CAMPUR ADUK

Sunday, August 27, 2023

THE STENDHAL SYNDROME

Eko duduk di depan rumahnya, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.

Isi cerita yang baca Eko : 

Detektif Anna Manni melakukan perjalanan ke Florence untuk mengejar seorang pemerkosa dan pembunuh berantai, Alfredo Grossi. Saat mengunjungi museum, Anna dihinggapi sindrom Stendhal, suatu kondisi yang menyebabkan penderitanya kewalahan saat melihat karya seni yang hebat. Ketika Alfredo mengetahui gangguan Anna, dia menggunakannya untuk melumpuhkannya sebelum dia menculiknya dan menjadikannya serangan seksual yang brutal dan sadis. Meskipun dia berhasil melarikan diri, Anna sangat trauma. Alfredo terus melacak pergerakannya dan mampu menangkapnya lagi. Namun kali ini, Anna membalikkan keadaan pada penculiknya, melepaskan diri dari genggamannya, melukainya dengan parah dalam prosesnya, dan menjatuhkannya ke sungai.

Sementara polisi, percaya Alfredo sudah mati, mencari tubuhnya di sungai, Anna bertemu dan segera jatuh cinta dengan Marie, seorang mahasiswa seni muda Perancis. Anna juga mengikuti sesi dengan seorang psikolog dalam upaya untuk mengatasi trauma emosionalnya yang mendalam. Trauma itu semakin parah ketika Anna mulai menerima panggilan telepon dari Alfredo yang diduga sudah mati. Ketika Marie ditemukan terbunuh, psikolog Anna, yang prihatin dengan kondisi mentalnya, mengunjunginya di rumah. Saat dia di sana, seorang rekan Anna, Marco, menelepon untuk memberi tahu dia bahwa tubuh Alfredo sebenarnya telah ditemukan. Hal ini membuat psikolog menyadari kebenarannya, dan dia menghadapkan Anna dengan kenyataan bahwa dia sendiri adalah pembunuh Marie. Marco tiba di apartemen Anna, hanya untuk mengetahui bahwa dia telah membunuh psikolognya juga. Saat dia mencoba mengambil senjata Anna darinya, dia mengaku bahwa Alfredo sekarang ada di dalam dirinya, memerintahkannya untuk melakukan hal-hal buruk, lalu dia membunuh Marco. Polisi tiba di tempat kejadian dan akhirnya menangkapnya setelah dia berkeliaran di jalanan.

***

Eko selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Ya Eko menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Budi datang ke rumah Eko, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko. Ya penampilan Budi rapih banget, ya pake pakaian batik. 

"Budi tumben pake baju batik, ya kaya menghadiri pesta gitu?" kata Eko.

"Ya memang aku abis menghadiri pesta pernikahan teman sih. Jadi aku berpenampilan rapih. Aku memilih pake batik. Abis aku bingung mau pake pakaian apa gitu? Ya jadi pilihan ku batik saja!. Kaya kebiasaan orang tua, ya pasti milih pake batik ke pesta pernikahan karena di undang gitu," kata Budi.

"Budi baru selesai menghadiri pesta pernikahan teman toh!" kata Eko.

"Dia bahagia. Aku juga bahagia," kata Budi.

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.

"Pesta orang kaya di gedung," kata Budi.

"Ya bagus lah kalau pesta orang kaya di gedung. Dari pada pesta pernikahan di depan rumah, ya kaya cerita di Tv atau realita kenyataan tentang pesta orang kaya. Jadinya timbul macet. Jalanan jadi tempat untuk pesta," kata Eko.

"Orang kaya enggak mikir dengan baik. Zaman sekarang banyak mobil dan motor, ya jadi masalah lahan parkir dan juga motor dan mobil wara wiri dengan kepentingan masing-masing," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Padahal sebenarnya. Yang penting itu, ya ijab kabulnya," kata Budi.

"Yang paham ilmu agama, ya penting ijab kabulnya. Pesta mau di buat sederhana atau mewah kaya orang kaya, ya seperti cerita artis di Tv tentang pernikahan. Itu sih pilihan manusia, ya berdasarkan materi, ya uangnya," kata Eko.

"Mampu atau tidak pesta, ya uang segalanya penentunya," kata Budi.

"Moment bahagia, ya di buat seumur sekali," kata Eko.

"Di buat seumur sekali, ya bagi komitmennya setia di jaga dengan baik. Bagi lainnya, ya terserahlah. Hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Budi.

"Ngomong-ngomong Budi ke pesta bersama Tasya?" kata Eko.

"Maunya sih menghadiri pesta bersama Tasya gitu. Menjaga omongan orang lebih baik sih. Jadi sendiri juga tidak ada masalah," kata Budi.

"Menghadiri pesta sendiri toh Budi. Ya tidak masalah sih!" kata Eko.

"Dari dulu hingga sekarang. Orang kaya itu, ya menikmati hidup lebih baik dari pada orang miskin," kata Budi.

"Realitanya begitu," kata Eko.

"Sedangkan aku mau melaksanakan pernikahan dengan Tasya, ya masih mikir ini dan itu," kata Budi.

"Ya berpikir panjang karena keadaan awal mula, ya dari keluarga tidak punya apa-apa," kata Eko.

"Paham ilmu agama. Kewajiban cowok membahagiakan cewek yang di sukai. Jaminan kehidupan di usahakan dengan baik," kata Budi.

"Masih berusaha dengan baik, ya demi dia bahagia. Kondisi aku dan Budi, ya tidak jauh beda gitu," kata Eko.

"Memang kondisi keadaan, aku dan Eko tidak jauh beda," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Main catur saja Eko!" kata Budi.

"Oke. Main catur!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur dengan baik gitu. Keduanya main catur dengan baik gitu.

"Hidup ini masih ada dua pendapat yang masih terjadi," kata Budi.

"Apa itu?" kata Eko.

"Orang meninggal. Ada yang menjalan acara tahlilan dan ada juga tidak," kata Budi.

"Hidup ini pilihan," kata Eko.

"Memang hidup ini pilihan," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Selama itu, ya niat baik dan tidak membebankan pihak yang tertimpa musibah karena ada salah satu keluarganya meninggal dan di adakan acara tahlilan. Ya tidak ada masalah!" kata Budi.

"Budi paham agama!" kata Eko.

"Urusan kemasyarakatan," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi terus main catur dengan baik gitu.

"Hidup ini tetap sama. Perlombaan siar agama demi umat agama tetap menyakini dengan baik agama yang di yakini. Semua agama di Indonesia atau di dunia," kata Budi.

"Kepentingan manusia masing-masing untuk penyembahan Tuhan masing-masing, ya berdasarkan agama masing-masing," kata Eko.

"Agama yang berkembang di Indonesia berjalan dengan baik, ya maupun di dunia. Ya roda penggerak ekonomi," kata Budi.

"Selalu berkaitan dengan ekonomi," kata Eko.

"Realitanya begitu," kata Budi.

Budi dan Eko main catur dengan baik gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK