Budi duduk di depan rumahnya.
"Nyanyi ah. Menghibur diri. Main gitar!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dengan baik. Gitar di taruh di samping kursi sama Budi. Yaaa Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik, ya cerpen di baca dengan baik karena memang ceritanya menarik banget, ya Budi sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Scarlett Marlowe adalah seorang sarjana muda, melanjutkan pencarian ayahnya yang telah meninggal untuk batu bertuah, zat alkimia legendaris yang ditemukan oleh alkemis Nicolas Flamel. Batu terkenal tersebut diduga mampu mengubah logam dasar menjadi emas atau perak dan memberikan kehidupan abadi. Scarlett menemukan artefak "Rose Key" di sebuah gua yang dijadwalkan untuk dibongkar, tetapi setelah dia melihat bayangan ayahnya sebagai pria yang digantung, pembongkaran dimulai dan dia nyaris lolos.
Scarlett bepergian ke Paris. Dia merekrut mantan kekasihnya George dan juru kameranya Benji. Dengan menggunakan kode dari kunci tersebut, mereka memecahkan teka-teki di nisan Flamel dan mendapatkan koordinat yang menunjuk ke Katakombe Paris. Scarlett mencoba mencapai lokasi tersebut dalam tur resmi, tetapi itu terlarang. Orang asing memberi tahu mereka bahwa pemandu bernama Papillon akan membantu mereka jika mereka menemukannya di klub terdekat. Scarlett merekrut Papillon, pacarnya Souxie dan temannya Zed.
Papillon membawa kelompok itu ke pintu masuk terlarang. George awalnya menolak untuk masuk, tetapi ketika seorang polisi menghadapi mereka, kelompok tersebut melarikan diri ke dalam gua. Mereka bertemu dengan penyanyi pemuja wanita, termasuk seorang wanita yang mereka lihat di klub (Mewakili jiwa dan malaikat terkutuk dari Ruang Depan Neraka Pertama). Saat kelompok tersebut merangkak melalui terowongan sempit, terowongan tersebut runtuh, menjebak mereka dan memaksa mereka maju. Kelompok tersebut menemukan terowongan yang diblokir, namun Papillon menjelaskan bahwa orang-orang yang melewati terowongan itu menghilang. Temannya La Taupe (yaitu "The Mole") termasuk di antara yang hilang. Dia mencoba untuk mengambil jalan yang berbeda, tetapi kelompok itu entah bagaimana kembali ke terowongan yang diblokir, dan mereka memutuskan untuk menerobos.
Di dalam, kelompok tersebut bertemu dengan La Taupe, hantu terkutuk yang terperangkap di dalam katakombe api penyucian. Dia memberi tahu mereka bahwa melangkah lebih jauh ke bawah adalah satu-satunya jalan keluar. Mereka akhirnya menemukan sebuah makam dengan Ksatria Templar yang diawetkan, gundukan harta karun, dan Batu Flamel. Setelah mereka mengambil batu itu, upaya mengambil harta karun itu memicu jebakan dan meruntuhkan ruangan. La Taupe tampak tersesat di bawah reruntuhan.
Dengan menggunakan Batu Flamel, Scarlett mampu menyembuhkan luka di lengan Souxie secara supernatural. Mereka menemukan gambar sebuah pintu di langit-langit bersama dengan Bintang Daud Gnostik, melambangkan "Seperti di atas, ya demikian juga di bawah", yang memperlihatkan bukaan tersembunyi di lantai. Saat melewatinya, mereka menemukan sebuah terowongan yang ditandai dengan kalimat "Abaikan semua harapan, kamu yang masuk ke sini" dalam bahasa Yunani, identik dengan tulisan di pintu masuk Neraka di Inferno Dante.
Di sisi lain terowongan, kelompok tersebut menemukan bayangan terbalik dari ruangan yang baru saja mereka tinggalkan, tempat La Taupe sedang menunggu. Dia membunuh Souxie dan menghilang. Lebih jauh lagi, pemuja dari klub tersebut mendorong Benji hingga tewas. Papillon kemudian tersedot ke dalam mobil yang terbakar oleh penampakan seorang pria yang mirip dengan orang asing yang menyuruh Scarlett untuk menemukan Papillon. Mobil itu meledak dan mengubur Papillon di lantai. Scarlett, George, dan Zed melanjutkan perjalanan dan melihat penampakan roh dan setan yang menakutkan. Patung-patung di dinding menjadi hidup, dan salah satunya merobek tenggorokan George. Scarlett mencoba menyembuhkan lukanya dengan Batu Flamel, tapi tidak bisa. Dia menyadari bahwa dia telah mencuri batu palsu, dan harus mengembalikannya ke tempat asalnya untuk menemukan batu asli dan menyembuhkan George.
Scarlett berlari mundur, menemukan medannya kini dibanjiri darah dan dipenuhi wajah yang menggigit. Ketika dia mengembalikan batu itu, dia melihat cermin dan menyadari kekuatan sebenarnya dari Batu Flamel ada di dalam dirinya. Saat dia kembali ke George dan Zed, dia melihat pria gantung diri yang sama seperti yang dia lihat di Iran, dan mengenalinya sebagai ayahnya. Dia meminta maaf karena mengabaikan panggilan teleponnya sesaat sebelum dia bunuh diri, dan ayahnya menghilang. Scarlett kemudian kembali ke George, menyembuhkannya dengan ciuman.
Dikejar setan, ketiga orang yang selamat terpojok di depan lubang gelap. Scarlett menjelaskan bahwa mereka harus terjun dan mengakui dosa masa lalu mereka agar bisa lolos hidup-hidup. George mengaku bahwa dia gagal menyelamatkan saudaranya dari tenggelam, dan Zed mengaku bahwa dia memiliki anak haram yang dia tolak untuk diklaim. Mereka melompat ke dalam lubang dan secara ajaib selamat. Mereka menemukan lubang got di bagian bawah, yang mengantarkan mereka ke jalan-jalan Paris. Scarlett dan George berpelukan sementara Zed pergi, akhirnya selamat.
Dalam log penutup, Scarlett mengatakan bahwa dia tidak pernah memberanikan diri untuk mencari atau mendapatkan harta materi apa pun, hanya kebenaran.
Budi selesai membaca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Yaaa Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi.
"Kemungkinan?" kata Eko.
"Kemungkinan apa Eko?" kata Budi.
"Ngomong-ngomong Budi nonton berita Tv tentang Presiden Joko Widodo atau pejabat pemerintah yang lainnya, ya datang ke Lampung?" kata Eko.
"Aku nonton sih. Kenapa gitu, ya Eko?" kata Budi.
"Budi nonton berita Tv itu dengan baik. Apa ada yang aneh?" kata Eko.
"Secara umum penonton berita Tv, ya tidak ada yang aneh," kata Budi.
"Umum. Penonton. Tidak ada yang aneh," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau obrolan ini. Di buat tentang keganjilan. Kemungkinan. Gimana Budi?" kata Eko.
"Ya tidak ada masalah gitu," kata Budi.
"Apakah mungkin Presiden Joko Widodo atau pejabat pemerintahan lain, ya mencari...Budi?" kata Eko.
"Mencari aku. Apa yang aku buat?. Yang aku tahu sih. Presiden Joko Widodo atau pejabat pemerintahan lain, ya urusan kerjaan datang ke Lampung," kata Budi.
"Mungkin karena cerita Budi yang ingin tidak selama jadi buruh, ya kerja pemerintahan. Kan menaikkan nama baik pemerintahan dengan baik, ya berdasarkan tulisan yang Budi buat di jaringan internet bentuk cerpen gitu," kata Eko.
"Apa mungkin?" kata Budi berpikir panjang.
"Pihak kepentingan gimana Budi?" kata Eko.
"Pihak kepentingan. Mungkin sih?" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yaaa kan aku cuma lulusan SMA gitu!" kata Budi.
"Yaaa memang Budi lulusan SMA!" kata Eko.
"Mungkin yang di cari bukan aku. Tapi Eko. Gimana?" kata Budi.
"Mungkin apa tidak ya?" kata Eko berpikir panjang.
"Mungkin kali kan Eko?!" kata Budi.
"Main kemungkinan, ya bisa jadi sih. Ya berarti Abdul juga di cari juga dong?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko.
"Iya sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Detektif," kata Budi.
Budi mengambil sesuatu di bawah meja, ya berupa beberapa lembaran kliping koran dan di taruh di meja.
"Detektif. Maksud Budi?" kata Eko.
"Kalau obrolan ini. Bentuk detektif. Aku mengumpulkan data-data di koran, ya aku buat kliping dan aku seleksi dengan baik. Ada kemungkinan. Pihak kepentingan mencari aku di Lampung," kata Budi.
"Aku coba memeriksa data-data Budi dari kliping koran!" kata Eko.
Eko mengambil beberapa lembaran kliping koran, ya di baca dengan baik dan ada yang di strip Budi, ya pake sepidol gitu, ya berdasarkan perhitungan Budi, ya kode menunjukkan tentang sesuatu kemungkinan gitu?.
"Ganjil," kata Eko.
"Aku mempelajari tekniknya seperti cerita Detektif Conan dan One Piece tentang memberikan sebuah kode untuk teman-teman lewat pemberitahuan di koran gitu," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
Eko memeriksanya dengan baik banget kliping koran.
"Kemungkinan?" kata Eko.
"Ada kemungkinan?" kata Budi.
Eko menaruh beberapa lembaran kliping koran di meja.
"Kalau di pikir dengan baik, ya bukan aku atau Eko atau Abdul. Presiden Joko Widodo atau pejabat pemerintahan lain datang ke Lampung, ya urusan kerjaan di Lampung yang di temui kan pejabat Lampung," kata Budi.
"Kalau urusan garis lurus sih kerjaan sih. Obrolan kita ini, ya kemungkinan ini dan itu kaya cara kerja Detektif gitu!" kata Eko.
"Memang Detektif!" kata Budi.
"Yaaa kalau begitu. Main catur saja!" kata Eko.
"Oke. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil beberapa lembaran kliping koran di meja, ya di taruh di bawah meja dan mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment