Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada akhir abad ke-18, bajak laut Karibia Kapten Vallo dan krunya menangkap fregat angkatan laut Raja. Kapal tersebut membawa Baron Gruda, utusan khusus Raja dalam perjalanannya ke pulau Cobra untuk menumpas pemberontakan yang dipimpin oleh seorang pria yang dikenal sebagai El Libre. Baron Gruda dan Vallo mencapai kesepakatan: Vallo akan melepaskan Baron dan krunya, tetapi tetap mempertahankan fregat. Sebagai imbalannya, mereka akan menangkap El Libre dan membawanya ke Baron untuk mendapatkan hadiah yang cukup besar.
Vallo dan krunya berlayar ke Cobra, di mana kapten dan letnannya, Ojo, pergi ke darat dan bertemu dengan pemberontak pulau itu, yang dipimpin oleh Pablo Murphy dan putri El Libre , Consuelo. Vallo dan Ojo mengetahui bahwa El Libre telah ditangkap dan berada di penjara di pulau San Pero. Setelah berlayar ke San Pero, Vallo menyamar sebagai Baron dan memerintahkan para tahanan dibebaskan ke dalam tahanannya.
Consuelo putus asa mendengar bahwa Vallo berniat menjualnya, El Libre, dan profesor ke Baron Gruda. Consuelo sekarang memohon Vallo untuk ikut dengan mereka, tetapi dia menolak. Pasangan pertama Vallo, Humble Bellows, sengaja mendengar percakapan ini, dan berbalik melawan kaptennya karena melanggar janjinya. Vallo membiarkan El Libre dan Consuelo pergi, tetapi pengawal Raja sedang menunggu, dan El Libre terbunuh dan Consuelo ditangkap. Perompak memberontak melawan Vallo, dan Humble Bellows terpilih sebagai kapten baru mereka.
Baron Gruda mengambil tawanan bajak laut dan memaksa Consuelo setuju untuk menikah dengan gubernur Cobra. Vallo bermaksud menyelamatkan Consuelo, tetapi profesor meyakinkannya untuk terlebih dahulu meminta kerja sama pulau itu. Untuk mengalahkan pasukan yang terlatih dan dipersenjatai dengan baik di Cobra, profesor menyuruh pemberontak membangun berbagai senjata futuristik, seperti tank, senjata Gatling, penyembur api, balon udara panas, dan kapal selam. Pada hari pernikahan, orang-orang menggulingkan gubernur dan pengawalnya. Pertempuran besar terjadi kemudian, berakhir dengan kapal bajak laut hancur, Baron terbunuh, dan Vallo dan Consuelo bersatu kembali.
***
Novia adalah gadis yang tomboy, enerjik, berpenampilan cuek dan penuh inisiatif. Novia hidup di pegunungan Puncak yang asri, dan meskipun bukan orang terkaya di daerahnya, Novia hidup dengan bahagia bersama sahabatnya sejak kecil, Afan. Kegiatan mereka sehari-hari diisi dengan kebanyakan bermain bola basket, kegiatan yang mereka sangat nikmati sejak kecil. Mereka juga membuat sebuah rumah pohon, di mana Novia pernah diam-diam mengukir sesuatu pada pohonnya. Afan tidak pernah tahu apa yang Novia ukir di sana.
Suatu hari di toko buku, Afan secara tidak sengaja bertemu dengan Sridevi, gadis cantik, feminin dan lembut. Afan seketika jatuh cinta pada Sridevi dan meskipun pertemuan mereka berlangsung canggung, Sridevi setuju untuk bertemu dengan Afan lagi. Afan mengharapkan bantuan dari Novia untuk meluluhkan hati Sridevi, tetapi Novia merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, yaitu rasa cemburu. Meskipun begitu demi nama sahabat, Novia setuju untuk membuat rencana-rencana untuk meluluhkan hati Sridevi.
Rencana-rencana mereka pun berhasil, Sridevi semakin luluh hatinya dan semakin menyukai Afan, tetapi membuat Novia semakin terluka. Lambat laun, Novia mengubah penampilannya. Ia mencoba memakai dress seperti Sridevi, dan memakai berbagai macam aksesoris seperti anting-anting dan gelang, dan memakai make-up. Afan pun menyadari perubahan dari Novia, tetapi bukannya tertarik pada Novia seperti yang diharapkannya, Afan malah merasa bahwa Novia menjadi aneh dan telah berubah. Novia semakin terluka, berpura-pura meyakinkan Afan bahwa ia tetaplah Novia yang dulu dan tidak berubah.
Hari demi hari berlalu dan Afan bersama Sidevi kian dekat. Novia jadi sangat jarang bertemu Afan, bahkan untuk bermain basket bersama. Afan pun mengajak Sridevi untuk berperahu di danau, tetapi perahu mereka oleng dan mereka terjatuh. Afan yang merasa semuanya lucu tertawa, tetapi berhenti ketika ia sadar bahwa Sridevi menggigil tidak berhenti. Afan pun sadar bahwa Sridevi sebenarnya sedang sakit. Di tempat lain, Novia yang sendirian dengan kesal menusuk-nusuk tanah dengan sebilah pisau, bahkan juga menusuk bola basket dari tim yang sedang bermain sampai kempis.
Pada hari lain, Afan sedang bersama Sridevi di sebuah taman. Novia melihat mereka berjauhan dan mendapati Afan berciuman dengan Sridevi, menghancurkan hatinya seutuhnya dan membuat ia berlari tak tentu arah. Yang Novia tidak tahu adalah, bahwa saat berciuman dengan Afan, Sridevi memuntahkan darah dari mulutnya, dan harus segera dirawat di rumah sakit. Novia yang berlari tanpa tujuan, jatuh di sekitar lereng gunung kearah jurang dan dikirim pula ke rumah sakit yang sama dengan Sridevi. Novia pun mengetahui kenyataan pahit bahwa kakinya harus segera diamputasi karena bisa membahayakan hidupnya.
Afan setiap hari menjenguk Sridevi dan Novia di rumah sakit, tetapi Novia sadar bahwa ia hanya menjenguknya sesekali dan lebih sering menjenguk Sridevi. Novia menjadi semakin marah pada Afan, tetapi Novia dan Afan menyadari bahwa Sridevi sakit parah dan benar-benar membutuhkan donor hati agar bisa bertahan hidup. Ayah Sridevi, Jhon, dan Afan berusaha mencari donor kesana kemari tetapi tidak berhasil mendapatkannya. Waktu Sridevi pun semakin tipis dan Sridevi pun mendekati kematiannya.
Afan lalu diperlihatkan berjalan kesebuah pemakaman menuju sebuah makam yang masih baru, dan di sebuah twist cerita dilihatkan kalau itu adalah makam Novia, bukan Sridevi yang tadi sekarat. Ternyata Novia mendonorkan hatinya kepada Sridevi bukan untuk menyelamatkan nyawa Sridevi yang sangat ia benci karena mencuri Afan darinya, tetapi agar ia bisa terus hidup di tubuh Sridevi sebagai hati yang memikirkan dan mencintai Afan sampai mati. Novia juga meninggalkan pesan agar Afan melihat ke rumah pohon mereka, tempat Novia kecil mengukir sesuatu.
Afan yang telah menikah dengan Sridevi dan memiliki anak, pergi ke tempat mereka biasa bermain basket dan naik ke atas rumah pohon. Di sanalah Afan menyadari bahwa Novia pernah mengukir "Novia love Afan", dan ia pun menyadari betapa Novia mencintainya sejak ia kecil. Afan pun menangis keras di rumah pohon itu karena keterlambatannya menyadari ketulusan hati Novia padanya.
No comments:
Post a Comment