CAMPUR ADUK

Tuesday, August 29, 2023

THE GIRL WHO KNEW TOO MUCH

Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik banget, ya sambil minum kopi dan makan singkong rebus.

Isi cerita yang di baca Budi :

Saat berlibur, Nora Davis mengunjungi bibinya yang sudah lanjut usia dan sakit di Roma. Bibi Nora dirawat oleh Dr. Marcello Bassi. Bibi Nora meninggal pada malam pertama kunjungan Nora dan dia berjalan ke rumah sakit terdekat untuk memberi tahu Dr. Bassi. Dalam perjalanan, dia dirampok dan dipukul di Piazza di Spagna. Ketika dia bangun, dia melihat mayat seorang wanita tergeletak di dekatnya; seorang pria berjanggut mengeluarkan pisau dari tubuhnya. Nora melaporkan hal ini kepada polisi di rumah sakit, yang tidak mempercayainya setelah tidak menemukan bukti bahwa kejahatan telah dilakukan.

Di pemakaman, Nora bertemu teman dekat bibinya, Laura Torrani, yang tinggal di Piazza di Spagna. Laura akan berlibur dan mengizinkan Nora tinggal di rumahnya. Di Laura's, Nora menemukan kliping artikel tentang "Pembunuh Alfabet", seorang pembunuh berantai yang korbannya dibunuh berdasarkan abjad berdasarkan nama keluarga mereka. Pembunuhnya telah membunuh orang yang nama belakangnya dimulai dengan "A", "B", dan "C". Korban terakhir adalah saudara perempuan Laura, yang Nora lihat dalam penglihatannya. Pembunuhan ini terjadi sepuluh tahun lalu. Nora menerima panggilan telepon, di mana suara anonim memberitahunya bahwa "'D' berarti kematian," dan memberitahu dia bahwa dia akan menjadi korban berikutnya.

Nora menerima bantuan dari Dr. Marcello, yang membawanya dalam perjalanan ke berbagai lokasi wisata untuk menenangkannya saat mereka menjadi semakin tertarik secara romantis satu sama lain. Ketika mereka kembali ke rumah Craven, dia menerima telepon dari seseorang yang memerintahkan dia untuk pergi ke alamat tertentu. Nora pergi ke sana, dan dia dipandu ke sebuah ruangan kosong. Bersama Dr. Marcello, dia menemukan bahwa suara yang membimbingnya adalah rekaman, dan memperingatkan Nora untuk meninggalkan Roma sebelum terlambat. Ruangan kosong itu disewakan kepada reporter investigasi Landini. Setelah beberapa kali gagal menemukannya, Nora dan Marcello pergi ke pantai untuk bersantai. Sekembalinya mereka ke rumah Craven, mereka menemukan Landini, yang telah diberitahu bahwa mereka menanyakan tentang dia. Landini diam-diam mengikuti mereka sejak dia melihat Nora di alun-alun.

Dia menulis tentang kisah pembunuhan tersebut ketika pertama kali terungkap tetapi yakin polisi akan menangkap orang yang salah jika dia melaporkan rincian kejahatan tersebut. Penolakannya untuk mempublikasikan laporan pembunuhan tersebut telah membuatnya mengalami kesulitan keuangan. Nora memutuskan untuk membantu Landini, tetapi saat mereka berkeliling Roma, mereka tidak menemukan petunjuk. Nora mengunjungi apartemen Landini keesokan harinya, menemukan petunjuk yang membuatnya berpikir bahwa dialah pembunuhnya. Landini kemudian tampaknya bunuh diri. Laura kembali ke Roma dari liburannya sementara Nora dan Marcello berencana pergi ke Amerika keesokan paginya. Dari membaca koran, Nora mengetahui bahwa mayat wanita muda itu ditemukan. Setelah mengidentifikasi jenazah korban di kamar mayat, Nora yakin dialah yang menyaksikan pembunuhan tersebut. Sendirian di rumah malam itu, Nora melihat pintu ruang belajar terbuka. Saat masuk, dia melihat seorang pria bangkit dari kursinya. Dia adalah pria yang berdiri di atas tubuh itu. Pria itu berjalan menuju Nora tetapi terjatuh ke lantai, dengan pisau di punggungnya. Nora kemudian dihadapkan oleh Laura yang, dengan marah, mengakui pembunuhan tersebut. Ternyata dia menikam pria itu, suaminya, karena upayanya untuk menyerahkannya ke polisi. Keinginannya untuk mencuri uang saudara perempuannya rupanya mendorongnya untuk melakukan pembunuhan. 

Laura mencoba menyerang Nora tetapi ditembak mati oleh suaminya. Dia sebenarnya membuang jenazahnya untuk istrinya pada malam Nora melihatnya. Nora kemudian meninggalkan Italia, dengan gembira bertemu kembali dengan Marcello. Ternyata dia menikam pria itu, suaminya, karena upayanya untuk menyerahkannya ke polisi. Keinginannya untuk mencuri uang saudara perempuannya rupanya mendorongnya untuk melakukan pembunuhan. Laura mencoba menyerang Nora tetapi ditembak mati oleh suaminya. Dia sebenarnya membuang jenazahnya untuk istrinya pada malam Nora melihatnya. Nora kemudian meninggalkan Italia, dengan gembira bertemu kembali dengan Marcello. 

Ternyata dia menikam pria itu, suaminya, karena upayanya untuk menyerahkannya ke polisi. Keinginannya untuk mencuri uang saudara perempuannya rupanya mendorongnya untuk melakukan pembunuhan. Laura mencoba menyerang Nora tetapi ditembak mati oleh suaminya. Dia sebenarnya membuang jenazahnya untuk istrinya pada malam Nora melihatnya. Nora kemudian meninggalkan Italia, dengan gembira bertemu kembali dengan Marcello. 

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Yaaa. Eko belum datang," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.

"Kalau begitu baca koran saja lah!" kata Budi.

Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik banget gitu. Berita-berita di koran ceritanya, ya banyak menarik-menarik gitu, ya jadi di baca dengan baik tuh berita di koran. Ya cukup lama Budi baca koran. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan motornya di depan rumah Budi gitu. Karena ada Eko, ya berhenti baca koran dan koran di taruh di bawah meja. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.

"Hidup ini seperti biasa," kata Budi. 

"Realitanya begitu," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Biasanya Budi bercerita!" kata Eko.

"Eko mau mendengarkan cerita aku!" kata Budi.

"Kan biasanya aku dengerin cerita Budi!" kata Eko.

"Baiklah aku bercerita!" kata Budi.

"Ya aku mendengarkan cerita Budi dengan baik, ya seperti mendengarkan sandiwara radio gitu!" kata Eko.

