CAMPUR ADUK

Tuesday, September 19, 2023

THE CAT O' NINE TAILS

Budi duduk ruang tengah sedang menonton Tv, ya acaranya sinetron tema misteri, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

Isi cerita sinetron yang di tonton Budi :

Gumara, seorang guru yang diminta dinas ke sebuah desa di Bengkulu. Setibanya di Kecamatan Kayu Lima, Gumara merasakan udara dan alam yang cocok dengan habitatnya. Menurut neneknya, itu adalah tempat lahir ayahnya yang bernama Peto Alam. Dikarenakan terancam, ibu beserta neneknya membawanya lari Gumara dari Desa Kumayan yang merupakan sebuah desa di Kecamatan Kayu Lima yang selalu diliputi kabut. Kabut pegunungan yang sekaligus menjadi misteri yang sulit diterima logika. Penduduk desa tetangga Kumayan memberi julukan yang sangat menyeramkan bagi desa itu, yaitu "gudang ilmu hitam". Di sana bersemayam para manusia yang memiliki ilmu harimau yang sebenarnya untuk menjaga kebun kopi mereka yang luas dari gangguan pencuri yang takut kalau melihat harimau. Ayah dan ibunya merupakan keturunan ketiga manusia harimau. Sedangkan ia merupakan keturunan keempat. Ia menganggap itu hanyalah mitos belaka.

Sesampai bus yang mengantarnya, lingkungan sekitar sudah sepi. Di saat Gumara sedang berjalan-jalan, tiba-tiba Yunus menghampiri dengan mengendarai sepeda motor. Yunus merupakan pesuruh sekolah tempatnya akan bertugas, dan mengantarnya ke rumah dinas. Tak lama, sesampainya di rumah dinasnya, Gumara menanyakan rumah Lebai Karat kepada Yunus. Dari pesuruh sekolah itu, ia mendapatkan informasi tentang Desa Kumayan. Pada saat itu, seseorang menguping dari balik jendela rumah.

Setelah Yunus pergi, tiba-tiba ia mendengar suara harimau dan melihat seekor harimau yang besar menyelinap masuk ke dalam semak-semak di samping rumah dinasnya. Kejadian itu membuatnya penasaran, diambilnya senter dan ia keluar rumah. Beberapa cobaan ia temui dalam perjalanan, dari seorang gadis yang meminta pertolongan, hingga pertemuannya dengan Humbalang yang juga ternyata keturunan manusia harimau. Ternyata Lebai Karat tidak menyukai kehadiran dirinya, bahkan sempat akan menyerangnya. Untungnya anak gadis Lebai Karat yang bernama Karina langsung mengingatkan Lebai Karat. Gumara langsung pulang dengan perasaan kaget dan sedikit takut.

Banyak hal-hal baru yang Gumara temui di lingkungan barunya, mulai dari gangguan di rumahnya, bahkan ia pun sempat harus masuk penjara karena dituduh membunuh, kena teluh, sampai menjadi perhatian para keturunan manusia harimau lainnya seperti Lebai Karat, Putih Kelabu, Rajo Langit, dan Humbalang. Mereka mulai mencurigai bahwa Gumara adalah manusia harimau ketujuh yang selama ini mereka tunggu untuk menyempurnakan kelompok mereka. Gerak-gerik Gumara sangat diperhatikan, karena jika ia menolak kelompok tersebut maka nyawanya bisa terancam. Tidak hanya itu, Gumara juga harus dihadapkan kepada dua gadis cantik, Karina dan Pitaloka. Mereka keturunan manusia harimau, maka keduanya memiliki kesaktian dan pintar. Mereka berdua juga bersekolah di tempat Gumara mengajar.

Gumara terlibat lebih dalam di lingkungan Kumayan. Awalnya ia hanya ingin menjadi guru yang mengajar ilmu fisika dan matematika serta mengenal sejarah hidup silsilah keluarganya, tetapi ternyata kehadirannya di Desa Kumayan menimbulkan kemelut yang berkelanjutan.

***

Budi selesai nonton Tv dan Tv telah di matikan dengan remot gitu. Budi, ya pindah duduknya dari ruang tengah ke depan rumah, ya sambil membawa piring yang ada singkong rebus dan gelas yang masih ada kopi lah. Di depan rumah, ya gelas dan piring di taruh di meja gitu dan Budi duduk dengan baik gitu. 

"Baca buku ah!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca cerpen dengan baik. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Seseorang tak dikenal masuk ke Institut Medis Terzi namun diduga tidak mengambil apa pun. Salah satu dokter Institut, Calabresi, mengaku kepada tunangannya, Bianca Merusi, bahwa dia mengetahui siapa yang masuk ke Institut dan alasannya. Dia mencoba memeras orang tersebut, tetapi pencuri itu mendorongnya ke depan kereta yang datang, membunuhnya. Seorang fotografer paparazzi memotret jatuhnya Calabresi, tapi bukan pembunuhnya.

Reporter Carlo Giordani telah meliput penyelidikan pembobolan dan menulis artikel tentang kematian Calabresi, termasuk fotonya. Franco "Cookie" Arno, seorang pria buta paruh baya yang pernah menjadi reporter andal, dan keponakannya Lori mengunjungi Carlo setelah membaca artikel tersebut. Franco punya firasat bahwa seseorang memotong foto surat kabar tersebut, dan panggilan ke fotografer membenarkan hal ini. Namun, setelah mereka meminta fotografer untuk mencetak seluruh gambar, seseorang mencekiknya sampai mati. Pembunuhnya mengambil foto dan semua foto negatifnya sebelum Carlo, Franco, dan Lori tiba.

Carlo, terkesan dengan Franco, mengizinkannya membantu penyelidikannya. Membahas kasus ini, mereka mengamati sembilan petunjuk: lima ilmuwan Institut yang tersisa (Mombelli, Esson, Casoni, Braun, dan direktur Terzi), putri Terzi, Anna, Bianca (tunangan Calabresi), pembobolan asli, dan foto-foto yang hilang. Mereka bercanda bahwa kasus ini seperti Cat o 'sembilan ekor dan memutuskan untuk mengikuti setiap petunjuk.

Carlo mewawancarai Anna, yang mengungkapkan bahwa lembaga tersebut telah meneliti "sindrom XYY". Studi mereka menunjukkan bahwa orang dengan kromosom XYY memiliki “kecenderungan kriminal.” Sementara itu, Franco dan Lori bertemu dengan Bianca, yang tidak memberikan informasi tambahan, namun Lori berkomentar kepada Franco bahwa Bianca dengan gugup meraba liontin saat dia berbicara.

Malam itu, Bianca menggeledah mobil Calabresi dan menemukan catatan yang merinci identitas pencuri/pembunuh. Dia menyembunyikan catatan itu di liontinnya. Bianca kembali ke apartemennya, tempat si pembunuh mencekiknya. Pembunuhnya mencarinya tetapi tidak dapat menemukan catatan yang disembunyikan di dalam liontin.

Meski menerima pesan ancaman dari si pembunuh, Carlo dan Franco terus menyelidiki. Carlo berbicara dengan dokter Institut lainnya. Dr Mombelli mengungkapkan bahwa setiap orang di Institut menyerahkan sampel darah untuk diuji untuk penelitian XYY. Pada saat yang sama, Dr. Casoni berspekulasi bahwa pengujian XYY dapat menjadi metode pencegahan kejahatan. Malam itu, Carlo dan Franco menghindari upaya terpisah untuk membunuh mereka. Carlo mencoba mencari Dr. Braun, yang pelariannya menjadikannya tersangka, tetapi di rumah pacarnya, dia ditemukan tewas ditikam.

Franco memberi tahu Carlo bahwa Bianca pasti mati karena pembunuhnya curiga dia punya bukti, dan, mengingat Lori menyebutkan liontin Bianca, dia berspekulasi bahwa buktinya mungkin ada di liontin itu. Mereka menemukan bahwa Bianca dikuburkan bersama liontin itu, jadi mereka pergi ke ruang bawah tanah keluarganya dan menggeledah peti matinya. Di dalam liontin, mereka menemukan catatan terlipat, tapi sebelum mereka bisa membacanya, si pembunuh menutup pintu ruang bawah tanah, mengunci Carlo di dalam dan menyerang Franco di luar. Pembunuhnya mencatat, tapi Franco menikamnya dengan tongkat pedangnnya, ya menyebabkan si pembunuh melarikan diri. Pembunuhnya menelepon Franco dan Carlo, mengungkapkan bahwa dia telah menculik Lori dan akan membunuhnya kecuali mereka berhenti menyelidiki. Mengetahui bahwa si pembunuh akan tetap membunuh Lori, mereka memanggil polisi.

Franco, Carlo, dan polisi bergegas ke Terzi Institute untuk mencari Lori, namun mereka tidak dapat menemukannya. Carlo mengikuti jejak darah ke atap dan menemukan Casoni, si pembunuh, masih mengeluarkan darah akibat serangan Franco. Casoni bersiap menikam Lori yang terikat dan disumpal, namun Carlo melompat ke depannya dan tertusuk di bahunya. Polisi tiba di atap dan mengejar Casoni. Franco menghentikannya dengan pisau tongkatnya; Casoni mengaku awalnya ia membobol untuk mengganti catatan yang menunjukkan ia positif mengidap kromosom XYY. Ketika Franco bertanya tentang Lori, Casoni berbohong kepada Franco bahwa dia membunuhnya. Marah, Franco menjatuhkannya melalui jendela atap dan menuruni terowongan elevator hingga tewas saat Lori yang sekarang sudah bebas memanggil Franco. 

***

Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di bawah meja. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik di depan rumah Budi.

"Hidup ini tetap sama," kata Eko. 

"Memang hidup ini tetap sama," kata Budi. 

"Antara baik dan buruk. Antara paham agama dan tidak," kata Eko. 

"Ya bener sih omongan Eko, ya realita hidup ini. Berita di Tv saja, ya memberitakan antara baik dan buruk, ya perilaku manusia. Antara paham agama dan tidak, ya agama yang berkembang di Indonesia dan diakui Undang-Undang, ya 6 agama," kata Budi. 

"Benturan ini dan itu, ya jadi di atur dalam Undang-Undang, ya agar keadaan tertip dan damai. Bagi yang berbuat ulah ini dan itu, ya akan di tindak tegas dengan penegak hukum," kata Eko. 

"Realita kerja penegak hukum ini dan itu," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Kalau begitu. Main catur saja!" kata Budi. 

"Oke main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.

"Ngomongin tentang ekonomi masih di pengaruhi dengan agama yang berkembang di Indonesia," kata Budi. 

"Kepentingan ini dan itu," kata Eko.

"Ya memang kepentingan manusia, ya butuh barang jadi membeli barang tersebut di pasar moderen dan pasar tradisional," kata Budi.

"Teknologi zaman sekarang, ya membantu juga untuk urusan ekonomi," kata Eko.

"Pintar-pintar memanfaatkan teknologi dengan baik," kata Budi.

"Kepintaran," kata Eko.

"Kata Abdul yang bekerja di pasar "Kompetisi sengit. Yang bisa bertahan, ya menang karena kepintarannya. Yang tidak bisa bertahan, ya kalah karena keadaan"....," kata Budi.

"Di lihat dari keadaan Abdul yang menjalankan kerjaan," kata Eko.

"Yang enak tetap orang kaya, ya hidup ini, ya dari pada orang miskin," kata Budi.

"Realitanya begitu. Seperti contoh orang kaya : ya berita tentang pengusaha dan pejabat pemerintahan," kata Eko.

"Contoh yang tepat!" kata Budi.

Budi dan Eko terus main catur dengan baik gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK