Setelah nonton Tv yang acara film laga, ya Budi duduk santai di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Nyanyi dan main gitar saja!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai bernyanyi, ya berhenti main gitar dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Grace bersama dengan adiknya, Lee, dan suaminya, Adam mengikuti tur Blackwater Barry di rawa-rawa bakau untuk memancing. Lee meyakinkan Grace dan Adam untuk melihat pertunjukan buaya. Mereka kemudian memperoleh pengetahuan bahwa buaya jantan lokal dapat tumbuh hingga berukuran sangat besar dan sangat berbahaya. Kemudian, pada saat berada di bar, Lee mencurigai Grace hamil karena Grace menolak minum.
Keesokan harinya, Grace membenarkan kecurigaan Lee, tetapi Adam tidak menyadarinya. Mereka mengikuti tur yang dipandu oleh Jim. Pada rute yang biasa, tak satu pun ikan yang dapat ditangkap. Bahkan, perahu mereka membentur sesuatu di dalam air. Setelah memeriksa, Jim mengatakan bahwa yang membentur perahu adalah kaleng cat lama. Ia kemudian menyarankan untuk masuk ke hutan bakau lebih dalam lagi, yang ia yakini tempat ikan-ikan yang lebih besar dapat ditemukan. Saat mereka mulai mengikuti saran Jim, Grace mulai panik, tetapi yang lainnya tidak menyadari.
Mereka tiba di tempat terbuka jauh dari jalur yang seharusnya mereka ambil dan dengan segera Adam berhasil menangkap seekor ikan. Lee, dengan kameranya, bersiap untuk mengambil gambar, tetapi ia melihat sesuatu di kejauhan. Ia memperingati Grace, tetapi setelah itu, ia tidak melihat apa-apa. Tiba-tiba, perahu menabrak lagi. Pada benturan kedua yang lebih keras, perahu terbalik, Grace, Adam, Lee, dan Jim terlempar ke air. Adam menyadari seekor buaya telah menyerang mereka dan membantu Grace menuju pohon terdekat. Ia kemudian mencari Lee di air, yang ternyata terbelit tali di bawah perahu. Grace melihat buaya tersebut dan meyakinkan Adam untuk tetap berada di atas pohon. Sesaat Lee diam dan kemudian berenang keluar dari bawah perahu. Buaya itu kemudian mengejar Lee, tetapi Lee berhasil naik ke atas perahu. Buaya itu menggoyang-goyangkan perahu untuk menjatuhkan Lee. Adam dan Lee mengalihkan perhatian buaya sehingga ia kemudian berenang menjauh.
Grace dan Adam berupaya untuk menyelamatkan Lee. Lee akhirnya berhasil mencapai pohon tempat Grace dan Adam berada. Grace dan Lee menyarankan untuk menunggu orang-orang mencari mereka, tetapi Adam mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang melihat kepergian mereka.
Setelah lama menunggu, Adam yang tidak sabar lagi bersikeras untuk mencoba mengambil perahu mereka. Lee dan Grace setuju. Adam berenang ke perahu, menyelam ke bawahnya, dan akhirnya berhasil membalikkan perahu. Buaya muncul dengan tiba-tiba dan langsung menarik Adam ke bawah air. Grace dan Lee kemudian melihat buaya tersebut muncul di permukaan air dengan tubuh Adam tercengkeram di antara gigi-giginya.
Grace mengatakan pada Lee bahwa mereka harus dapat menjalankan rencana semula, yaitu menggunakan perahu itu lagi. Upaya meraih perahu itu beberapa kali gagal karena buaya tersebut selalu muncul. Karena takut, mereka mulai menunggu. Mereka melihat mayat Adam terapung di dekat mereka. Pada malam hari, buaya itu kembali dan mulai memakan tubuh Adam.
Hari berikutnya, Grace dan Lee melihat perahu mereka mulai menjauh. Grace menolak untuk kembali ke perahu. Mereka kemudian menggunakan pohon-pohon untuk berpindah tempat. Mereka sudah menempuh setengah perjalanan untuk menyeberang ke sisi lain ketika buaya itu muncul di depan mereka. Buaya itu menggigit kaki Grace dan menariknya ke air. Grace dapat menyelamatkan diri, tetapi kakinya terluka parah.
Ketika kondisi Grace semakin buruk, Lee berusaha mencapai perahu dan berhasil masuk ke dalamnya. Ketika ia mencoba menghidupkan mesin perahu, sang buaya melompat ke dalam perahu dan menyerangnya. Lee jatuh pingsan.
Kemudian, Lee terdampar di sebuah pulau kecil dan ketika tersadar melihat mayat Jim di sampingnya. Lee kemudian mengambil senjata Jim dan menggunakan satu tangan Jim yang tersisa untuk memancing buaya datang padanya. Ia tidak sadar bahwa buaya itu telah berada di belakangnya. Ia memutar tubuhnya ketika sang buaya mulai menyerang. Setelah bertarung, berjuang untuk bertahan hidup, Lee akhirnya berhasil menembak buaya itu di kepalanya.
Lee kemudian kembali ke tempat Grace berada. Setelah mencoba membangunkan Grace, ia kemudian menyadari bahwa Grace telah meninggal akibat kehabisan darah.
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja ada sebuah kotak peti mati kecil yang terbuat dari kardus gitu.
"Budi," kata Eko.
"Apa?" kata Budi.
"Ini...kotak peti mati kan Budi?" kata Eko, ya sambil menunjuk kotak peti mati kecil gitu.
"Iya...memang kotak peti mati kecil. Aku membuatnya dari kardus," kata Budi.
Eko mengambil kotak peti mati kecil.
"Isi kotak kecil apa Budi?" kata Eko.
"Apa ya? Buka saja Eko!" kata Budi.
"Budi tidak mau ngasih tahu. Aku buka saja kotak peti mati kecil ini!" kata Eko.
Eko membuka kotak peti mati kecil.
"Isinya...mainan pocong yang di buat Budi toh," kata Eko.
"Pocong isinya," kata Budi.
"Serem...Budi!!!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Budi buat mainan kotak mati peti kecil dan isinya pocong, ya nilai kreatifitas saja kan Budi?" kata Eko.
"Iya cuma nilai kreatifitas saja buat mainan kotak peti mati kecil dan isinya pocong gitu," kata Budi.
Eko menutup kotak peti mati kecil dan di taruh di meja gitu.
"Seharusnya kotak peti mati kecil...isinya Drakula," kata Eko.
"Yaaa sebenarnya sudah aku pikirkan isinya kotak peti mati kecil....isinya Drakula, ya karena aku ingin yang lain jadinya aku isi pocong gitu," kata Budi.
"Bisa di bilang....Budi suka pocong," kata Eko.
"Bisa jadi sih. Aku suka pocong. Yaaa dasarnya film misteri saja!" kata Budi.
"Karena film toh..Budi suka pocong. Serem!!!" kata Eko.
"Memang serem!!!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan Keluarga Somat dan Hantu!" kata Eko.
"Oke. Main permainan Keluarga Somat dan Hantu!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan Keluarga Somat dan Hantu dengan baik gitu.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini. Tetap sama kan Eko?" kata Budi.
"Hidup memang tetap sama," kata Eko.
"Kompetisi yang sengit, ya kepintaraan manusia," kata Budi.
"Kepintaraan manusia. Menggapai apa yang diinginkan?" kata Eko.
"Demi kelayakan hidup ini. Harta dan tahta," kata Budi.
"Harta dan tahta," kata Eko.
"Swasta dan pemerintahan," kata Budi.
"Iya. Swasta dan pemerintahan," kata Eko.
"Baik dan buruk," kata Budi.
"Baik dan buruk perilaku manusia mempengaruhi banget, ya proses menggapai apa yang diinginkan?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan Keluarga Somat dan Hantu.
No comments:
Post a Comment