CAMPUR ADUK

Friday, October 13, 2023

A PROPHET

Budi duduk di depan rumahnya, ya mengambil pistol mainan dan boneka mainan tentara di dalam kardus di bawah meja. Di jejer boneka mainan tentara di atas meja dengan baik sama Budi. Dengan pistol yang di pegang Budi, ya peluru karet gelang. Ya pistol terbuat dari kayu, ya buatan Budi. Memang sih, ya waaaw itu senjata beneran seperti cerita tentang senjata yang di pegang polisi atau tentara gitu. Budi menembak dengan baik boneka mainan tentara dari jarak yang cukup jauh, ya kira-kira satu setengah meter gitu. 

Dengan perhitungan dengan baik, ya Budi menembak kesasaran gitu. Cerita menembak dengan senjata sih, ya lebih baik cerita sih, ya film atau sinetron, ya cerita bagus gitu. Budi menembak ada yang kena dan ada yang tidak kena. Terkadang kalau jengkel tidak kena-kena, ya jarak tembak di buat dekat seperti cerita film komedi, ya lucu gitu. 

Budi menikmati permainan menembak tersebut gitu. Kalau dalam cerita kejuaraan menembak, ya menang gitu. Rasa senang jadi juara. Budi berhasil menembak sasaran, ya mencoba membayangkan seperti juara menembak, ya bahagia menang gitu. Permainan pun cukup di mainan sama Budi, ya jadi berhenti, ya pistol di taruh di meja beserta boneka mainan tentara. 

"Baca cerpen saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca dengan baik cerpen yang cerita bagus banget gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.

Isi cerita yang di baca Budi :

Malik El Djebena, remaja Prancis berusia 19 tahun keturunan Aljazair, ya dijatuhi hukuman enam tahun penjara karena menyerang petugas polisi. Sendirian dan buta huruf saat tiba, ya ia berada di bawah kekuasaan mafia Korsika, ya yang dipimpin oleh Cesar Luciani, yang menegakkan aturan brutal. Penjara ini terbagi menjadi dua faksi utama: Korsika dan Maghrebis. Malik menyendiri. Ketika Luciani memaksanya untuk menjadi pembunuh Reyeb, seorang saksi Maghrebi di persidangan, Malik mendapatkan perlindungan dari Korsika meskipun dia berasal dari Afrika Utara.

Malik berperan sebagai pelayan tingkat rendah di Korsika, yang memperlakukannya dengan hina. Sementara itu, dia dihantui bayangan Reyeb yang terbunuh. Ketika sebagian besar warga Korsika dipindahkan atau dibebaskan, Luciani terpaksa memberi Malik tanggung jawab lebih besar. Setelah diam-diam mempelajari bahasa Korsika, ya Malik bertindak sebagai mata dan telinga Luciani di penjara. Ketika Malik mendapat hak istimewa untuk cuti sehari penuh di luar penjara, Luciani mengandalkannya untuk menjalankan bisnis kriminal Luciani di luar.

Ryad, teman Maghrib, mengajari Malik membaca dan menulis, dan keduanya menjadi dekat. Ryad mengajari Malik tentang warisannya sendiri, mengenalkannya pada dua Maghrebi lainnya, Tarik dan Hassan, dan meningkatkan kekuatannya di dalam penjara. Malik juga terlibat dengan pengedar narkoba penjara, Jordi. Ketika Ryad dibebaskan lebih awal karena kanker testis, ketiga mitra tersebut mengatur perusahaan pengelola obat untuk menjual ganja. Namun saat Ryad diculik oleh pengedar narkoba Latif, Malik melacak kerabat Latif di dalam penjara. Dia menculik keluarga kerabatnya dan memaksa geng Latif untuk melepaskan Ryad.

Ketika Luciani mengetahui bahwa Malik menggunakan waktu luangnya untuk urusan pribadinya, dia menghukumnya. Malik dikirim untuk menemui Brahim Lattrache di Marseille, Maghrebi lainnya, yang terlibat dalam kesepakatan antara Luciani dan Lingherris, sebuah kelompok mafia Italia. Lattrache merasa getir terhadap Korsika atas pembunuhan Reyeb dan menodongkan senjata kepada Malik. Ketika Malik melihat tanda peringatan rusa, dia teringat mimpinya baru-baru ini tentang rusa berlari di jalan. Dia memberi tahu para penculiknya bahwa mereka dalam bahaya menabrak binatang liar, dan mereka tiba-tiba menyerang seekor rusa. Lattrache terkesan dengan Malik, memanggilnya nabi dan setuju untuk melakukan bisnis kriminal dengannya alih-alih Luciani, meskipun Malik mengaku membunuh Reyeb.

Luciani yakin ada "tikus tanah" di organisasinya dan memutuskan untuk menggunakan Malik untuk membunuh Jacky Marcaggi, don mafia Korsika, ya karena diam-diam berurusan dengan Lingherris. Tapi Malik dan Ryad punya rencana sendiri untuk Marcaggi: mereka membunuh pengawalnya, menculiknya, dan memberitahunya bahwa Luciani-lah yang memerintahkan penyerangan sebelum meninggalkannya di kota. Malik berlindung di rumah Ryad bersama istri dan putranya yang masih kecil. Kanker Ryad telah kembali; keputusannya untuk tidak menjalani kemoterapi lagi hanya menyisakan enam bulan untuk hidup. Dia membuat Malik berjanji untuk menjaga keluarganya saat dia pergi.

Sekembalinya Malik ke penjara, dia ditempatkan di sel isolasi karena terlambat pulang - menempatkannya di luar jangkauan pembalasan Luciani - sementara Marcaggi menggunakan pengaruhnya untuk memusnahkan sebagian besar faksi Luciani. Setelah kembali ke masyarakat umum, Malik bergabung dengan faksi Maghribi di halaman. Ketika Luciani yang sekarang tidak berdaya mencoba mendekatinya, dua orang Maghrebi mencegat dan memukulinya. Pada hari pembebasannya, Malik ditemui oleh istri dan anak Ryad di luar penjara. Mereka berjalan bersama-sama, disusul iring-iringan kendaraan yang membawa rekan-rekan baru Malik.

***

Budi selesai membaca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Yaaa Eko melihat pistol di meja dan boneka mainan tentara di meja, ya Eko berkata "Budi abis mainan pistol dengan boneka mainan tentara?". 

"Iya Eko!" kata Budi. 

"Permainan anak-anak!" kata Eko. 

"Memang permainan anak-anak. Ya menghibur diri!" kata Budi. 

"Nostalgia," kata Eko. 

"Bisa di bilang begitu, ya sesuai omongan Eko!" kata Budi. 

"Ngomong-ngomong, ya hari ini. Budi mau bercerita?" kata Eko. 

"Ya aku tidak ingin bercerita!" kata Budi. 

"Kenapa?" kata Eko. 

"Di umpakan seperti peluru di pistol. Jika peluru sudah di tembakan semua. Jadinya aku kehabisan ide gitu. Ya aku berhenti bercerita!" kata Budi. 

"Yaaaa aku paham omongan Budi!" kata Eko. 

 "Yang enak itu," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Satu cerita cukup. Ya jadi cerita di kembangkan dengan baik intrik ini dan itu, ya di buat ceritanya panjang berseri seperti cerita sinetron yang cerita panjang episodenya!" kata Budi. 

"Omongan Budi ada benernya sih. Satu cerita cukup. Kalau banyak cerita, ya pasti mengalami masalah, ya ide apa lagi yang mau di buat?," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main catur saja!" kata Eko.

"Oke. Main catur!" kata Budi.

Budi mengambil pistol di meja, ya beserta boneka mainan tentara di taruh di bawah meja, ya tepatnya di dalam kardus. Yaaa Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menaruh bidak catur di atas papan catur gitu. Keduanya main catur dengan baik gitu.

"Yaaa kalau menceritakan cerita kita, ya kisah cinta. Aku dan Eko. Cerita tetap seperti biasa saja. Aku dengan Tasya. Eko dengan Purnama," kata Budi.

"Kalau cerita kita di buat obrolan saja. Ya obrolan lulusan SMA. Ya cerita aku dan Purnama, ya kisah cinta, ya bisa di buat intrik persoalan. Contohnya : Aku selingkuh dengan cewek bernama Yeni. Purnama mengetahui hubungan aku dengan Yeni. Terjadi pertengkaran ini dan itu. Aku milih Yeni atau Purnama?" kata Eko.

"Ya contoh Eko, ya tepat sih. Untuk bahan obrolan lulusan SMA. Ya kalau di buat cerita misteri di buat saja cerita hantunya. Contohnya : aku dan Eko, ya sedang jalan bareng setelah pulang dari rumah Abdul. Aku dan Eko, ya melewati tempat angker. Bertemu hantu penasaran yang kerjaannya mengganggu gitu. Aku dan Eko, ya kabur melihat hantu gitu!" kata Budi. 

"Contoh Budi tepat!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi dan Eko, ya terus main catur dengan baik gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK