"Cerita dan pertarungan dari serial acara Tv....Avatar : The Legend of Aang, yaaa bagus sih," kata Budi.
"Aku ingin menggambar sesuatu. Budi ada pensil kan?" kata Eko.
"Ada sih..pensil. Aku ambil pensilnya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Budi mengambil pensil di bawah meja, ya pensil di berikan Eko dan berkata "Ini pensilnya Eko!"
Eko mengambil pensil dari tangan Budi gitu.
"Aku mulai menggambar!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menggambar dengan baik di buku gambar gitu. Budi dengan santai menunggu Eko selesai menggambar di buku gambar, ya Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. Cukup lama Eko menggambar di buku gambar, ya pada akhirnya selesai gitu.
"Aku selesai menggambarnya Budi!" kata Eko.
Eko menaruh buku gambar dan pensil di meja gitu. Budi yang ingin melihat gambar yang di buat Eko, ya Budi mengambil buku gambar dan pensil gitu. Ya pensil di taruh di bawah meja gitu.
"Eko menggambar tokoh Ryu dari acara Tv..Street Fighter!" kata Budi.
"Aku memang menggambar di buku gambar, ya apa yang aku sukai? Tokoh Ryu dari acara Tv...Street Fighter," kata Eko.
"Ada kemauan pasti bisa membuat gambar yang di sukai," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Gambar yang di buat Eko...bagus!" kata Budi.
"Terima kasih Budi pujiannya!" kata Eko.
"Cerita dan pertarungan...Street Fighter...bagus kan Eko?" kata Budi.
"Ya memang sih...cerita dan pertarungan Street Fighter...bagus!" kata Eko.
"Gamenya..bagus kan Eko?" kata Budi.
"Memang bagus sih...game Street Fighter!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Budi menutup buku gambar dan menaruh buku gambar di meja gitu.
"Acara Tv..berkaitan dengan ekonomi!" kata Eko.
"Yaaa realitanya memang begitu. Acara Tv...berkaitan dengan ekonomi. Manusia mengerakkan ekonomi dengan baik demi hidup ini," kata Budi.
"Memang manusia mengerakkan ekonomi dengan baik demi hidup ini," kata Eko.
"Kompetisi terjadi dengan baik," kata Budi.
"Persaingan sengit!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Ya Budi mengambil boneka tangan di bawah meja gitu.
"Budi mau cerita toh. Yaaa silakan Budi bercerita dengan baik gitu!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Prilly dan Eca Aura berteman baik gitu, ya kedua menjalankan kuliah dengan baik di Universitas yang ada di kota Bandung gitu. Aliando yang kerjaannya dosen gitu. Orang tua Prilly, ya Pak Andre dan Ibu Ayu merencanakan dengan baik untuk menjodohkan Prilly dengan Aliando gitu. Ya Aliando anaknya Pak Surya dan Ibu Dita. Pak Surya dan Andre berteman baik gitu dari masa SMA sampai sekarang gitu. Aliando dan Prilly menjalankan pertemuan di rumah Prilly, ya terjadi kesepakan gitu untuk menikah, ya di saat Prilly telah menyelesaikan kuliahnya gitu. Ketika liburan kuliah gitu. Prilly dan Eca Aura sepakat ingin liburan ke Jakarta gitu. Sampai di Jakarta, ya Prilly dan Eca Aura tinggal di rumahnya Bibi Lesti dan Paman Rizky gitu. Ya Bibi Lesti masih ada kaitan persaudaraan dengan Ibu Prilly, ya Ayu gitu. Rara anaknya Bibi Lesti dan Paman Rizky gitu. Ya Rara masih menjalankan sekolah SMA dengan baik dan Rara berpacaran dengan Aladul gitu. Prilly dan Eca Aura jalan-jalan di kota Jakarta, ya menikmati liburan dengan baik gitu. Ketika Prilly dan Eca Aura di kafe, ya ada cowok yang tertarik sama Prilly gitu. Cowok itu bernama Danias gitu. Ya Danias kerja di perusahaan PT. SENTOSA, ya pemiliknya Gilga gitu. Gilga menjalankan rumah tangganya dengan baik dengan cewek yang di cintai...Srintil. Ya Srintil parasnya mirip artis Happy Asmara gitu. Dari pertemuan di kafe, ya Prilly dan Danias berkesan, ya begitu juga Eca Aura gitu. Ya Prilly dan Eca Aura sepakat untuk jalan-jalan menikmati kota Jakarta bersama Danias gitu. Eca Aura memang suka dengan Danias, ya begitu juga Prilly suka dengan Danias karena baik, pinter, gagah, dan tampan gitu. Eca Aura yang masih jomlo lebih agresif untuk dekat Danias. Prilly yang sudah bertunangan dengan Aliando, ya Prilly biasa saja sih untuk dekat Danias gitu. Ya Danias memang suka banget sama Prilly gitu. Ketika di kafe, ya Syifa menemui Danias gitu. Ya Danias masih bersama Prilly dan Eca Aura di sebuah kafe gitu. Syifa adalah mantan istrinya Danias gitu. Prilly dan Eca Aura kaget sih bertemu mantan istri Danias gitu. Syifa dan Danias sekarang berteman saja gitu karena Syifa sudah jadi istrinya Rumi. Ya Rumi pemilik perusahan PT. JAYA. Rumah tangga di jalankan Rumi dan Syifa berjalan dengan baik gitu. Prilly dan Eca Aura tetap berteman sih sama Danias gitu. Ya Danias tetap suka Prilly gitu, ya ingin jadian gitu. Prilly memang terbuai dengan bujuk rayu Danias, ya hampir luluh Prilly gitu. Ya karena Prilly cinta sama Aliando, ya Prilly menolak Danias ketika menyatakan cinta pada Prilly gitu. Eca Aura memang sadar sih, ya yang di sukai Danias adalah Prilly dan juga Danias statusnya duda gitu. Eca Aura memang suka sih sama Danias gitu, ya tapi di pikir dengan baik sama Eca Aura berteman saja sama Danias. Ya Danias yang tidak bisa bersama dengan Prilly, ya jadi tetap dengan ke jomloannya dengan baik gitu. Sampai liburan selesai. Eca Aura dan Prilly kembali ke kota Bandung gitu. Seperti biasa sih, ya Eca Aura dan Prilly menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Ya Prilly tetap berhubungan dengan baik dengan calon suami yang di cintai...Aliando gitu. Selama ini, ya ada cowok yang menyukai Eca Aura, ya cowok itu bernama Boy Williams. Eca Aura dan Boy Williams teman satu fakultas gitu, ya pada akhirnya jadian gitu. Prilly senang saja melihat Eca Aura jadian dengan Boy Williams gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
Budi selesai bercerita dengan baik, ya boneka tangan di taruh di meja gitu.
"Main permainan ular tangga saja Budi!" kata Eko.
"Okey. Main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil boneka tangan di meja, ya boneka tangan di taruh di bawah meja gitu dan mengambil permainan ular tangga, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment