Malam yang gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acaranya komedi, yaaa seperti biasa Budi duduk santai di depan rumahnya sedang baca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Kashi Nath adalah pegulat baik hati dan anak angkat Shambhu Nath yang berbakti, tinggal di Banaras. Shambhu Nath, yang merupakan pejuang kemerdekaan yang dianugerahi Tambra Patra, yaaa adalah orang yang terhormat dan terpandang di kota itu. Kashi, bersama dengan Shambhu, datang ke Mumbai untuk perawatan medis bagi Shambhu dan tinggal bersama saudaranya, Shiv Nath. Kashi bertemu dengan Gauri di koloni dan mulai menyukainya. Dia mengetahui bahwa koloni itu diteror oleh gangster tirani, Katya, bersama dengan enam saudara laki-lakinya. Sebelum kedatangan Kashi, seorang penduduk bernama Sachdev mencoba untuk memulai pemberontakan terhadap Katya, tetapi dibunuh dengan kejam olehnya, sehingga membuat Malti, istri Sachdev, menjadi gila. Katya dan saudara-saudaranya menjadi musuh dengan Kashi ketika dia memukuli preman mereka dalam proses menganiaya Malti.
Shambhu kemudian didiagnosis menderita kanker tenggorokan terminal dan hanya memiliki beberapa hari untuk hidup. Ketika Kashi menolak untuk bergabung dengan geng Katya, Katya menjadi marah dan mempermalukan Shambhu di depan seluruh koloni, dengan membuatnya menggonggong seperti anjing. Setelah serangkaian peristiwa dramatis, Shiv ditabrak sampai mati oleh Jeena, salah satu saudara laki-laki Katya. Sebagai pembalasan, Kashi kemudian membunuh Antya, salah satu saudara laki-laki Katya lainnya, dan ditangkap. Sementara itu, Shambhu meninggal dunia. Ketika Kashi mencoba untuk membubarkan abu ayahnya di Ghat dengan polisi, mobil polisi diserang oleh saudara-saudara laki-laki dan preman Katya. Kashi membunuh mereka semua, termasuk tiga saudara laki-laki Katya, dan tiba di rumah Katya. Di sana ia membunuh Jeena, sehingga hanya menyebabkan dua saudara laki-laki yang selamat, termasuk Katya; namun, Kashi ditangkap dalam prosesnya.
Saat Katya menyuruh Shambhu menggonggong seperti anjing, ia mencoba membuat Kashi bertingkah seperti lembu di depan koloni, untuk membangun kembali supremasinya. Namun Gauri berdiri, membangkitkan penonton untuk menyerang juga. Kashi membebaskan dirinya dari belenggu dan memukuli Katya hingga mati. Seluruh geng Katya diserang oleh penduduk. Kakak keenam Katya dan yang terakhir yang tersisa, Bhiku, dibunuh oleh massa. Sebagai pembalasan, Kashi membuat Katya menggonggong seperti anjing seperti Shambhu. Ia kemudian membunuhnya di depan penduduk, tetapi kehilangan kendali atas dirinya sendiri saat ia terus memukuli mayat Katya. Keponakannya kemudian membawakannya abu Shambhu dari upacara kremasi yang membuatnya kembali sadar. Akhir ceritanya pahit manis, di mana Kashi kehilangan semua orang yang dicintainya, tetapi koloni akhirnya mendapatkan kebebasannya.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita bagus gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Nyanyi dan main gitar saja!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
"Tiara, menggamit kenangan zaman persekolahan
Tiara, kumimpi kita bersanding atas kayangan
Seakan bisa kusentuh peristiwa semalam
Di malam pesta, engkau bisikkan kata azimat di telinga
Kita terpaksa berpisah untuk mencari arah
Kita dipukul ombak hidup alam yang nyata
Engkau jauh meniti puncak menara gading
Yang menjanjikan hidup sempurna
Tapi aku hanya tunduk ke bumi, hidup tertekan
Jika kau bertemu aku begini
Berlumpur tubuh dan keringat membasah bumi
Di penjara, terkurung, terhukum
Hanya bertemankan sepi
Bisakah kau menghargai
Cintaku yang suci ini?
Oh, Tiara, pedihnya
Dapatkah kau merasakan?
Oh, Tiara, pedihnya
Dapatkah kau merasakan?
Jika kau bertemu aku begini
Berlumpur tubuh dan keringat membasah bumi
Di penjara, terkurung, terhukum
Hanya bertemankan sepi
Bisakah kau menghargai
Cintaku yang suci ini?
Oh, Tiara, pedihnya
Dapatkah kau merasakan?
Oh, Tiara, pedihnya
Dapatkah kau merasakan?"
***
Budi selesai menyanyikan, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja ada buku gambar gitu.
"Emmm," kata Budi.
"Ngomongin berita di Tv, yaaa berita urusan Pilkada bergulir dengan baik beritanya, ya kan Budi?" kata Eko.
"Yaaa memang sih...berita Tv tentang Pilkada bergulir dengan baik," kata Budi.
"Sisi baik itu, ya tujuannya Pemilu Pilkada berjalan dengan baik dan juga hasilnya baik karena antusias rakyatnya bagus, ya berarti demokrasi berjalan dengan baik gitu," kata Eko.
"Rencana yang telah di rencanakan dengan baik, yaaa di jalankan dengan baik dan di minimkan kesalahan ini dan itu, ya tujuannya hasilnya baik jadi Pemilu Pilkada berjalan dengan baik, ya karena antusias rakyat bagus dan demokrasi berjalan dengan baik demi kebaikan bersama gitu," kata Budi.
"Harapan yang di jalankan manusia yang menjalankan sistem kerja yang terprogram dengan baik dengan tujuan hasil baik," kata Eko.
"Memang bisa di sebut harapan sih dengan tujuan hasil kerja baik, ya Pemilu Pilkada berjalan dengan baik," kata Budi.
"Hidup ini...tetap sama kan Budi?" kata Eko.
"Hidup ini...tetap sama sih Eko!" kata Budi.
"Antara baik dan buruk perilaku manusia yang menjalankan hidup ini," kata Eko.
"Memang hidup ini...tetap sama antara baik dan buruk perilaku manusia. Antara paham ilmu agama dan tidak paham ilmu agama. Seperti biasa sih yang kita omongin 6 ajaran agama," kata Budi.
"Tidak suka atau juga kecewa gitu," kata Eko.
"Hidup di dunia ini, ya biasa sih...urusan tidak suka atau juga kecewa gitu," kata Budi.
"Sisi buruknya. Bila rakyat tidak suka atau juga kecewa dengan pemimpin-pemimpin yang di Lampung karena ada permainan ini dan itu, ya tujuan kepentingan ini dan itu....maka lebih baik tidak nyoblos dalam Pemilu Pilkada, ya gimana pendapat Budi?" kata Eko.
"Pendapat aku ya? Yaaa keputusan manusia dalam menjalankan hidup ini. Karena memang hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini. Yaaa rakyat tidak suka atau juga kecewa dengan pemimpin-pemimpin di Lampung karena ada ini dan itunya, ya jadi Pemilu Pilkada lebih baik golput saja gitu. Berarti Pemilu Pilkada, ya hasilnya buruk gitu. Kerja yang di jalankan orang-orang yang menyelenggarakan Pemilu Pilkada, ya sia-sia gitu," kata Budi.
"Yaaa memang sih...kerja orang-orang yang menyelenggarakan Pemilu Pilkada, ya bisa sia-sia karena hasil buruk gitu karena banyak yang golput," kata Eko.
"Seburuk-buruknya hasil Pemilu Pilkada karena banyak yang golput karena tidak suka atau kecewa pada pemimpin-pemimpin di Lampung, ya seperti biasanya sistem kerja di jalankan orang-orang yang menyelenggarakan Pemilu Pilkada, ya di evaluasi dengan baik dengan tujuan tetap hasilnya baik gitu," kata Budi.
"Sistem kerja yang terakhir, ya di evaluasi dengan baik dengan tujuannya tetap hasilnya baik gitu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil buku gambar gitu.
"Budi gambar apa di buku gambar yang aku pegang ini?" kata Eko.
"Biasalah Eko, ya aku gambar apa yang aku sukai gitu!" kata Budi.
"Seperti biasa toh...Budi menggambarkan di buku gambar, ya apa yang di sukai? Yaaa aku buka saja buku gambarnya! Aku mau melihat apa yang di gambar Budi?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko membuka buku gambar dengan baik gitu. Di buku gambar, ya Eko melihat dengan baik gambar-gambar yang di buat Budi dengan baik gitu.
"Budi gambar di buku gambar tokoh-tokoh dari acara Tv animasi Adit Sopo Jarwo," kata Eko.
"Yaaa karena aku suka dengan acara Tv animasi Adit Sopo Jarwo, yaaa aku gambar dengan baik gitu buku gambar tokoh-tokoh dari acara Tv animasi Adit Sopo Jarwo," kata Budi.
"Karena suka toh, ya maka Budi menggambar tokoh-tokoh dari acara Tv animasi Adit Sopo Jarwo," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Gambar yang di buat Budi...bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko...pujiannya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Apa Eko mau menggambar di buku gambar?" kata Budi.
"Yaaa aku mau menggambar sih di buku gambar. Jadi aku butuh pensil!" kata Eko.
"Pensil. Aku ambil dulu Eko!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Budi mengambil pensil di bawah meja, ya pensil di berikan pada Eko gitu dan Eko mengambil pensil dari tangan Budi dengan baik gitu.
"Aku mulai menggambar!" kata Eko.
Eko menggambar dengan baik di buku gambar gitu. Budi menunggu Eko selesai menggambar di buku gambar gitu, ya Budi sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. Cukup lama sih, ya Eko menggambar dan pada akhirnya Eko selesai menggambar di buku gambar gitu.
"Aku selesai menggambar!" kata Eko.
Eko menaruh buku gambar dan pensil di meja gitu. Budi yang penasaran ingin tahu apa yang di gambar Eko? Yaaa Budi mengambil buku gambar dan pensil, ya pensil di taruh di bawah meja gitu.
"Gambar yang di buat Eko....bagus!" kata Budi.
"Terima kasih Budi...pujiannya!" kata Eko.
"Ada kemauan pasti bisa menggambar apa yang di sukai?" kata Budi.
"Benar omongan Budi!" kata Eko.
"Eko menggambar tokoh Batman!" kata Budi.
"Yaaa karena aku menyukai tokoh Batman, ya aku gambar dengan baik di buku gambar!" kata Eko.
Budi menutup buku gambar dan buku gambar di taruh di meja gitu.
"Cerita dan pertarungan Batman...bagus kan Eko?" kata Budi.
"Penilaian penonton yang menonton film dan serial Batman, ya penilaiannya memang bagus cerita dan pertarungannya...Batman," kata Eko.
"Kisah cinta tokoh Batman...menarik kan Eko?" kata Budi.
"Yaaa menarik sih...kisah cinta tokoh Batman," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan kera sakti dan siluman...Budi!" kata Eko.
"Okey main permainan kera sakti dan siluman!" kata Budi.
Budi mengambil permainan, ya permainan di taruh di atas meja. Keduanya main permainan kera sakti dan siluman......dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong Budi, ya apa ada omongan gitu tentang dapat cewek Korea....enak di jadiin istri?" kata Eko.
"Dapat cewek Korea...enak di jadiin istri karena baik, pinter, dan pengertian karena dasarnya orang tuanya ceweknya pinter mendidik ceweknya gitu. Yaaa aku tidak dapet obrolan ini dan itu, ya realitanya gitu," kata Budi.
"Budi tidak dapat obrolan ini dan itu, ya realitanya gitu," kata Eko.
"Kalau di ambil dari acara Tv...film dan sinetron Korea, yaaa secara kemungkinan sih. Mungkin enak dapat cewek Korea di jadiin istri karena baik, pinter, dan pengertian," kata Budi.
"Dasar dari acara Tv film dan sinetron Korea, ya mungkin saja sih....jadinya dapat cewek Korea di jadiin istri karena baik, pinter, dan pengertian," kata Eko.
"Artis cewek Korea...cantik-cantik kan Eko?" kata Budi.
"Iya...artis cewek Korea....cantik-cantik!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Acara Tv.....hiburan!" kata Eko
"Memang acara Tv...hiburan, ya berkaitan dengan urusan ekonomi," kata Budi.
"Indonesia dan Korea, ya hubungan baik ini dan itu tujuan ekonomi ini dan itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan kera sakti dan siluman....gitu.
No comments:
Post a Comment