Insinyur sipil dan ateis Rajiv tinggal di Mumbai bersama istrinya Aarti, kedua anaknya Raksha dan Rohan, ibunya, dan pembantu rumah tangga Laxmi. Rekan Rajiv yang paling tepercaya adalah Anshuman dan Madhu, yang dianggap tidak normal oleh semua orang, termasuk teman Rajiv, Vinay dan Raksha. Selama pesta di rumahnya, ketika dia mengetahui bahwa pasangan suami istri telah menipu dia dalam kontrak berharga untuk sebuah perusahaan IT di Delhi, Rajiv memecat keduanya setelah menghina mereka berdua. Dipermalukan dan marah karena hal ini, mereka berdua membalas dendam pada Rajiv. Madhu mencatat bahwa Rajiv menyukai Raksha.
Segera, serangkaian kejadian aneh mulai terjadi di dalam dan sekitar rumah Rajiv. Mandar, yang ditunjuk untuk menggantikan Madhu dan Anshuman, dibunuh secara misterius di lokasi pembangunan. Raksha mulai berbicara dan bertingkah aneh, sangat mengejutkan semua orang. Dokter dipanggil, tetapi perilaku aneh terus berlanjut, dengan Raksha terbang di udara, berbicara dengan suara jantan, bertindak kesakitan. Nenek yang percaya takhayul dan religius berulang kali mengatakan bahwa seseorang menggunakan ilmu hitam di Raksha, tetapi Rajiv dan para dokter menolak untuk mempercayai semua itu.
Sekarang di akhir akalnya, Rajiv mulai memandang Tuhan. Dia juga menyetujui permintaan buruh konstruksi untuk membuat kuil kecil di lokasi konstruksi, yang sebelumnya dia tentang. Vinay menyarankan untuk meminta bantuan Manja, seorang pesulap yang akrab dengan hal-hal tersebut.
Manja menganalisis seluruh situasi, melihat Raksha, mengunjungi rumah Rajiv, dan memberi tahu yang terakhir bahwa seseorang mencoba membalas dendam padanya, di mana Vinay berseru bahwa itu tidak lain adalah Madhu dan Anshuman. Manja juga memberi tahu mereka bahwa sopir Rajiv telah membantu keduanya dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan seperti rambut Raksha, tanah dari kakinya, dan mainannya untuk melakukan ilmu hitam.
Tidak kehilangan waktu lagi, Rajiv, Vinay, dan Manja bergegas ke rumah Madhu, di mana dia dan Anshuman ditemukan sedang melakukan ritual ilmu hitam pada sebuah boneka, yang diduga merupakan patung Raksha. Rajiv memerintahkan Madhu untuk berhenti, tapi dia menyerangnya dengan trishul. Vinay melawan Anshuman. Efek dari kekuatan ilmu hitam merembes ke seluruh tempat, mendorong semua orang menjauh. Saat Madhu akan menyerang Rajiv yang didorong ke arah tembok, Manja menggunakan kekuatannya untuk memisahkan kipas langit-langit yang sedang berjalan, yang mendarat di kepala Madhu, dengan bercanda memenggalnya. Semua kekuatan negatif berhenti, dan seekor laba-laba keluar dari salah satu tengkorak di lantai dan menggigit pengemudinya, yang mati.
Semua orang bergegas ke rumah sakit untuk menemukan bahwa Raksha telah pulih sepenuhnya. Rajiv dan Vinay melihat bahwa semua orang mengira para dokterlah yang telah menyembuhkan Raksha, dan mereka saling tersenyum.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik banget gitu, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Kehilangan orang yang di cintai, ya pasti sedih. Ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya realitanya begitu," kata Eko.
"Harus bisa menerimanya dengan baik dengan cara ikhlas!" kata Budi.
"Ikhlas, ya keputusan yang baik!" kata Eko.
"Aku mau bercerita!" kata Budi.
"Silakan Budi bercerita!. Aku jadi pendengar yang baik, ya seperti mendengarkan sandiwara radio gitu!" kata Eko
"Begini ceritanya. Budi setelah lulus sekolah SMA, ya mencari pekerjaan dengan menggunakan ijazah SMA. Memang berasal dari keluarga miskin, ya tinggal di tanah orang. Rumah pun bentuk tradisional, ya dindingnya gribik ada campurannya triplek gitu. Budi berusaha dengan baik untuk mencapai tujuannya dengan doa dan usaha gitu. Ternyata tidak ada panggilan juga untuk kerjaan dari surat lamaran kerja yang di kirim ke perusahaan gitu. Padahal Eko, ya teman Budi telah berhasil kerja di perusahaan jadi buruh. Eko berkata dengan baik "Berkat doa dan usaha". Budi tidak patah semangat dari apa yang usahanya untuk kerja gitu?. Ada Tante Mira yang punya usaha jualan makan dan minuman, ya berpindah-pindah tempat gitu, ya bisa di bilang sih jualan di pasar malam gitu. Budi kerja sama Tante Mira. Budi menjalankan kerjaannya dengan baik gitu. Hasil kerja, ya untuk diri dan orang tua, ya walau hasilnya pas-pasan gitu. Ketika waktu tidak bekerja, ya Budi menikmati keadaan di pasar malem. "Hidup di nikmati dengan baik. Jalan hidup ku seperti ini," kata Budi. Budi terus menjalankan dengan baik kerja di bersama Tante Mira. Bertemu juga sih Budi dengan Eko, Abdul, dan Erwin yang menikmati pasar malem gitu. Ya Abdul lulus SMA, ya kerja di pasar, ya jadi pedagang. Erwin lulus SMA, ya kuliah di Universitas Negeri karena mampu dari segi kecerdasan dan juga orang tua mampu membiayai biaya kuliah gitu. Eko, Abdul, dan Erwin menikmati pasar malem dengan baik gitu. Budi tetap kerja dengan baik, ya demi hidup. Terlihat cewek cantik, ya di kenal Budi gitu. Cewek itu, ya Tasya teman semasa SMAnya....Budi lah.Tasya bersama teman-teman cewek gitu. Tasya melihat Budi yang berusaha dengan baik, ya kerja di tempat Tante Mira. Tasya setelah lulus SMA, ya kuliah di Universitas Swasta gitu, ya karena punya kecerdasan dan juga orang tuanya mampu membiayai gitu. Budi ada rasa dengan Tasya dari SMA gitu. Sebenarnya Tasya suka dengan Budi juga gitu. Budi tahu keadaan dirinya yang berasal dari keluarga tidak mampu, ya lebih baik menjalin hubungan dengan Tasya sekedar teman saja dari pada cinta gitu. Maka itu, ya Budi dan Tasya berteman dengan baik gitu. Budi bekerja dengan Tante Mira, ya sampai enam bulan saja, ya karena dapet panggilan kerja jadi buruh di perusahaan gitu. Ada kata orang yang di pahami Budi dengan keadaannya mendapatkan kerjaan dari satu tempat ke tempat lain gitu "Batu lompatan untuk mendapat sesuatu yang diinginkan". Tante Mira tidak masalah Budi keluar kerjaan karena Tante Mira pengertian dan juga sudah ada pengganti Budi, ya orang itu bernama Tono. Budi kerja dengan baik di perusahaan jadi buruh. Hasil dari kerja, ya lumayan gitu. Budi terus tekun kerja dengan baik jadi buruh gitu. Sampai Budi berani menyatakan cinta sama Tasya, ya di terima dengan baik gitu. Rasa senang Budi karena jadian sama Tasya. Hubungan kisah cinta di jalankan dengan baik banget sampai suatu kejadian yang membuat Budi terluka. Tasya meninggal karena kecelakaan motor. Budi berkata "Pedih banget kehilangan cewek yang di cintai". Eko selalu memberikan masukan yang baik pada Budi, ya agar tenang dan bisa menerima dengan baik kepergian Tasya untuk selamanya, ya Eko berkata "Ikhlas". Budi mengerti omongan Eko yang baik itu. Abdul dan Erwin, ya sama aja memberikan masukan yang baik untuk Budi tentang kepergian Tasya untuk selamanya, ya kata itu "Ikhlas". Budi tetap bersedih kehilangan Tasya. Kerjaan jadi buruh tetap di jalankan dengan baik, ya demi hidup ini. Budi pun meminta pada Eko, ya untuk menemui orang yang mampu, ya bicara dengan Roh gitu. Eko sebenarnya tidak ingin mengabulkan permintaan Budi yang aneh seperti itu, ya demi bisa bicara dengan Roh Tasya karena kangennya gitu atau tidak bisa melupakan cewek yang di sukai gitu. Ya akhirnya sepakat, ya Eko dan Budi, ya menemui orang yang mampu itu. Orang itu, ya namanya No artinya Tidak. No sebenarnya tidak ingin membantu Budi karena ujiannya berat banget, ya kalau salah perhitungan Budi tidak bertemu dengan Roh Tasya untuk di ajak bicara melainkan kembaran Tasya, ya Setan gitu karena Budi belum mengalahkan kegelapan dalam hatinya, ya setiap manusia memiliki kegelapan hati gitu. Setiap manusia lahir di muka bumi, ya di ikuti Setan, ya yang bisa menyerupai wujud manusia tersebut. Bagi manusia yang amalan sedikit, ya dekat dengan keburukan, ya Setan dekat gitu. Bagi manusia yang amalan baiknya banyak, ya Setan menjauh gitu. Budi masih ngotot ingin bicara dengan Roh Tasya. Ya mau nggak mau, ya No membantu Budi. Di mulailah No membantu Budi untuk bicara dengan Roh Tasya. Perhitungan No tepat banget. Budi bertemu dengan Roh Tasya tapi bukan yang asli, ya kembarannya, ya Setan. Budi belum bisa mengalahkan kegelapannya di dalam hatinya, ya maka jadinya bertemu Setan gitu. Budi ketakutan bertemu Setan yang berwujud Roh Tasya. No menolong Budi, ya di bimbing dengan baik untuk mengalahkan kegelapan hatinya, ya jadi Setan bisa di kalahkan gitu. Budi susah untuk arahkan No. Eko membantu No untuk menolong Budi dengan baik. Akhirnya No dan Eko menolong Budi dengan baik, ya bisa mengalahkan kegelapan hati, ya sampai Setan pergi menjauh gitu. Budi bertemu dengan Roh Tasya, ya jadi berbicara dengan baik. Akhir pembicaraan, ya Tasya meminta Budi untuk ikhlas dengan baik. Budi, ya mengikhlaskan Tasya dengan baik. Roh Tasya pergi dengan tenang gitu. Setelah urusan bertemu dengan Roh Tasya, ya Budi menjalankan hidupnya dengan baik banget dan fokus kerja jadi buruh gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus banget," kata Eko.
"Sekedar cerita. Dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya sinetron dan film gitu," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Karena tidak bisa melupakan cinta, ya ingin bertemu dengan Rohnya. Cerita misteri!" kata Eko.
"Memang cerita misteri!" kata Budi.
"Ikhlas itu lebih baik dari pada bertemu dengan Setan, ya kan Budi?" kata Eko.
"Iya ikhlas lebih baik!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Ya memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Kalau begitu main kartu remi saja!" kata Budi.
"Okey main kartu remi!" kata Eko.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik kartu remi. Budi dan Eko main kartu remi dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment