CAMPUR ADUK

Friday, May 17, 2024

BAD GENIUS

Malam yang tenang banget. Setelah nonton acara Tv film laga, yaaa seperti biasa sih...yaaa Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Lynn, seorang siswa sekolah menengah atas yang tinggal bersama ayahnya, diterima di sekolah bergengsi, mendapatkan beasiswa untuk prestasi akademiknya. Di sana, dia berteman dengan Grace yang baik hati tetapi tertantang secara akademis. Lynn mulai membantu Grace menyontek dalam ujian setelah mengetahui bahwa guru mereka telah membocorkan pertanyaan dalam sesi les privat. Dia kemudian didekati oleh pacar kaya Grace Pat, yang menawarkan pembayaran dengan imbalan juga membantu dia dan teman-temannya. Meskipun pada awalnya enggan, Lynn setuju ketika dia mengetahui bahwa sekolah, terlepas dari beasiswanya, mengumpulkan biaya tambahan dari ayahnya, yang memperoleh penghasilan sederhana sebagai guru. Dia merancang sistem isyarat tangan, berdasarkan potongan piano tertentu, dan menggunakannya untuk mengirim jawaban selama ujian. Basis kliennya akhirnya tumbuh. Namun, kecurangannya secara tidak sengaja diungkapkan oleh Bank, siswa top lainnya. Dia ditegur oleh ayahnya, dan juga oleh sekolah, yang menangguhkan beasiswanya dan mencabut kesempatannya untuk mengajukan beasiswa internasional di tingkat universitas.

Lynn kembali menyontek ketika Pat dan Grace memintanya untuk membantu mereka dengan STIC—tes standar internasional untuk penerimaan universitas—sebuah skema yang akan memberi mereka jutaan baht. Namun, Lynn memberi tahu mereka bahwa dia hanya bisa melakukannya dengan bantuan Bank, yang tidak akan pernah mempertimbangkan ketidakjujuran seperti itu. Namun kemudian, Bank, yang berasal dari keluarga miskin dan mempertaruhkan masa depannya dengan beasiswa universitas yang sama, diserang oleh preman di jalan dan gagal dalam ujian beasiswa. Lynn kemudian mendekatinya dengan tawaran itu dan Bank dengan enggan setuju. Bersama-sama, mereka membuat persiapan untuk operasi terakhir. Lynn dan Bank akan terbang ke Australia untuk memulai ujian—yang diadakan secara global pada hari yang sama—dan mengirimkan jawaban untuk Pat dan Grace untuk dibagikan kepada klien mereka. Namun, menjelang penerbangan mereka, Pat membiarkan tergelincir bahwa dialah yang memerintahkan para preman untuk memukuli Bank, untuk memaksanya bergabung dengan skema mereka. Marah, Bank menyerang Pat dan pergi. Lynn, terkejut dengan wahyu itu, mulai mempertimbangkan kembali tindakannya. Namun, Bank kembali untuk menghadapi Lynn dan menyuruhnya menyelesaikan apa yang dia mulai.

Di Sydney, Lynn dan Bank menyelesaikan bagian pertama tes sesuai rencana, tetapi Bank diliputi kecemasan dan tertangkap. Lynn berjuang sendiri untuk menghafal bagian terakhir, tetapi akhirnya berhasil. Dia dikejar oleh administrator tes setelah berpura-pura sakit dan meninggalkan pusat tes lebih awal, tetapi dibebaskan ketika Bank menyangkal mengenalnya. Sekembalinya ke rumah, Lynn menemukan bahwa skema mereka sukses besar, tetapi, rusak oleh pengalaman itu, berbalik dari rekan konspiratornya dan menolak bagiannya dari uang itu. Beberapa waktu kemudian, dia didekati oleh Bank, yang telah menginvestasikan bagiannya dalam pembenahan bisnis laundry ibunya. Bank mengundang Lynn untuk memulai skema lain, kali ini dengan basis klien yang jauh lebih luas—mereka yang mengikuti ujian masuk universitas GAT/PAT nasional. Saat dia menolaknya, Bank mengancam untuk mengekspos seluruh perselingkuhan dan bahwa dia adalah dalang di balik skema tersebut. Lynn kemudian mengatakan kepadanya bahwa dia telah membuat pilihannya, memutuskan untuk berterus terang, sambil menangis mengaku kepada ayahnya, yang menghiburnya dan membantunya menebus dirinya sendiri dengan mengajukan pengakuan resmi kepada organisasi STIC.

***

Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. 

"Nyanyi dan main gitar saja!" kata Budi. 

Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Wong ko ngene kok dibanding-bandingke (banding-banding)Saing-saingke, yo mesti kalahKu berharap engkau mengerti, di hati iniHanya ada kamu
Jelas bedo yen dibandingke.Ora ono sing tak pamerkeAku ra iso yen kon gawe-gawe (gawe-gawe)Jujur, sak onone
Sopo wonge sing ra loro ati?Wis ngancani tekan semene.Nanging kabeh ora ono artineRa ono ajine
Wong ko ngene kok dibanding-bandingke (banding-bandingke)Saing-saingke, yo mesti kalahTak oyak'o, aku yo ora mampuMung sak kuatku mencintaimu
Ku berharap engkau mengerti, di hati iniHanya ada kamu
Sopo wonge sing ra loro ati?Wis ngancani tekan semeneNanging kabeh ora ono artineRa ono ajine
Wong ko ngene kok dibanding-bandingke (banding-bandingke)Saing-saingke, yo mesti kalahTak oyak'o, aku yo ora mampuMung sak kuatku mencintaimu
Ku berharap engkau mengerti, di hati iniHanya ada kamu (sekali lagi, Mase!)
Wong ko ngene kok dibanding-bandingkeSaing-saingke, yo mesti kalahTak oyak'o, aku yo ora mampuMung sak kuatku mencintaimu
Ku berharap engkau mengerti, di hati iniHanya ada kamu
Aku yakin, engkau dan aku'Kan bersatu ('kan bersatu)Hingga akhir waktu"

***

Budi selesai menyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi. Ya Eko melihat dengan baik di meja ada bola Pokemon. 

"Budi. Bola Pekomon dua buah ini.....?" kata Eko sambil menunjuk bola Pokemon gitu.

"Bola Pokemon toh....buatan aku Eko. Yaaa Bola Pokemon terbuat dari kardus, ya nilai kreatifitas saja!" kata Budi. 

Eko mengambil salah satu bola Pokemon. 

"Bola Pokemonnya....terbuat dari kardus. Nilai....kreatifitas Budi, ya buat bola Pokemon. Jangan-jangan Budi buat bola Pokemon karena nonton acara Tv tentang Pokemon?" kata Eko. 

"Bisa jadi sih....Eko. Aku membuat bola Pokemon dari nonton acara Tv," kata Budi. 

"Seneng sesuatu sih tidak masalah sih," kata Eko. 

"Memang seneng sesuatu tidak masalah. Yaaa senangnya....Pokemon, ya jadi aku buat bola Pokemon dari kardus," kata Budi. 

"Isi bola Pokemon apa Budi?" kata Eko. 

"Buka saja tuh bola Pokemon yang di pegang Eko!. Eko akan tahu sendiri apa isi bola Pokemon?" kata Budi. 

"Baiklah aku buka bola Pokemon!. Kalau anak kecil, ya inginnya isinya Pokemon atau....makan gitu?" kata Eko. 

Bola Pokemon di buka Budi dengan baik sama Eko. Terlihat dengan baik sama Eko di dalam bola Pokemon, ya Pokemon....Pikachu yang terbuat dari kardus. 

"Pokemon Pikachu," kata Eko. 

"Ya aku membuat Pokemon Pikachu dari kardus. Nilai kreatifitas kan Eko?" kata Budi. 

"Ia sih. Nilai kreatifitas sih....Pokemon Pikachu terbuat dari kardus. Padahal...aku inginnya sih...isi bola Pokemon...makan gitu," kata Eko. 

"Keinginan anak kecil, ya isi bola Pokemon makanan," kata Budi. 

"Keinginan anak kecil tidak ada masalah kan Budi?" kata Eko. 

"Iya sih tidak ada masalah keinginan anak kecil!" kata Budi. 

"Becandaan," kata Eko. 

"Iya. Becandaan," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Bola Pokemon di tutup dan di taruh di meja. 

"Bola Pokemon satu lagi. Isinya apa Budi?" kata Eko sambil menunjuk bola Pokemon. 

"Ya isinya bola Pokemon, ya Pokemon terbuat dari kardus," kata Budi. 

"Pokemon yang terbuat dari kardus," kata Eko. 

Eko membuka bola Pokemon. 

"Isinya bola Pokemon. Pokemon....Raichu, ya evolusi dari Pikachu," kata Eko. 

"Raichu....evolusi dari Pikachu," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko menutup bola Pokemon. 

"Kreatifitas Budi...buat Pokemon Raichu," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Demi keinginan. Ada kemauan pasti bisa membuatnya," kata Eko. 

"Memang sih...Eko. Demi keinginan. Ada kemauan pasti bisa," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Yaaa kalau begitu. Main permainan ular tangga saja Budi!" kata Eko. 

"Oke. Main permainan ular tangga!" kata Budi. 

Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja dengan baik gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu. 

"Dunia kenyataan. Hidup ini....tetap sama kan Budi?" kata Eko. 

"Dunia kenyataan. Iya sih...Eko. Hidup ini tetap sama," kata Budi.

"Antara baik dan buruk perilaku manusia. Kaya dan miskin," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Antara paham agama dan tidak," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Siklus tetap terjadi juga," kata Eko. 

"Tua berganti muda," kata Budi. 

"Bila tua mati. Maka akan di gantikan yang muda. Jika yang muda tidak terbentuk akhlak baiknya....maka akan terjadi kehancuran seperti cerita di sejarah ini dan itu, yaaa karena kebodohan dan keegoisan," kata Eko. 

"Kehancuran karena yang muda tidak punya akhlak baik," kata Budi. 

"Belajar dari sejarah. Yang tua yang paham agama, ya membimbing yang muda untuk memiliki akhlak baik demi kelangsungan hidup ini...tetap di jalan baik," kata Eko. 

"Yang tua membimbing yang muda demi keadaan jadi baik," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK