Malam yang tenang dan lingkungan di sekitar rumah Budi baik. Setelah nonton Tv yang acaranya musik dangdut, ya seperti biasa sih....Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Setelah tinggal selama beberapa tahun dengan Bibi Dete, anak yatim piatu Heidi dibawa untuk tinggal di Pegunungan Alpen Swiss bersama kakeknya yang sudah tua, Alpöhi. Meskipun dikenal sebagai pertapa yang menakutkan, ia segera tumbuh untuk mencintai Heidi. Dia dengan cepat berteman dengan gembala kambing, Peter, seorang anak laki-laki yang sedikit lebih tua darinya. Selama beberapa tahun ke depan, Heidi tumbuh bahagia dengan kakeknya, meskipun dia ingin bersekolah di desa dengan anak-anak lokal lainnya.
Suatu hari, Bibi Dete tiba-tiba kembali dan menipu Heidi untuk melarikan diri bersamanya ke Frankfurt (praktis menculiknya) untuk menjadi pendamping seorang gadis muda dari keluarga kelas atas. Gadis itu, Klara, yaaa tidak bisa berjalan dan menggunakan kursi roda; tersirat bahwa dia kehilangan penggunaan kakinya setelah kematian ibunya. Meskipun ayahnya mencintainya, dia sering pergi untuk urusan bisnis dan Klara ditinggalkan dengan pengasuhnya yang ketat, yaaa Fräulein Rottenmeier. Heidi berjuang untuk membaca dan menyesuaikan diri dengan masyarakat yang sopan, tetapi dia menjalin ikatan yang erat dengan Klara.
Ayah Klara kembali dan mengejutkan Klara dengan kunjungan neneknya, yang memperlakukan Heidi dengan baik dan mendorongnya untuk belajar membaca. Meskipun Heidi menunjukkan peningkatan akademis, nenek Klara memperhatikan bahwa gadis itu tidak bahagia di Frankfurt dan memberi tahu putranya. Ayah Klara awalnya mengabaikan hal ini karena putrinya telah bahagia sejak kedatangan Heidi. Segera, kerinduan Heidi bermanifestasi dalam tidur berjalan di sekitar rumah pada malam hari, menakut-nakuti staf rumah yang mengira dia hantu. Atas rekomendasi dokter, ayah Klara mengembalikan Heidi kepada kakeknya, membuat Klara kesal karena merasa bahwa satu-satunya sahabatnya telah menelantarkannya.
Heidi dan Alpöhi dengan gembira bersatu kembali di Pegunungan Alpen. Keduanya dengan cepat kembali ke kehidupan satu sama lain dan Alpöhi mengizinkan Heidi bersekolah, membeli tempat tinggal musim dingin di dalam desa. Sementara itu, Heidi sering menulis surat kepada Klara, yang menyesali reaksi marahnya atas kepergian Heidi. Tak lama kemudian, nenek Klara mengizinkannya mengunjungi Heidi di pegunungan. Kedua sahabat itu dengan senang hati bersatu kembali, memicu kecemburuan Peter yang mendorong kursi roda Klara dari tebing. Dia dimarahi oleh Alpöhi dan segera menyesali tindakannya. Saat bermain dengan Heidi dan Peter di pegunungan, Klara perlahan bisa menggunakan kembali kakinya. Ketika ayah dan neneknya muncul untuk membawanya pulang, Klara mengungkapkan kemampuannya untuk berjalan lagi. Ayahnya menangis bahagia dan berterima kasih kepada Heidi dan Alpöhi karena telah merawat putrinya dengan baik.
Sebelum nenek Klara pergi, dia memberi Heidi sebuah buku catatan untuk mendorong mimpinya menjadi seorang penulis. Kedua keluarga tetap berteman baik dan menjaga kontak satu sama lain.
***
Budi selesai baca cerpen ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu.
"Hidup ini....tetap sama kan Eko?" kata Budi.
"Hidup ini....memamg tetap sama!" kata Eko.
"Ada orang-orang yang ingin hidup ini...berbeda, ya perubahan hidup gitu," kata Budi.
"Hal wajar sih...adaa orang-orang ingin hidup ini berbeda, ya perubahan hidup. Emmm perubahan, ya kaya sering di omongin orang-orang partai politik," kata Eko.
"Memang sih...orang-orang partai politik, ya ngomongnya...perubahan!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Urusan kita, ya tetap sama sih...kerja jadi buruh di perusahaan dan status lulusan SMA. Kalau ingin perubahan, ya ada sih...usaha yang di jalankan dengan baik dengan belajar dan belajar meningkatkan kemampuan, ya siapa tahu di masa depan dari apa yang di usahakan berhasil gitu?" kata Budi.
"Perubahan yang diinginkan aku, ya buat usaha. Sedangkan Budi, ya perubahan yang diinginkan Budi, ya kerja di pemerintahan," kata Eko.
"Iya memang perubahan yang aku inginkan kerja di pemerintahan," kata Budi.
"Jika jalan mulus dan berhasil, ya Budi kerja di pemerintahan...berarti sistem kerja di pemerintahan bagus. Jika ada orang-orang di pemerintahan yang perilakunya di depan citra baik dan di belakang buruk, ya bisa saja keinginan Budi di jegal dengan tujuan tidak ada perubahan pada keinginan Budi gitu. Seperti berita di media ini dan itu, ya yang bisa duduk di pemerintahan yang masih ada kaitan sanak family dengan tujuan menciptakan dinasti di dalam sistem kerjaan pemerintahan," kata Eko.
"Berhasil atau tidak aku kerja di pemerintahan, ya tergantung dari sistem kerjaan di pemerintahan bagus atau tidak," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA...kan Budi?" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA gitu!" kata Budi.
"Yang nama perubahan tidak harus kerja di pemerintahan, ya bisa saja kerja di perusahaan atau membuat usaha gitu, yaaa kan Budi?" kata Eko.
"Memang sih...Eko demi perubahan hidup, ya kerja di perusahaan atau buat usaha. Yaaa banyak contoh sih, ya dari orang-orang yang berhasil dari usahakan...jadi dalam hidupnya ada perubahan gitu," kata Budi.
"Dalam urusan akhlak manusia. Seperti contohnya, ya orang buruk di bimbing dengan baik sama orang baik, ya orang buruk berubah jadi baik, ya ada perubahan gitu dari pembentukan akhlak gitu. Yang orang baik perubahan sih, ya tetap baik karena berusaha menjaganya dengan baik tetap akhlak baik gitu," kata Eko.
"Omongan Eko kaya Pak Ustad...urusan akhlak," kata Budi.
"Ah biasa aja Budi...aku ngomongnya urusan akhlak," kata Eko.
"Memang biasa aha sih....Eko. Hal wajar jika belajar dengan baik ilmu agama gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu sih. Main permainan ular tangga saja Budi!" kata Eko.
"Okey. Main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Cowok-cowok kalau berhasil dalam usaha yang di jalankan, ya pasti banyak cewek yang suka gitu," kata Budi.
"Hal biasa sih, ya cewek-cewek suka dengan cowok-cowok yang berhasil dalam usahanya, ya karena cewek-cewek ingin hidup layak dalam menjalankan hidup ini," kata Eko.
"Pada akhirnya cowok-cowok, ya pilih-pilih cewek-cewek yang kepribadian baik, ya akhlaknya gitu," kata Budi.
"Cewek-cewek yang berkepribadian baik, ya akhlak baik tujuannya untuk membimbing anaknya dengan baik demi hidup ini, ya di jalan baik," kata Eko.
"Baik itu, ya untuk diri, keluarga, dan orang lain," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga gitu.
No comments:
Post a Comment