CAMPUR ADUK

Monday, September 25, 2023

LAXMII

Budi duduk di depan rumahnya. 

"Emmm. Nyanyi saja aku menghibur diri!" kata Budi. 

Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu dengan judul lagu Jujur. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Duhai kekasih pujaan hatikuDapatkah kau memberiku satu artiSedikit rasa yang bisa kumengertiBukan sumpah atau janji
Buktikanlah bila kau ada cintaSetulus hatimu bisa menerimaSebatas kejujuran yang kau milikiBukan sekedar bersama
Jujurlah padaku bila kau tak lagi cintaTinggalkan akuBila tak mungkin bersamaJauhi diriku lupakanlah aku ho
Jujurlah padaku bila kau tak lagi sukaTinggalkan akuBila tak mungkin bersamaJauhi diriku lupakanlah akuSelamanya
Buktikanlah bila kau ada cintaSetulus hatimu bisa menerimaSebatas kejujuran yang kau milikiBukan sekedar bersama
Jujurlah padaku bila kau tak lagi cintaTinggalkan akuBila tak mungkin bersamaJauhi diriku lupakanlah aku ho
Jujurlah padaku bila kau tak lagi sukaTinggalkan akuBila tak mungkin bersamaJauhi diriku lupakanlah akuSelamanya"

***

Budi selesai menyanyikan, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

"Baca cerpen saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca dengan baik cerpen yang ceritanya menarik. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Asif tidak percaya hantu. Dia tinggal bersama istrinya Rashmi dan putra almarhum saudara laki-lakinya Shaan. Mereka diundang ke rumah Ratna dan Sachin orang tua Rashmi untuk pesta perak mereka. Ayah Rashmi tidak menyetujui pasangan tersebut karena Rashmi telah kawin lari dengan Asif tanpa izin orang tuanya, tetapi ibunya baik kepada mereka. Saat tiba, Asif dan keluarganya mengalami kecelakaan tetapi tidak ada yang terluka. Mereka bertemu saudara laki-laki Rashmi, Deepak dan istrinya Ashwini. Asif dan Shaan mengunjungi tempat-tempat yang diyakini angker. Saat ia meletakkan tunggul ke tanah, tunggul tersebut menghantam tubuh yang terkubur. Darah dari tubuh masuk ke tunggul dan Asif mencuci mereka; darahnya dibuang ke tanaman serai.

Ratna, Ashwini, dan Deepak semuanya memiliki pengalaman supernatural. Ratna dan Ashwini mengunjungi seorang pendeta; dia memberi tahu mereka tiga cara untuk memverifikasi keberadaan hantu. Ketika ketiga langkah yang dia sebutkan terjadi, itu menegaskan bahwa ada roh di dalam rumah. Asif membuat teh serai dengan tanaman yang sama tempat darahnya dicuci. Ketika dia meminumnya, hantu itu merasukinya, dan dia mulai bertingkah seperti banci. Keluarga menghadapkannya dan terungkap bahwa sebenarnya ada tiga hantu yang merasukinya: seorang wanita transgender yang kejam, seorang pria, dan seorang anak laki-laki cacat mental. Keluarga Asif menyewa seorang pengusir setan yang mengusir roh dari tubuhnya; hantu wanita yang terperangkap mengungkapkan ceritanya.

Laxman Sharma alias Laxmii adalah seorang wanita transgender yang tidak diakui oleh orang tuanya. Dia ditawari perlindungan oleh seorang pria bernama Abdul Chacha, yang memiliki seorang putra yang cacat intelektual. Menyesal karena tidak bisa menjadi dokter, dia mengadopsi gadis transgender lain bernama Geeta dan bekerja keras untuk mendukungnya secara finansial. Ketika Geeta pergi untuk belajar kedokteran di luar negeri, Laxmii membeli sebidang tanah yang dimaksudkan untuk membangun rumah sakit bagi orang miskin. Harta miliknya diambil secara tidak sah oleh MLA Girja yang bengkok. Laxmii dengan marah menghadapi Girja, yang membunuhnya, Abdul Chacha, dan putranya. Sebelum dia meninggal, dia bersumpah untuk membunuh Girja, istrinya, dan anak buahnya. Mayat dimakamkan di tanah Laxmii sendiri.

Setelah mendengar ceritanya, Asif terharu. Mempertaruhkan bahaya, Laxmii merasuki Asif sekali lagi. Sebagai Laxmii, dia menghadapi Girja dan dengan kejam membuang anak buahnya. Girja mencari perlindungan di kuil Dewi Laxmi, yang tidak bisa dimasuki Laxmii. Asif secara paksa membuat Girja keluar dan Laxmii membunuhnya, membalas dendam. Beberapa bulan kemudian, Asif telah membangun rumah sakit untuk Geeta sesuai keinginan Laxmii. Dia juga bersatu dengan Rashmi dan keluarganya. Terungkap bahwa Laxmii ada secara simbiosis di tubuh Asif untuk membantunya saat dibutuhkan.

***

Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

"Eko belum datang. Menggambar saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku gambar di bawah meja, ya beserta pensil dan pensil warna gitu. 

"Gambar apa ya?" kata Budi, ya berpikir dengan baik. 

Budi dapet ide dengan baik, ya segera menggambar dengan baik gitu. Sampai gambaran jadi dengan baik, ya buku gambar di taruh di meja gitu. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. 

"Hidup ini di nikmati dengan baik!" kata Eko. 

"Memang hidup ini cukup di nikmati dengan baik," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko mengambil singkong rebus, ya di makan dengan baik singkong rebus gitu. Budi mengambilkan aqua gelas yang di taruh di bawah meja, ya tepatnya di dalam kardus. Aqua gelas di taruh di meja, ya satu gelas. Eko mengambil aqua gelas di meja, ya segera di minum dengan baik gitu. Di meja memang ada buku gambar, ya ada gambar yang di buat Budi, ya Eko berkata "Budi Menggambar suatu yang bagus."

"Sekedar menggambar saja. Dunia ini masih banyak yang lebih baik dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya orang-orang terkenal dengan gambaran ini dan itu, ya pelukis terkenal gitu," kata Budi. 

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko. 

Gelas aqua di taruh di meja. 

"Emmm," kata Budi. 

"Gambaran Budi. Temanya seorang cewek yang di sukai Budi," kata Eko. 

"Aku terbayang wajah Tasya yang cantik, ya jadi aku menggambarnya dengan baik. Cinta terkadang terbuai dengan cewek yang di sukai, ya terbayang jelas wajahnya yang cantik," kata Budi. 

"Pesona kecantikannya," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Cowok yang baik itu, ya berusaha dengan baik membahagiakan cewek yang disukai," kata Eko. 

"Ya iyalah Eko. Suka dengan cewek yang di sukai berusaha membahagiakan, ya dengan keadaan aku. Andai aku kaya, ya karena orangtuaku kaya. Mungkin lebih baik membahagiakan cewek yang di sukai," kata Budi. 

"Cewek itu, ya cukup cowoknya setia dan berusaha dengan baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ya sudah bahagia dengan baik. Hidup dengan sederhana karena keadaan!" kata Eko. 

"Contohnya : orangtua aku dan orangtua Eko!" kata Budi. 

"Tepat sekali contohnya!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Ibu menerima Ayah dengan baik, ya begitu juga Ayah menerima Ibu dengan baik. Cinta yang setia. Sebagai anak mencontoh dari kisah cinta orang tua yang baik!" kata Eko. 

"Ya orang tua memang contoh yang baik, ya untuk anaknya tentang kisah cinta yang baik!" kata Budi. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Yaaaa kalau begitu. Main catur saja!" kata Eko. 

"Ya. Main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil buku gambar beserta pensil dan pensil warna, ya di taruh di bawah meja gitu. Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu. 

"Hidup ini tetap sama!" kata Budi. 

"Realitanya begitu. Antara baik dan buruk," kata Eko. 

"Manusia terus berjuang demi tujuan dari pencapaian yang diinginkan dengan baik," kata Budi. 

"Ya realitanya begitu!" kata Eko. 

"Yang mendapatkan sesuatu yang di capai, ya pasti senang banget rasanya. Contohnya : acara Tv tentang Awards ini dan itu. Ya bisa di bilang sisi baik," kata Budi. 

"Realitanya begitu!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Sisi lain, ya bisa di bilang sisi buruknya, ya tetap ada cerita manusia yang tidak mampu keluar dari garis kemiskinan, ya karena keadaan lingkungan yang buruk. Keegoisan manusia dari kaya dan juga miskin," kata Eko. 

"Pait-paitnya kehidupan," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko dan Budi terus main catur dengan baik. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK