CAMPUR ADUK

Friday, October 13, 2023

DARR : A VIOLENT LOVE STORY

Budi sedang duduk santai di depan rumahnya, ya sedang baca cerpen yang ceritanya menarik banget, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

Isi cerita yang baca Budi :

Mahasiswa cantik Kiran Awasthi mengunjungi saudara laki-lakinya Vijay dan istrinya Poonam sekembalinya ke rumah. Rahul Mehra, seorang siswa yang jatuh cinta padanya tapi belum memberitahunya, tanpa henti mengikutinya. Seorang perwira di Angkatan Laut India bernama Sunil Malhotra adalah cinta dalam hidup Kiran. Ayah Rahul adalah Avinash Mehra, kaptennya.

Rahul berusaha bergaul dengan Sunil agar bisa dekat dengan Kiran. Rahul terus meneleponnya ketika dia sampai di rumah dan memerintahkan dia untuk menghindari Sunil, namun meskipun dia takut, dia menolak otoritas Rahul atas dirinya. Dia dan keluarganya ketakutan ketika dia mengunjunginya pada hari ulang tahunnya dan Holi. Kiran dan Sunil bertunangan berkat Vijay dan Poonam, yang mengira penguntit itu tidak akan mengganggu Kiran lagi.

Setelah mengetahui hal ini, Rahul yang marah mencoba membunuh Sunil tetapi tidak berhasil. Saat Sunil mengejar Rahul, penguntit yang tidak dia kenal adalah Rahul, dia mengalami kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Kiran memilih untuk melarikan diri dari kota sehingga penguntit tidak lagi menyakiti kekasihnya tetapi ditangkap oleh Sunil, yang menikahinya malam itu juga. Rahul sangat marah dengan hal ini dan bersumpah untuk mengambil Kiran untuk dirinya sendiri. Dia membunuh petugas polisi yang dikirim untuk melindungi pasangan tersebut dan merusak rumah baru pasangan tersebut dengan grafiti bertuliskan "Shaadi mubarak Kiran" dan "Tum meri ho Kiran" (Kamu milikku, Kiran).

Hal ini membuat Kiran ngeri, yang khawatir dia akan kehilangan akal sehatnya. Sunil memesan tiket tambahan ke Goa sehingga penguntit mengira pasangan tersebut berada di Goa dan melakukan perjalanan ke sana menggantikan Swiss, yang berfungsi untuk mengalihkan dan menenangkan wanita tersebut. Rahul tertipu dan mencari kemana-mana di Goa dengan sia-sia. Sebaliknya, dia bertemu Vikram "Vicky" Oberoi, teman kuliahnya, yang sedang sakit. Rahul kemudian berusaha mengenal kakak dan adik ipar Kiran dengan mengunjungi mereka setiap hari untuk mengetahui keberadaan Kiran.

Vicky menelepon Rahul dan mengajaknya bertemu dengannya. Ketika dia melakukannya, dia menemukannya di ranjang kematiannya, memohon kepada Rahul untuk membunuhnya karena dia tidak dapat lagi menahan penderitaannya. Setelah jeda singkat, dia membunuh temannya sambil menciptakan ilusi bahwa orang lain adalah penguntitnya. Keluarga Kiran yakin penguntit itu bunuh diri setelah gagal menemukan Kiran dan bersantai. Rahul diberitahu tentang keberadaan sebenarnya, dan dia muncul di hotelnya.

Dia diakui oleh Kiran dan Sunil, yang mengundangnya untuk bergabung dalam perayaan mereka. Sunil kemudian mengetahui bahwa Rahul adalah penguntit Kiran selama ini. Saat Rahul memohon belas kasihan, dia menghadapi Rahul dan memukulinya sebelum mengirim Kiran naik perahu. Saat Sunil ragu-ragu, Rahul menikamnya dan kemudian meninggalkannya hingga binasa. Kemudian, saat Rahul tiba di perahu, dia mencoba menikahi Kiran tanpa kemauannya dan memberitahunya bahwa Sunil telah meninggal. Meskipun dia memohon dan memohon, dia menyerahkan saree tua milik ibunya dan memerintahkan dia untuk memakainya.

Kiran mengunci dirinya di kamar di perahu dan Ketika pintu perahu dihancurkan dan Kiran ditarik kembali oleh Rahul dan setuju untuk menikahi Rahul, kemudian diketahui bahwa Sunil tidak benar-benar meninggal dan dia kembali untuk menyelamatkan Kiran. Sunil melawan Rahul dan akhirnya membunuhnya. Kiran dan Sunil mengunjungi kerabat mereka sekali lagi di India. 

***

Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik banget gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. 

"Budi hari ada cerita?" kata Eko. 

"Cerita?" kata Budi. 

"Lagi tidak ada cerita, ya Budi?" kata Eko. 

"Ya ada sih cerita. Cerita contoh cerita yang buat Eko," kata Budi. 

"Contoh cerita yang aku buat. Cerita perselingkuhan," kata Eko. 

"Ya cerita perselingkuhan. Ya Eko menjalin hubungan cinta dengan Purnama. Eko ternyata punya hubungan dengan Yeni, ya main di belakang Purnama, ya perselingkuhan lah. Terjadi pertengkaran ini dan itu. Eko milih Purnama apa Yeni?" kata Budi. 

"Aku yang buat cerita sih. Sama aja, ya aku saja bercerita. Versi aku!" kata Eko. 

"Ya memang lebih baik, ya sekarang sih versi Eko saja, ya ceritanya!" kata Budi. 

"Ya aku yang berselingkuh dengan Yeni. Kalau Purnama bisa menerima maaf aku, ya hubungan aku dan Purnama di perbaiki dengan baik. Jadi aku meninggalkan Yeni," kata Eko. 

"Meminta maaf karena telah salah, ya berselingkuh. Apa segampang itu, ya bisa di maafkan?" kata Budi. 

"Ya memang butuh waktu sih. Mendapatkan maaf dari Purnama," kata Eko. 

"Waktu," kata Budi. 

"Jika tidak di maafkan Purnama, ya aku bersama Yeni. Karena Yeni berharap bersama aku," kata Eko. 

"Apakah Yeni ada keinginan untuk putus hubungan dengan Eko, ya karena telah menyakiti hati perempuan yang baik seperti Purnama?" kata Budi. 

"Ya ada sih keinginan Yeni putus dengan aku, ya karena Purnama," kata Eko. 

"Jadi keputusan ada di pihak Yeni dan Purnama. Mana baiknya," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini!" kata Budi. 

"Memang hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini!" kata Eko. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Hidup ini......tetap sama!" kata Budi. 

"Realitanya begitu!" kata Eko. 

"Antara baik dan buruk. Antara kaya dan miskin," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Yang kaya, ya di bagi dua. Yang kaya paham agama, ya berbuat kebaikan tujuannya baik saja. Yang kaya tidak paham agama, ya berbuat baik dengan tujuan menunjukkan kekayaan, ya riya untuk di sanjung orang-orang," kata Budi. 

"Ya realita hidup di lingkungan Lampung, ya di daerah lain juga ada sih. Hidup ini!" kata Eko. 

"Yang miskin, ya di bagi dua. Yang miskin yang paham agama, ya tetap berjalan baik sesuai dengan aturan agama yang di yakini. Yang miskin tidak paham agama,  ya bikin ulah ini dan itu, ya merugikan manusia yang lain dan ada juga yang di penjara karena ketangkap polisi," kata Budi. 

"Ya realita hidup ini. Di lingkungan sana dan sini!" kata Eko. 

"Ya maka itu, ya hidup ini tetap hati-hati karena ada orang-orang buruk di lingkungan yang pandai pake topeng ke pura-puraan," kata Budi. 

"Memang harus hati-hati!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Hidup ini yang terlihat dengan baik, ya peradaban yang di bangun manusia. Ya bangunan yang di bangun manusia dengan tujuan ini dan itu, ya bisa di bilang masih penggerak roda ekonomi," kata Eko. 

"Ya realita hidup ini, ya bener sih omongan Eko!" kata Budi. 

"Sisi yang aku omongin masih baik. Di sisi lain, ya yang keadaan perang di negara lain. Bangunan yang di bangun manusia, ya hancur karena terkena senjata roket penghancur," kata Eko.

"Bangunan di hancurkan, ya bisa saja ada orang yang berkata seperti ini "Sia-sia saja apa yang di bangun? Hancur karena perang berkecamuk"....," kata Budi. 

"Keadaan perang, ya harus di terima," kata Eko. 

"Memang harus di terima. Tapi ada yang tidak bisa menerima. Bertahun-tahun berjuang demi hidup ini, ya punya tempat tinggal dan keluarga, ya karena tinggal di daerah konflik, ya terjadi perang, ya jadi kehilangan semuanya. Keluarga meninggal dan tempat tinggal hancur," kata Budi. 

"Campur aduk rasanya," kata Eko. 

"Sedih kehilangan segala hal dan marah ingin membalas perbuatan yang menciptakan perang berkecamuk. Campur aduk rasanya," kata Budi. 

"Yaaaa kalau begitu. Main ular tangga saja!" kata Eko. 

"Oke. Main permainan ular tangga!" kata Budi. 

Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan ular tangga di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu. 

"Eko. Apa masih ada manusia yang main ilmu kelenik. Ya perdukunan gitu?" kata Budi.

"Ya karena keadaan ini dan itu. Ya masih main lah. Tapi dengan sembunyi-sembunyi seperti biasanya," kata Eko.

"Main secara sembunyi-sembunyi. Contohnya : saudara main dukun. Saudara lain menyembunyikan dengan baik, ya walau ada yang rajin sholat gitu," kata Budi.

"Contoh itu tepat. Realitanya begitu," kata Eko.

"Ya aku dapat contoh itu, ya memang kenyataan sih. Dari cerita orang gitu. Suku Batak, Jawa, China, ya di kota Batam gitu," kata Budi.

"Cerita masyarakat," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Budi dan Eko main permainan ular tangga dengan baik. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK