Keadaan lingkungan, ya baik gitu. Eko duduk di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
Isi cerita yang baca Eko :
Di tundra terpencil Antartika, anggota Kord Industries, dipimpin oleh salah satu pendiri dan CEO perusahaan Victoria Kord, menemukan artefak alien kuno yang dikenal sebagai Scarab. Sementara itu, Jaime Reyes kembali ke kampung halamannya di Palmera City setelah lulus dari Universitas Hukum Gotham, ya hanya untuk mengetahui bahwa keluarganya menghadapi penggusuran dari rumah mereka karena kesulitan keuangan. Adik Jaime, Milagro, ya berhasil memberinya pekerjaan di rumah besar Victoria. Namun, keduanya dipecat setelah Jaime menghentikan konfrontasi antara Victoria dan keponakannya Jenny.
Jenny kemudian memberitahu Jaime untuk menemuinya di Kord Tower keesokan harinya untuk mendiskusikan "peluang kerja". Keesokan harinya, Jenny mengetahui bahwa Victoria menggunakan Scarab untuk proyek One Man Army Corps (OMAC). Dia mencuri Scarab dan menghindari keamanan dengan memberikannya kepada Jaime, yang disembunyikan di dalam kotak belanjaan Big Belly Burger. Di rumah, keluarga Jaime meyakinkan dia untuk membuka kotak Scarab. Ketika Jaime menyentuhnya, Scarab aktif dan menyatu dengannya, membungkusnya dalam kerangka luar lapis baja.
Jaime kemudian menemukan Jenny untuk mendapatkan jawaban, menyelamatkannya dari angkatan bersenjata Victoria. Dia memberi tahu Jaime bahwa Scarab adalah senjata hidup dan ia dengan sukarela memilih Jaime untuk menjadi inangnya. Dengan bantuan paman Jaime, Rudy, Jaime dan Jenny masuk ke Menara Kord untuk mengambil jam tangan pintar yang dulunya milik ayah Jenny, Ted, namun diserang oleh pengawal Victoria, Ignacio Carapax, ya yang memiliki prototipe OMAC yang dimasukkan ke dalam tubuhnya. Scarab diturunkan bernama Khaji-Da. Untuk sementara mengambil alih tubuh Jaime dan melawan Carapax. Rudy dan Jenny membantu melumpuhkan Carapax, lalu melarikan diri ke rumah masa kecil Jenny bersama Jaime.
Jenny menggunakan jam tangan Ted untuk mengaktifkan laboratorium rahasianya dan mengungkapkan kepada Jaime bahwa Ted awalnya adalah seorang main hakim sendiri bernama Blue Beetle yang menghabiskan hidupnya mempelajari Khaji-Da sebelum menghilang secara misterius, meninggalkan perusahaannya di tangan Victoria. Ketika mereka melihat helikopter Victoria terbang menuju rumah Jaime, Jaime memanggil Khaji-Da dan kembali untuk melindungi keluarganya. Saat mereka melarikan diri, ayah Jaime, Alberto, pingsan dan meninggal karena serangan jantung, mengganggu Jaime dan membiarkan Carapax menangkapnya. Jaime dibawa ke benteng pulau dekat Kuba, di mana dia diikat ke mesin yang mengunduh informasi dari Khaji-Da ke OMAC. Saat tidak sadarkan diri, Jaime melihat visi dari ayahnya, yang mendorongnya untuk menerima takdirnya sebagai Kumbang Biru yang baru. Jaime terbangun dan kabur saat setelan OMAC Carapax aktif dan berevolusi menjadi bentuk yang lebih kuat.
Jenny dan keluarga Reyes menggunakan Bugship Ted dan gudang senjatanya untuk menyerbu pulau. Jaime bersatu kembali dengan keluarganya, lalu bertemu Carapax dan melawannya. Jaime hampir membunuh Carapax sebelum Khaji-Da mengungkapkan kepada Jaime kenangan tentang perbudakan Carapax oleh Victoria untuk eksperimen OMAC, termasuk kematian ibu Carapax di tangan Victoria, membuat Jaime menyelamatkannya. Carapax memberontak melawan Victoria dan meledakkan setelan OMAC-nya, menghancurkan pulau itu, dirinya sendiri, dan Victoria sebagai pembalasan terhadap ibunya. Saat keluarga Reyes melarikan diri dari pulau, mereka meluangkan waktu untuk berduka atas kematian Alberto.
Setelah kejadian itu, Jenny menjadi CEO baru Kord Industries dan berjanji untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada keluarga Reyes, dengan membantu mereka membangun kembali rumah mereka. Saat para tetangga berkumpul di sekitar sisa-sisa rumah keluarga Reyes dan memberikan dukungan, Jaime mencium Jenny dan kemudian menawarkan untuk menerbangkannya ke Kord Estate.
***
Eko selesai membaca cerpen yang ceritanya menarik banget, ya buku di tutup dan buku di taruh bawah meja.
"Emmm," kata Eko.
Eko lagi menikmati minum kopi dan gorengan. Budi datang ke rumah Eko, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Kehidupan ini.....di nikmati dengan baik, ya kan Eko?" kata Budi.
"Yaaa memang hidup ini, ya memang di nikmati dengan baik dengan penuh sederhana, ya keadaan kita kan Budi?" kata Eko.
"Sederhana!!!" kata Budi.
Budi mengambil gorengan di piring, ya di makan dengan baik gorengan. Eko mengambil aqua gelas, ya di bawah meja, ya lebih tepatnya di dalam dus gitu. Aqua gelas, ya di taruh Eko di meja.
"Hidup ini.....tetap penuh perjuangan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, ya kan Budi?" kata Eko.
"Yaaa memang sih. Hidup ini penuh perjuangan untuk mencapai apa yang diinginkan. Contohnya : orang miskin, ya berjualan makanan dengan berkeliling atau ngetem di suatu tempat, ya demi hidup ini, ya memenuhi kebutuhan sehari-hari diri dan keluarga," kata Budi.
Budi selesai makan satu buah gorengan, ya mengambil aqua gelas di meja dan di minum dengan baik aqua gelas gitu.
"Contoh Budi tepat sih, ya realita kehidupan ini. Kalau contoh aku sih, ya anak-anak sekolah berjuang dengan baik, ya belajar dengan baik di tempat pendidikan dengan tujuan jadi pintar. Suatu saat di masa depan dengan kepintaraan itu, ya di gunakan untuk urusan kerjaan. Mampu beradaptasi dengan kerjaan yang ada," kata Eko.
Budi menaruh gelas aqua di meja.
"Pintar dasar pendidikan. Tujuan masa depan yang lebih baik dari hari ini. Kompetisi sengit demi mendapatkan apa yang diinginkan tercapai," kata Budi.
"Memang hidup ini kompetisinya sengit banget," kata Eko.
"Yang terbaik," kata Budi.
"Terbaik yang mendapatkan keinginan, ya kan Budi?" kata Eko.
"Yang terbaik mendapatkan keinginan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Kalau ngomongin urusan cinta," kata Budi.
"Cinta," kata Eko.
"Manusia, yaaa tetap memilih untuk pasangan hidupnya, ya yang terbaik dari sisi wujud dan kekayaan," kata Budi.
"Hal itu sih biasa, ya memilih yang terbaik karena hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Eko.
"Memang hidup ini pilihan manusia," kata Budi.
"Bagi manusia yang tahu keadaan, ya sadar diri sih. Memilih untuk pasangan hidup, ya apa adanya saja," kata Eko.
"Memang yang sadar dengan keadaan, ya milih dengan cara apa adanya saja," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ngomong-ngomong Eko. Apa pendapat Eko dengan acara Tv, ya tentang debat calon Presiden?" kata Budi.
"Acara Tv. Yaaa bagus sih, ya debatnya. Penilaian secara umum," kata Eko.
"Pendapat Eko...bagus. Yaaa aku juga, ya bagus," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Umum," kata Budi.
"Yaaa umum, ya kita masyarakat kecil. Berdasarkan latar belakang ilmu saja!" kata Eko.
"Oke. Memang kita masyarakat kecil. Umum, ya latar belakang ilmu hanya lulusan SMA saja!. Beda dengan penilaian orang-orang yang sering muncul di Tv, ya status pendidikannya Universitas, ya penilaian debat calon Presiden.....mungkin ada kurang dan lebihnya gitu, ya dari bidang keilmuan tingkat Universitas," kata Budi.
"Memang kita beda dengan obrolan di Tv. Yaaa obrolan Tv, ya tujuan roda penggerak ekonomi di bidang komunikasi," kata Eko.
"Demi hidup. Roda ekonomi di jalankan dengan baik demi kebaikan bersama," kata Budi.
"Realitanya begitu!" kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja Eko!" kata Budi.
"Oke main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
"Debat calon Presiden. Menurut ku, ya masih terlihat permainan caturnya. Gimana pendapat Eko?" kata Budi.
"Memang sih terlihat permainan caturnya. Hal biasakan kan Budi?" kata Eko.
"Iya sih. Hal biasa!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yang terbaik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yang terbaik, ya akan jadi Presiden berikutnya, ya kan Eko?" kata Budi.
"Yaaa memang yang terbaik, ya yang akan jadi Presiden berikut!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko terus main catur dengan baik gitu.
"Budi masih buat cerita, ya di publikasikan di jaringan internet?" kata Eko.
"Masih sih, ya aku buat cerita. Tapi tidak publikasikan di jaringan internet. Yaaa cerita aku simpan dengan baik," kata Budi.
"Masih buat cerita tapi tidak di publikasikan. Kenapa gerangan gitu Budi?" kata Eko.
"Mut aku saja," kata Budi.
"Oooo cuma masalah di mut saja. Jadi mau di publikasikan atau tidak cerita Budi, ya terserah Budi lah....si pembuat cerita!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi, ya terus main dengan baik.
"Ada yang jadi pertanyaan aku," kata Budi.
"Apa itu Budi?" kata Eko.
"Data pembaca di jaringan aku, ya berdasarkan sistem yang di atur dengan baik, ya kalau seluruh Indonesia, ya aku paham sih. Jika data pembaca dari negara lain, ya aku jadi tanda tanya besar. Yaaa antara benar atau tidak?" kata Budi.
"Kalau itu sih. Aku mana tahu dasar latar belakang pendidikan saja, ya sebatas SMA," kata Eko.
"Yaaa aku juga, ya tidak tahu juga," kata Budi.
"Di anggap positif saja bahwa cerita Budi, ya terkenal gitu," kata Eko.
"Terkenal?????" kata Budi.
"Antara percaya atau tidak, ya Budi?" kata Eko.
"Iya. Antara percaya atau tidak?" kata Budi.
"Yaaa dianggap keberuntungan saja terkenal gitu," kata Eko.
"Yaaa dianggap keberuntungan saja tidak ada masalah sih," kata Budi.
"Terkenal atau populer itu, ya penting untuk jadi pemimpin. Nilai tambah plus plus untuk mencapai tujuan menang, ya nilai kepercayaan di mata masyarakat," kata Eko.
"Jadi pemimpin. Pada hal aku cuma kerjaan buruh. Keinginan memang ada sih untuk mengubah keadaan tidak selamanya jadi buruh, ya kerja di pemerintahan. Dari latar belakang keluarga miskin, ya mungkin di usahakan dengan baik, ya hanya sebatas jadi pegawai negeri dengan pangkat biasa saja. Jadi pemimpin ini, ya yang penuh tanda tanya," kata Budi.
"Jika keberuntungan berpihak pada Budi. Gimana ha yo?" kata Eko.
"Keberuntungan berpihak pada aku. Kun Fayakun," kata Budi.
"Kun Fayakun," kata Eko.
"Bisa sih di terima dan di jalankan dengan baik demi rakyat, ya kesejahteran rakyat," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Jadi pemimpin terlalu tinggi.....Eko. Biasa saja, ya dunia ini masih banyak yang lebih dari aku dari segi pemahaman keilmuan dan kekayaan," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko, ya tetap terus main catur dengan baik gitu.
"Abdul jadi main ke rumah Eko?" kata Budi.
"Jadi Abdul main ke rumah aku. Sabar saja menunggu Abdul datang!" kata Eko.
"Iya aku sabar menunggu Abdul datang!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Acara Tv, ya sering banget menayangkan sinetron Si Doel," kata Budi.
"Acara Tv kan ada yang mengatur program Tv dengan tujuan ini dan itu. Kita sebagai penonton yang baik saja, ya menonton acara Tv," kata Eko.
"Iya sih. Kita hanya sebatas penonton baik yang nonton acara Tv saja. Memang sih, ya cerita Si Doel bagus, ya cerita orang Betawi," kata Budi.
"Yaaa realitanya begitu cerita Si Doel bagus!" kata Eko.
"Kalau cerita Si Doel versi aku....?" kata Budi berpikir panjang.
"Budi mau cerita Si Doel versi Budi. Apa ada kaitan dengan teman kita bernama Abdul, ya kan bisa di panggil....Doel juga?" kata Eko.
"Yaaa aku mau cerita dan juga ada kaitan dengan teman kita, ya Abdul, ya bisa di panggil Doel juga sih," kata Budi.
"Silakan Budi cerita!" kata Eko.
"Cerita singkat saja. Begini ceritanya. Abdul pemuda yang baik dan rajin ibadah, ya panggilannya Si Doel. Yaaa Doel masih duduk sekolah SMA, ya berteman baik dengan Budi, Eko, dan Erwin, ya karena satu grub band. Doel berteman baik dengan Jainab dari SD sampai SMA gitu. Rasa suka Jainab sama Doel, ya cinta gitu. Sedangkan rasa Doel dengan Jainab, ya sebatas teman saja. Suatu ketika ada cewek pindahan yang bernama Sarah. Yaaa Sarah satu kelas dengan Doel. Semua cowok satu kelas suka sama Sarah karena cantik, pinter dan baik. Sedangkan Doel menganggap Sarah, ya biasa saja, ya sama dengan cewek yang lainnya. Sarah tertarik dengan Doel, ya baik, pintar, dan rajin ibadah dengan baik. Perteman Doel dan Sarah, ya berjalan dengan baik. Roy tetangga sebelah rumah Sarah, ya Roy suka dengan Sarah, ya jadi pendekatan dengan baik sama Hans, ya Abangnya Sarah. Roy beda sekolah SMA dengan Sarah. Yaaa Doel berteman dengan baik, ya dengan Hans dan Hans menyukai Doel karena pembawaan Doel yang baik gitu. Roy yang tidak suka dengan Doel, ya karena Doel dekat sama Sarah. Roy sampai terjadi perselisihan dengan Doel, ya hampir perang dua sekolahan SMA. Untungnya kepolisian Lapor Pak!, ya ada program penanggulan tawuran antar sekolah. Jadi tawuran dua sekolah SMA, ya tidak jadi karena biang masalah terbukti Roy yang salah gitu. Sarah jadinya menjauh dari Roy. Yaaa Roy buat ulah tidak ada harapan dengan Sarah. Doel makin dekat Sarah, ya sampai jadian pacaran gitu. Jainab, ya menerima Doel jadian dengan Sarah. Begitu lah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita singkat yang bagus!" kata Eko.
"Yaaa dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya sinetron dan film....Si Doel!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Hati-hati," kata Budi.
"Pertemanan dan cinta di masa SMA," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko terus main catur dengan baik banget gitu. Sampai yang menang permain catur adalah Budi. Abdul datang ke rumah Eko, ya motor di parkirkan di depan rumah Eko. Abdul membawa plastik berisi gorengan dan juga es gelas tiga buah, ya di taruh di meja dan duduk dengan baik Abdul bersama Eko dan Budi.
"Abdul gimana kerjaan Abdul dagang di pasar?" kata Budi.
"Baik," kata Abdul.
"Abdul beliin gorengan dan es gelas, ya rezeki lagi lancar, ya Abdul?" kata Eko.
"Iya rezeki ku lagi lancar," kata Abdul.
"Ekonomi di katakan baik, ya kalau keadaan lingkungan baik dan hasil dari usaha baik. Kalau keadaan lingkungan buruk karena pencuri dan penipu, ya ekonomi jadi buruk dan hasil dari usaha pun jadi buruk," kata Budi.
"Bener omongan Budi!" kata Abdul.
"Yaaa hidup antara baik dan buruk jadi harus berhati-hati," kata Eko.
"Memang hidup ini tetap berhati-hati. Isi hati manusia siapa yang tahu? Yang tahu Tuhan!" kata Abdul.
"Emmm," kata Budi.
"Karena sudah ngumpul main kartu remi saja!" kata Eko.
"Oke. Main kartu remi!" kata Budi.
"Yaaa. Main kartu remi!" kata Abdul.
Eko dan Budi membereskan permainan catur, ya papan catur di taruh di bawah meja sama Eko. Kartu remi di ambil Eko di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi dan di bagikan dengan baik kartu remi. Ketiganya main kartu remi dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment