CAMPUR ADUK

Saturday, November 4, 2023

BADRINATH KI DULHANIA

Budi duduk dengan baik di depan rumahnya. 

"Nyanyi ah. Menghibur diri!" kata Budi. 

Budi mengambil gitar di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan dinyanyikan dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Nak, bila suatu saat kaudengarkan lagu iniDan aku sudah tak ada lagi di sampingmuKau akan mengertiMengapa begitu menyebalkannya ku di matamu
Nak, jika saat nanti kau telah hidup sendiriDan dunia ternyata tak seperti harapanmuKu ada di siniMenjadi rumah yang s'lalu menanti kepulanganmu
Kelak kau 'kan jadi orang tua seperti akuYang ingin anakmu bahagia dengan hidupnya
Bila bentakan kecilku patahkan hatimuLebih keras dari itu dunia 'kan menghakimimuKubentuk dirimu menjadi engkau hari iniKau harus kuat, kau harus hebatPermata hatiku
Nak, 'kan tiba waktu kau harus tentukan jalanmuYang mungkin tak searah dan indah di mataku'Pabila terjadiBerjanjilah kau akan s'lalu menjadi dirimu sendiri
Kelak kau 'kan jadi orang tua seperti akuYang ingin anakmu berkuasa atas hidupnya
Bila bentakan kecilku patahkan hatimuLebih keras dari itu dunia 'kan menghakimimuKubentuk dirimu menjadi engkau hari iniKau harus kuat, kau harus hebatPermata hatiku
Bila bentakan kecilku patahkan hatimuLebih keras dari itu dunia 'kan menghakimimuKubentuk dirimu menjadi engkau hari iniKau harus kuat, kau harus hebat
Aku adalah jemari dan ibumu pena-nyaDan kaulah puisi terindah yang pernah terciptaSemoga belaian kasihku lembutkan hatimu
Kau harus megah, kau harus indahKau harus kuat, kau harus hebatPermata hatiku"

***

Budi selesai menyanyi, ya berhenti main gitar dan gitar di samping kursi. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

"Main," kata Budi. 

Budi mengambil mainan di bawah meja berupa mainan mobil polisi yang terbuat kardus, mainan mobil sedan, ya terbuat dari kardus dan rel kereta api yang terbuat dari kardus. Mainan di taruh di meja. Rel kereta api di susun dengan rapih, ya menjadi lingkaran dengan baik. Dua mainan mobil, ya roda sudah buat dengan baik seperti roda kereta api. Dua mobil di hidupkan dengan baik dan di taruh di rel kereta api, ya berjalan dengan baik. Mainan mobil sedan di umpakan mobil penjahat, ya yang diikuti mobil polisi dari belakang, ya seperti cerita di film-film tentang mobil polisi mengejar mobil penjahat gitu. 

"Aku mainan mobil-mobilan, ya suasana seperti masa anak-anak. Senang rasanya," kata Budi. 

Budi terus melihat dengan baik, ya mobil-mobilan berjalan di jalur rel dengan baik, ya muter-muter gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

"Emmm. Baca cerpen saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di baca dengan baik cerpen yang cerita menarik gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Badrinath "Badri" Bansal adalah putra bungsu dari keluarga kaya di Jhansi. Dalam kilas balik, terlihat bahwa kakak laki-laki Badri, Aloknath "Alok" Bansal jatuh cinta dengan seorang gadis dan akan meninggalkan keluarga demi dia karena ayah mereka tidak menyetujuinya, namun memutuskan untuk tidak melakukannya setelah ayah mereka Ambarnath "Ambar" Bansal. serangan jantung pertama. Sekarang Alok menikah dengan Urmila Shukla melalui perjodohan dan dia tidak diperbolehkan bekerja meskipun dia sangat cerdas dan terlatih secara profesional daripada Alok sendiri. Alok juga depresi karena harus meninggalkan cintanya dan dipaksa menikah, sehingga ia banyak menghabiskan waktunya untuk minum-minum. Badri takut akan nasib yang sama untuk dirinya sendiri dan ketika dia melihat Vaidehi Trivedi yang cantik dan terpelajar di sebuah pernikahan yang seharusnya dijaga oleh ayahnya Mayank, dia jatuh cinta pada kecantikan dan pesonanya yang luar biasa. Dia akhirnya menjadi terobsesi dengannya dan menjadikan misinya untuk menikahinya dengan persetujuan Ambar.

Vaidehi adalah seorang wanita muda yang cerdas, jauh lebih berpendidikan dibandingkan Badri. Dia telah menyelesaikan wisuda dan diam-diam berlatih menjadi pramugari sementara Badri baru lulus kelas sepuluh. Dia awalnya tidak tertarik untuk menikah dan tersinggung dengan lamaran pernikahannya karena suatu kali dia jatuh cinta pada seorang anak laki-laki bernama Sagar dan memutuskan untuk menikah dan memulai bisnis dengannya, namun dia membodohi keluarganya dan melarikan diri dengan semua uangnya. Badri mengetahui hal ini dan mempertanyakan Vaidehi mengapa dia selalu lari dari lamaran pernikahan.

Badri membantu kakak perempuan Vaidehi, Kritika menemukan suami dari penyanyi lokal Bhushan Mishra dan bahkan menyelesaikan krisis mahar dengan ayah Bhushan, Jitendra Mishra, setelah itu Vaidehi setuju untuk menikah dengannya. Namun pada hari pernikahan mereka, Vaidehi tidak muncul dan diketahui telah melarikan diri ke Mumbai. Marah, Ambar memerintahkan Badri yang patah hati untuk menemukan Vaidehi dan membawanya kembali sehingga mereka bisa menghukumnya. Meski takut dengan perkataan Ambar, Badri pergi ke Mumbai untuk mencari Vaidehi, di mana dia mengetahui bahwa dia sudah pindah ke Singapura untuk program pelatihan pramugari.

Badri muncul di depan pintu Vaidehi di Singapura, dan menculiknya, menariknya ke dalam mobilnya. Dalam perjalanan, dia menepi dan membiarkannya keluar dari bagasi mobil dan mereka bertengkar secara emosional namun sengit. Badri sangat marah padanya karena meninggalkannya di altar dan dia meminta maaf, mencoba meyakinkannya bahwa alasan dia pergi bukan karena dia. Badri mencengkeram lehernya sambil melampiaskan rasa frustrasi dan kemarahannya padanya, ketika sebuah mobil polisi berhenti dan hendak menangkap Badri karena mendekati Vaidehi dengan kasar. Sementara dia membelanya, mereka berdua ragu dan Badri tetap dibawa ke kantor polisi dan Vaidehi datang untuk bersaksi. Di kantor polisi, Vaidehi melindungi Badri. Selama beberapa hari berikutnya, Badri mengikuti Vaidehi. Alok menelepon dan memberitahunya bahwa Ambar sudah mulai mencari pengantin lain. Hal ini membuat Badri ketakutan dan dia mencoba masuk ke tempat kerja Vaidehi. Dia menghentikannya dan mengatakan kepadanya bahwa dia akan menikah dengannya hanya jika dia dapat meyakinkan Ambar untuk mengizinkannya bekerja dan tinggal di Singapura. Badri mabuk malam itu dan menyebabkan keributan di luar gedung tempat tinggal Vaidehi dan dia ditangkap lagi oleh polisi, di mana kali ini Vaidehi harus membayar $1500 untuk menyelamatkannya.

Badri pindah ke apartemen Vaidehi di mana dia merawatnya dengan memasak untuknya sebelum berangkat kerja setiap hari, yang membuatnya rendah hati. Mereka menghabiskan waktu bersama teman dan berkeliling Singapura bersama. Seiring waktu, Badri mulai menghormati kemandirian Vaidehi dan terkesan dengan pekerjaan dan kecerdasannya. Dia juga mengingat Urmila dan merasa menyesal karena dia tidak bisa bekerja, mengatakan pada Vaidehi bahwa dia akan bangga padanya. Badri dan Vaidehi mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama yang menyebabkan mereka semakin dekat. Ketika Ambar menelepon, Badri berbohong dan mengatakan kepadanya bahwa dia belum menemukan Vaidehi, sehingga Ambar menyuruh Badri untuk kembali ke rumah. Saat Badri menerima kembali paspornya, Vaidehi mengundangnya ke pesta bersamanya dan teman-teman barunya. Malamnya, Badri mengaku kepada Vaidehi bahwa dia merasa dia akan menjadi jimat keberuntungan bagi calon suaminya. Keesokan harinya Badri berangkat ke Jhansi dan Vaidehi mulai merindukannya, tertekan karena ketidakhadirannya.

Kembali ke Jhansi, Urmila sedang hamil dan Ambar mengadakan mega-pooja untuk memastikan kelahiran anak laki-laki. Badri merasa kasihan padanya dan sekaligus merindukan Vaidehi, akhirnya mengerti kenapa dia melarikan diri. Sebelum pooja, dia mabuk berat dan mencaci-maki Ambar karena tidak menghormati wanita. Dia menyalahkan Ambar sebagai alasan dia tidak bisa memiliki Vaidehi ketika tiba-tiba dia melihat Vaidehi dari sudut matanya. Dia mengatakan kepadanya bahwa dia mencintainya dan ingin menikah dengannya. Bersama-sama mereka melawan Ambar dan memberitahunya bahwa mereka akan menikah dan Vaidehi akan bekerja sesukanya terlepas dari apakah dia setuju atau tidak.

Dalam epilognya, terlihat bahwa Badri dan Vaidehi menjalin hubungan jarak jauh saat dia menyelesaikan program pelatihannya di Singapura sebelum pindah kembali ke India dan memulai pusat pelatihan pramugari sendiri. Urmila melahirkan anak kembar, satu laki-laki dan perempuan, dan terbukti selama ini Ambar memperlakukan keduanya dengan setara. Dia juga mulai bekerja di showroom mobil keluarga bersama Alok dan bahkan mendapatkan kabinnya sendiri. Badri dan Vaidehi berjanji tidak akan memungut mahar untuk anak-anak mereka. Cerita berakhir dengan Badri dan Vaidehi mengendarai sepeda motornya, bersatu kembali dengan bahagia.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh bawah meja. Yaaaa Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Yaaa Eko duduk dengan baik dekat Budi, yaaa Eko melihat dengan mainan mobil terbuat dari kardus, ya berjalan dengan baik di jalur kereta api. 

"Budi buat mainan mobil terbuat dari kardus, ya dua dan berjalan dengan baik di jalur kereta api?" kata Eko. 

"Iya. Buat mainan mobilan," kata Budi. 

"Kreatif," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Mobilannya seperti mobil penjahat dan mobil polisi, ya Budi?" kata Eko. 

"Memang di buatnya begitu. Mobil penjahat di depan dan di belakang mobil polisi, ya cerita kejar-kejaran seperti cerita film-film laga gitu," kata Budi. 

"Oooo ceritanya begitu toh. Kaya di film-film laga. Mainan mobilannya," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Yang penting suasana seperti masa anak-anak dan senang," kata Eko. 

"Happy," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Kalau ngomongin acara Tv," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Ya salah satu saja sih. Acara Tv. Kuis. Hadiahnya itu?" kata Budi. 

"Ada apa dengan hadiahnya?" kata Eko. 

"Berhasil menang, ya hadiah jutaan gitu. Mendapatkan hadiah tersebut bahagia banget," kata Budi. 

"Realita di acara Tv, ya bila menang dapat hadiah jutaan, ya bahagia," kata Eko. 

"Aku teringat cerita orang miskin yang tinggal di kota. Ya hidup cukup makan dari hasil kerja. Tinggalnya, ya bisa numpang di tanah orang," kata Budi. 

"Yaaa nama juga orang miskin. Rezekinya cukup makan, ya di syukurin dengan baik. Orang miskin itu, ya jalan hidupnya baik kan Budi?" kata Eko. 

"Tinggal di lingkungan baik. Keadaan orang miskin itu, ya baik. Kenapa gitu Eko?" kata Budi. 

"Yaaa ada cerita orang miskin tinggal di lingkungan buruk. Yaaa hidupnya, ya pait banget. Uang di curi. Di tipu teman atau orang lain. Biasa orang-orang buruk untuk menjatuhkan orang dengan berkelompok, ya siasat ini dan itu," kata Eko. 

"Kasihan orang hidup di lingkungan buruk," kata Budi. 

"Hidup ini. Sisi ini baik. Sisi di sana buruk. Atau sebaliknya," kata Eko. 

"Harus kuat ujian hidup ini," kata Budi. 

"Memang harus di kuat-kuatin ujian hidup," kata Eko. 

"Terkadang keinginan orang miskin, ya dapat rezeki yang banyak, ya agar keluar dari kemiskinan. Ya contoh rezeki itu : hadiah dari acara Tv tersebut itu," kata Budi. 

"Keinginan orang miskin," kata Eko. 

"Demi hidup ini, ya cuma keinginan saja. Tetap orang miskin menerima keadaannya dengan baik dan berjuang dengan baik gitu," kata Budi. 

"Terus berjuang demi hidup ini," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main catur!" kata Eko. 

"Oke. Main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil satu persatu mobil yang sedang berjalan di jalur kereta api, ya di matiin dan membereskan jalur kereta api, ya di bantu Eko. Mainan dan jalur kereta api di taruh di bawah meja. Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

"Ngomongin urusan cinta," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Rasa rindu itu ada," kata Budi.

"Rindu ingin bertemu cewek yang di sukai, ya kan Budi?" kata Eko.

"Ya iyailah Eko. Cewek yang di sukai," kata Budi.

"Mungkin juga. Ceweknya rindu ingin bertemu dengan cowok yang di sukai," kata Eko.

"Mungkin," kata Budi.

"Kisah cinta yang baik," kata Eko.

"Memang kisah cinta yang baik," kata Budi.

"Hidup ini. Ada sisi yang baik dan sisi buruk. Berarti ada kisah cinta yang meratap karena putus cinta. Ya mungkin salah cowoknya atau ceweknya," kata Eko.

"Yaaa ada lah Eko. Kisah cinta yang buruk. Hidup ini antara baik dan buruk," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi terus main catur dengan baik gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK