CAMPUR ADUK

Monday, October 16, 2023

BASKIN

Budi duduk santai di depan rumahnya, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik banget, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Seorang anak laki-laki terbangun di malam hari setelah mendengar suara-suara seksual yang aneh dari kamar tidur ibunya. Dia melihat TV-nya menayangkan statis dan tiba-tiba ketakutan dengan pemandangan dari kamarnya. Dia berteriak dan dengan panik mengetuk pintu kamar ibu, yang terkunci, saat sebuah tangan meraih ke arahnya dari kegelapan.

Sosok berkerudung mengantarkan seember daging mentah ke sebuah restoran kecil. Lima petugas polisi yang makan di sana, Remzi, Arda, Yavuz, Apo, dan Seyfi, berdiskusi tentang seks. Yavuz menceritakan kisah mesum tentang pertemuannya dengan seorang pelacur cantik yang ternyata adalah seorang wanita transgender, yang akhirnya berhubungan seks dengannya. Seyfi yang merasa tidak enak badan berlari ke toilet karena sakit dan melihat seekor katak di tempat sabun. Yavuz mulai bertengkar dengan putra pemilik restoran, dan para pria tersebut memutuskan untuk pergi. Seyfi bersikeras untuk mengemudi meski dia sakit.

Saat mengemudi, para pria tersebut menerima panggilan bantuan dari rekan-rekannya yang pergi ke Inceagac, sebuah kota yang terkenal dengan rumor aneh. Seyfi mendapat penglihatan menakutkan tentang sosok berdarah dan secara tidak sengaja mengemudikan van mereka ke dalam danau. Terdampar, para petugas menuju Inceagac. Penduduk setempat memperingatkan mereka tentang bahaya di desa tersebut. Mereka menuju ke sebuah bangunan yang ditinggalkan (kantor polisi era Ottoman), asal mula panggilan darurat.

Begitu masuk, mereka menemukan sesama polisi dalam keadaan sangat katatonik. Hal ini menyiratkan bahwa sisa unit polisinya telah diambil atau dibunuh. Seyfi tetap bersama pria itu sementara empat orang lainnya menyelidiki. Seyfi menemukan sebuah ruangan di mana sekelompok orang, berlumuran darah dan jeroan, tampaknya sedang mengadakan pesta seks. Dia terlalu takut untuk bergerak ketika para pemuja mengerumuninya, menyeretnya ke tengah-tengah mereka.

Saat mereka bergerak melewati gedung, orang-orang lain menyaksikan gambar-gambar mengerikan dan dihadapkan pada skenario yang semakin aneh dan nyata. Melalui kilas balik dan rangkaian mimpi, terungkap bahwa Remzi telah seperti sosok ayah bagi Arda, menganggapnya sebagai seorang pemuda, dan Arda adalah anak laki-laki di adegan pembuka.

Orang-orang yang tersisa diikat di penjara bawah tanah yang dikelilingi oleh para pemuja setan. Sosok berkerudung yang dikenal sebagai Sang Ayah menampakkan dirinya kepada mereka; dia dan para pemuja membunuh Apo, Yavuz dan Remzi. Sang Ayah menjelaskan bahwa neraka bukanlah suatu tempat yang Anda datangi, melainkan sesuatu yang Anda bawa setiap saat. Remzi yang sekarat memberi Arda sebuah kunci, yang dia gunakan untuk mengalahkan Sang Ayah dan melarikan diri dari gedung.

Sambil tertawa penuh kemenangan, Arda berlari dari desa menyusuri jalan raya. Dia menurunkan kendaraan yang melaju, tetapi pengemudi tidak melihatnya dan dia tertabrak. Terungkap bahwa kendaraan tersebut adalah van polisi yang sama dengan yang ditumpangi orang-orang tersebut sebelumnya, dan ini adalah penglihatan yang sama yang dilihat Seyfi. Kelima pria itu sekali lagi jatuh ke dalam danau, menyiratkan bahwa mereka sebenarnya telah mengembara ke Neraka.

***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik banget gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. 

"Hidup ini. Antara bahagia dan tidak bahagia," kata Budi. 

"Realita hidup ini," kata Eko. 

"Apa Eko nonton berita Tv?" kata Budi. 

"Berita Tv. Ya nonton. Ada apa?" kata Eko. 

"Ya berita tentang batas umur, ya Calon Presiden dan Wakilnya," kata Budi. 

"Ooooo berita itu toh. Kenapa?" kata Eko. 

"Mungkin?" kata Budi berpikir panjang. 

"Emmm," kata Eko. 

"Antara kecewa dan tidak. Ya keputusan yang beritain gitu. Gimana Eko?" kata Budi. 

"Kalau urusan hidup ini. Kemungkinan ini dan itu sih. Ya antara kecewa dan tidak," kata Eko. 

"Aku kecewa banget!" kata Budi. 

Eko mengerti kenapa Budi ngomong kecewa? Ya cuma di mainkan saja gitu. 

"Sudut orang kecewa, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Iya sudut kecewa. Wajar kecewa. Manusia," kata Budi. 

"Ya hal wajar. Tidak ada yang larang ini!" kata Eko. 

"Yang penting telah berusaha dengan baik. Ya menggugat. Gagal, ya tidak ada masalah!" kata Budi. 

"Sikap berani yang di saluting. Walau hasilnya gagal!" kata Eko. 

"Berani bertindak. Berlapang dada, ya karena gagal," kata Budi. 

"Semua peraturan yang di buat pemerintahan yang di tetapkan, ya karena orang-orang lulusan Universitas, ya Sarjana, ya orang-orang Profesional di bidangnya. Di proses dengan baik dengan penelitian yang di jalankan dengan baik. Maka peraturan di tetapkan dengan baik!" kata Eko. 

"Penelitian toh!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Aku hanya lulusan SMA. Menerima dengan baik. Keputusan yang telah di tetap pemerintahan. Untuk kebaikan bersama!" kata Budi. 

"Ya aku juga sama menerimanya keputusan itu!" kata Eko. 

"Jadi kita termasuk tidak kecewa. Biasa aja!" kata Budi. 

"Emmm!" kata Eko. 

"Masih muda kita ini!" kata Budi. 

"Realita begitu!" kata Eko. 

"Harus banyak belajar dan berjuang dengan baik, ya kerja demi hidup ini!" kata Budi. 

"Demi masa depan yang lebih baik, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Masa depan yang baik!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Ya memang lebih baik itu, ya orang-orang Profesional di bidangnya yang duduk di pemerintahan. Ya umur sesuai dengan ketentuan dari peraturan pemerintahan. Agar jalan pemerintahan berjalan dengan baik," kata Budi. 

"Omongan Budi benar!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Main catur saja Eko!" kata Budi. 

"Oke. Main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK