Budi duduk di depan rumahnya dengan keadaan santai banget gitu, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Untuk membela bangsanya, Ursus yang perkasa pergi berperang di negeri asing, perang yang berlangsung beberapa tahun. Menang, dia kembali ke rumah berencana untuk menikahi tunangannya Attea, hanya untuk mengetahui bahwa dia telah diculik saat dia tidak ada oleh sekte agama aneh yang mendiami pulau yang jauh. Ursus meminta bantuan seorang gadis budak buta, Doreide, yang dulu dia kenal sebagai seorang anak, dan bersama-sama mereka memulai pencarian untuk menemukan dan menyelamatkan Attea yang hilang. Tanpa sepengetahuan Ursus, Doreide jatuh cinta padanya, tetapi tidak memberi tahu Ursus, karena dia merasa dia hanya akan bahagia jika bertemu kembali dengan Attea.
Setelah mengatasi berbagai penjahat yang tidak ingin dia menemukan basis pulau kultus, Ursus dan Doreide akhirnya tiba di pulau itu, hanya untuk ditangkap oleh kultus dan ratu bertopeng mereka, seorang wanita jahat yang memerintahkan pengorbanan perawan untuk banteng setannya. -Tuhan.
Sangat mencemaskannya, Ursus mengetahui bahwa ratu sebenarnya adalah mantan tunangannya, Attea. Setelah diculik oleh kultus, Attea entah bagaimana berhasil menipu para kultus untuk menjadikannya pemimpin mereka, dan selama tiga tahun terakhir, dia berubah menjadi monster yang dingin dan tidak berperasaan. Sang ratu memerintahkan agar Doreide dikorbankan, dan Ursus dikirim dengan rantai untuk dijadikan budak di kamp kerja neraka.
Ursus berhasil melarikan diri dari penawanannya dan membunuh Setas yang berbahaya, seorang teman lama Ursus yang dia pelajari mendalangi penculikan Attea bertahun-tahun sebelumnya. Ursus kemudian menuju ke arena besar, tepat pada waktunya untuk menyelamatkan Doreide dari dianiaya sampai mati oleh banteng besar. Ursus secara fisik menggulingkan banteng ke tanah dalam pertempuran otot yang spektakuler, dan kemudian memimpin pemberontakan budak melawan ratu dan penjilatnya. Dalam pertempuran tersebut, Doreide menerima pukulan di kepala yang secara ajaib mengembalikan penglihatannya. Sang ratu ditikam sampai mati oleh wazir agungnya sendiri Mok, yang kemudian dicekik oleh Ursus.
Dengan pembebasan para budak, Ursus dan Doreide berlayar kembali ke tanah air mereka, dengan Ursus akhirnya menyadari bahwa Doreide adalah satu-satunya wanita untuknya. Ursus ditampilkan sebagai karakter yang sangat kejam dalam cerita ini, sebenarnya mencekik beberapa lainnya. Karakter sampai mati dalam berbagai adegan ketika dia bisa dengan mudah membuat mereka tidak sadarkan diri.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik banget gitu, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hidup ini di nikmati dengan baik," kata Eko.
"Ya memang hidup ini di nikmati dengan baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Artis," kata Budi.
"Ada apa dengan kata itu?" kata Eko.
Eko mengambil singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik gitu.
"Artis sebuah pekerjaan," kata Budi.
"Realitanya begitu," kata Eko.
Eko mengambil aqua gelas di dalam dus, ya di taruh di bawah meja. Eko minum aqua gelas dengan baik gitu. Budi memang menyiapkan aqua gelas satu dus di taruh bawah meja, ya untuk tamu.
"Aku ingin pendapat Eko dengan tentang sebuah cerita yang aku buat?" kata Budi.
"Silakan Budi bercerita. Aku akan mendengarkan cerita Budi dengan baik, ya seperti mendengarkan sandiwara Radio!" kata Eko.
Gelas aqua di taruh di meja, ya sama Eko.
"Begini ceritanya. Irfan yang bergaul dengan Ramzi yang kerjaannya minum arak. Cerita di buat masa SMA, ya cerita kenyataan hidup tentang remaja-remaja nakal. Untuk mendapatkan uang untuk minum-minum dengan cara malak dari temannya atau menipu temannya atau mencuri gitu. Kerjaan Irfan dan Ramzi, ya tidak sekedar minum arak saja, ya merokok ganja di belakang sekolah ketika guru tidak masuk kelas. Ya kelakuan Irfan dan Ramzi yang kerjaan rokok ganja, ya selalu di tutupi sama teman-teman yang nakal juga, ya satu kelas gitu. Ilmu agama yang di berikan sama guru di sekolah, ya seperti angin lalu saja, ya Irfan dan Ramzi tetap menjalankan pergaulan semau-maunya gitu. Urusan lingkungan rumah Ramzi dan Irfan, ya ala kadarnya tentang pemahaman ilmu agama. Ya orang tua Ramzi dan Irfan, ya antara ia atau tidak, ya memahami ilmu agama, ya seperti orang-orang yang meninggalkan ajaran agama gitu. Sampai urusan sekolah SMA selesai, ya kedua lulus SMA gitu. Irfan dan Ramzi tetap berteman dengan baik banget. Demi hidup ini, ya keduanya mencoba mendapaftarkan kerja kesana-kesana berdasarkan ijazah SMA. Pada tahun 2000, ya agak susah juga mendapatkan kerjaan berdasarkan ijazah SMA. Irfan dan Ramzi, ya ingin sih jadi kuliah tapi keadaan milih kerja gitu. Mungkin sebuah nasif, ya dari perubahan keadaan hidup di Lampung, ya tepatnya di kota Bandar Lampung. Irfan kerja sapam di bank swasta. Ramzi kerja jadi Office Boy (OB), ya di bank swasta gitu. Karena Ramzi dan Irfan telah kerja, ya meninggalkan urusan pada masa lalu yang kerjaannya minum arak dan rokok ganja. Sistem kerja yang di jalankan Ramzi dan Irfan, ya Outsourcing gitu. Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar ceritanya. Dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya sinetron atau film," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Cerita tentang kenakalan remaja, ya minum arak dan merokok ganja," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Jadi menggunakan nama artis Irfan dan Ramzi, ya jadi tokoh cerita, ya jadi remaja nakal. Jadi Budi, ya membuat di citra artis Ramzi dan Irfan yang baik citra itu, jadi tokoh antagonis berdasarkan cerita kenyataan hidup remaja nakal," kata Eko.
"Dampaknya, ya pendapat Eko?" kata Budi.
"Dampaknya. Baik dan buruknya?" kata Eko.
"Baik dan buruk," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya tidak ada masalah. Cuma cerita ini saja. Tapi kita tidak tahu, ya yang pake nama artis itu, ya Ramzi dan Irfan tersebut, ya orangnya gitu. Mungkin mempengaruhi keadaan atau tidak?" kata Eko.
"Tanda tanya?" kata Budi.
"Dunia ada yang suka namanya di pake dan ada juga tidak di suka namanya di pake, ya alasan hak legalitas dari nama yang di populerkan gitu?" kata Eko.
"Jadi sih. Pelit dan tidak pelit," kata Budi.
"Omongan Budi, ya ada benernya. Pelit dan tidak pelit. Kalau dalam urusan cerita di buat, ya dapat rezeki berbentuk uang. Biasa orang ingin mendapatkan bagian ini dan itu, ya dasar populer ini dan itu. Lebih baik itu, ya bagi orang tidak pelit itu, ya di biarkan saja, ya bagi-bagi rezeki," kata Eko.
"Tergantung pemahaman ilmu agamanya," kata Budi.
"Ya memang sih. Semuanya tergantung pemahaman ilmu agamanya gitu," kata Eko.
"Kadang sudah paham ilmu agama, ya ada ujian ini dan itu. Salah satunya, ya tersesat pun bisa jadi," kata Budi.
"Ujian hidup ini. Bila kegelapan datang, ya manusia bisa tersesat dengan ilmu yang pahami, ya agama yang di yakini," kata Eko.
"Main kartu remi saja!" kata Budi.
"Okey main kartu remi saja!" kata Eko.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik kartu remi. Budi dan Eko main kartu remi dengan baik, ya main permainan cangkulan gitu.
"Keadaan juga, ya yang buat tokoh Ramzi dan Irfan meninggalkan kebiasaan buruknya demi kerja, ya demi hidup ini," kata Budi.
"Hidup ini susah. Kalau keburukan tidak di tinggalkan, ya tidak mungkin mendapatkan kebaikan gitu," kata Eko.
"Walau sebenarnya, ya kelakuan buruk susah untuk di tinggalkan," kata Budi.
"Memang sih, ya ada yang tidak mampu meninggalkan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Untung tidak berurusan dengan polisi. Kalau berurusan dengan polisi, ya tokoh Irfan dan Ramzi, ya di penjara karena terkait dan minum arak dan ganja gitu. Untuk menciptakan rasa kapok dari keduanya, ya kerjaaanya itu, ya uangnya di dapatkan dari hal kelakuan buruk ini dan itu," kata Eko.
"Remaja nakal, ya biasa menutupi dengan kelompoknya untuk tidak ketahuan polisi atau guru gitu," kata Budi.
"Kelakuan remaja nakal pada masa lalu tahun 2000, ya pandai-pandai menutupi kelakuan dari siapa pun?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko main kartu remi dengan baik banget gitu.
No comments:
Post a Comment