"Begini ceritanya. Seorang pemuda yang baik bernama Budi. Kuliah di Universitas di Jakarta saja. Budi berteman dengan Eko, Abdul, dan Erwin. Cerita di buat keempatnya berasal dari orang tua yang kaya gitu. Budi dan teman-teman membentuk grup band dengan tujuan jadi penyanyi terkenal gitu. Ketika semester 4. Budi tidak ingin meneruskan grub band, ya ingin kuliah karena alasan melihat keadaan orang miskin gitu. Budi ikut organisasi ini dan itu, ya untuk meningkatan kemampuannya dengan baik gitu. Eko tidak masalah keputusan Budi, ya yang ingin fokus kuliah dari pada grup band di jalankan gitu. Eko memang di tuntut untuk kuliah dengan baik, ya lekas jadi sarjana untuk menggantikan kedudukan Ayahnya di perusahaan, ya karena Ayah sakit jantung, ya berusaha dengan baik bertahan gitu. Abdul menerima keputusan Budi dan Eko, ya tidak melanjutkan grub band gitu. Abdul fokus kuliah dengan baik dan juga fokus di bidang ke organisasi agama Islam karena orang tuanya, ya pengurus organisasi agama Islam gitu. Erwin, ya menerima keputusan Budi, Eko, dan Abdul yang tidak meneruskan grub band gitu. Erwin fokus kuliah dan juga hoby menulis cerita ini dan itu, ya jadi ingin membuat buku novel dan lain juga gitu. Budi dan teman-teman berjuang dengan baik banget dengan keinginan masing-masing terwujud dengan baik. Sampai Budi dan teman-teman jadi sarjana dan kerja di tempat kerjaan orang tua masing-masing. Kisah cinta, ya Budi menjalin hubungan dengan baik sama Tasya. Eko menjalin kisah cinta dengan Purnama. Abdul, ya kisah cinta dengan Putri. Dan Erwin menjalin hubungan kisah cinta dengan Tiara. Budi memang terjun ke politik dengan baik, ya sampai duduk jadi anggota DPR, ya berkat kepintaraan dan kerja kerasnya dengan baik. Eko, Abdul, dan Erwin tetap kerja dengan baik mengembangkan usaha yang di bangun orang tua masing-masing gitu. Erwin yang membuat buku tentang cerita pertemanan keempatnya, ya penuh dengan ujian dalam pencapaian keinginan masing-masing dan juga urusan kisah cinta yang ada lika likunya gitu, ya pada akhirnya menikah, ya hidup bahagia, ya rumah tangga masing-masing gitu. Budi menghadiri acara apa pun, ya dengan menjadi orang biasa saja. Eko dan teman-teman tahu ulah Budi dengan sepak terjangnya menyerap aspirasi rakyat dengan menghadiri apa pun untuk memeriksa kerja pemerintahan dengan baik dari pemerintahan pusat sampai pemerintahan daerah, ya desa juga gitu. Sampai ada yang tahu tentang keberadaan Budi menghadiri acara tokoh, ya anggap saja Rocky Gerung dengan mengangkat tema tentang penimpin dalam acara tersebut. Rocky Gedung berkata di dalam acara "Pemimpin yang baik melepas atribut kebesaran menjadi rakyat biasa saja, ya layak seperti rakyat sebenarnya. Duduk di antara kita dengan tujuannya menyerap aspirasi rakyat dengan baik". Orang-orang berpikir dengan baik omongan tersebut tertuju untuk pada Presiden Joko Widodo, ya karena hadir di acara tersebut. Kebiasaan Presiden Joko Widodo, ya memang dekat rakyat dengan baik untuk bagi sembako dan baju gitu. Rocky Gedung terus membicara tersebut dengan orang-orang yang punya kemampuan intelektual di bidangnya, ya karena pernah kuliah dengan baik gitu. Sampai acara selesai dengan baik. Acara Rocky Gedung, ya memuaskan gitu. Budi menjalankan hidupnya dengan baik bersama teman-temannya, ya sibuk ini dan itu dan lupa dengan urusan grub band demi tujuan jadi penyanyi terkenal. Begitulah ceritanya!" kata Budi.

"Cerita yang bagus banget!" kata Eko.

"Ya aku sekedar cerita saja. Dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya sinetron dan film gitu," kata Budi.

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Ceritanya tokoh Budi dan teman-teman dari orang tua yang kaya, ya bisa kuliah semuanya," kata Eko.

"Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Grub band tidak jalan di fokus kuliah keempatnya dan mengejar cita-cita masing," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Kenapa buat tokoh Budi jadi anggota DPR karena terjun di politik memang jelas ceritanya?" kata Eko.

"Alasannya sih, ya mau aku. Emangnya mau Eko atau orang lain," kata Budi.

"Emangnya mau Budi. Jelas-jelas yang buat cerita Budi!" kata Eko.

"Ok. Dasarnya. Pemimpin," kata Budi.

"Oooo pemimpin. Tema yang di angkat dari pembicaraan tokoh Rocky Gerung toh, ya dalam cerita di buat Budi," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko.

"Iya sekedar obrolan lulusan SMA saja!" kata Budi.

"Main catur saja Budi!" kata Eko.

"Oke. Main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur gitu. Keduanya main catur dengan baik gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK