CAMPUR ADUK

Friday, July 7, 2023

GULABO SITABO

Setelah nonton Tv di ruang tengah yang acara film yang ada cerita laganya gitu. Budi duduk di depan rumahnya dengan santai banget, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik banget, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.

Isi cerita yang di baca Budi :

Chunnan 'Mirza' Nawab adalah seorang tua pelit ghar jamai yang dianggap oleh kebanyakan orang yang dia kenal sebagai orang kikir yang rakus. Istrinya, Fatima Begum, yang 17 tahun lebih tua darinya, adalah pemilik Fatima Mahal, sebuah rumah besar yang rusak di Lucknow yang kamarnya disewakan kepada berbagai penyewa, banyak di antaranya tidak membayar sewa yang sesuai. Begum meninggalkan Mirza dengan tanggung jawab merawat properti, tetapi Mirza tidak sabar menunggu kematian Begum, sehingga mansion dapat diwariskan kepadanya. Baankey Rastogi adalah penyewa rumah yang miskin yang tinggal bersama ibu dan tiga saudara perempuannya. Dia memiliki toko penggilingan gandum, dan secara konsisten membuat dan mengklaim mengapa dia tidak dapat membayar sewa yang telah lama tertunda meskipun dikenakan biaya lebih rendah dari semua penyewa lainnya, yang membuat Mirza kecewa.

Akibatnya, Mirza mengomelinya untuk membayar iuran setiap kali mereka berpapasan. Hal ini menyebabkan Baankey sering kesal, dan dalam ledakan amarah, dia memulai kekacauan dengan menendang dinding blok toilet yang runtuh, sehingga membuat marah Mirza, yang menuntut Baankey membayar biaya perbaikan sepenuhnya. Baankey, bagaimanapun, tidak membayar, jadi Mirza berusaha membuat hidup dia dan keluarganya sengsara, dengan segala cara yang mungkin. Ini adalah pukulan terakhir bagi Baankey, yang bersumpah untuk membalas dendam pada Mirza.

Baankey mendapatkan kesempatannya saat Gyanesh Shukla, seorang arkeolog yang bekerja untuk pemerintah, menyadari nilai historis dari properti tersebut. Dia dengan cepat membuat rencana untuk merebutnya, mengusir semua orang yang tinggal di dalamnya, dan menyatakannya sebagai situs warisan milik pemerintah. Gyanesh menjelaskan rencananya kepada Baankey, mengklaim bahwa akomodasi alternatif akan disediakan bagi mereka yang terusir. Baankey menyadari bahwa Mirza pada akhirnya akan kehilangan cengkeramannya di mansion, jadi dukung Gyanesh dengan motifnya.

Mirza segera mengetahui situasinya dan menyewa pengacara lokal, Christopher Clarke. Mirza berencana untuk mengalihkan kepemilikan mansion tersebut kepada dirinya sendiri setelah Begum meninggal, sehingga dia dapat mengusir penyewa dan mempertahankan mansion tersebut untuk dirinya sendiri. Setelah upaya panjang untuk melacak siapa pun di keluarga Begum yang dapat mewarisi rumah itu, bukan dia, langkah terakhir adalah mendapatkan salinan sidik jari tangan kiri Begum. Namun, Mirza berhasil mendapatkan sidik jari dari Begum yang sedang tidur, tetapi sidik jari tersebut berasal dari tangan yang salah, yang membuat Christopher marah. Dia memilih untuk memalsukan cetakan sebagai gantinya. Setelah memperhatikan kondisi mansion yang rusak, Christopher memperkenalkan Mirza kepada Munmun Singh, seorang pembangun-pengembang kaya, yang bersedia membeli mansion tersebut, menghancurkannya, dan membangun kompleks perumahan modern di atas tanah tersebut. Christopher mengklaim bahwa Mirza akan mendapatkan sejumlah uang untuk ini dan penyewa, jadi yang terakhir setuju dengan sangat tergesa-gesa.

Sayangnya, tawaran perumahan alternatif Gyanesh untuk Baankey dan penyewa lainnya adalah klaim palsu, dan Gyanesh membawa beberapa pria untuk menyatakan mansion tersebut sebagai situs warisan, dan juga mengatakan bahwa semua penyewa harus mengosongkan rumah tersebut. Pertengkaran dan pertengkaran dimulai saat Baankey dan penyewa sangat marah karena mereka tidak akan mendapatkan perumahan alternatif, seperti yang dijanjikan kepada mereka. Tiba-tiba Christopher datang bersama Munmun dan para pengembang, dan sebuah koper berisi uang untuk Mirza dan para penyewa. Mirza melihat penyewa mengambil sebagian dari uangnya, dan duduk di atas koper, menyatakan bahwa semua uang itu adalah miliknya, yang menyebabkan pertengkaran dan pertengkaran lebih lanjut.

Namun, mereka tiba-tiba terganggu saat pelayan Begum mengumumkan bahwa Begum telah pergi. Semua orang jatuh dalam kekacauan dan kebingungan, termasuk Baankey, yang naik ke kamarnya untuk menemuinya, sementara Mirza diam-diam merasa bahagia pada awalnya, mengira Begum telah meninggal dan mansion itu sekarang menjadi miliknya. Namun, Baankey tidak menemukan apa-apa selain surat yang ditulis oleh Begum kepada Mirza, di mana terungkap bahwa Begum masih hidup, setelah kawin lari dengan kekasih lamanya Abdul Rehman dan menjual mansion kepadanya dengan harga satu rupee untuk melestarikannya, sehingga menggagalkan rencana Mirza. 

Sekarang, semua orang pindah, termasuk Baankey dan Mirza, tertekan karena harus meninggalkan rumah tua yang kini menjadi situs warisan arkeologi. Ini diperburuk oleh mereka, Mirza dan Baankey dikucilkan saat Begum kembali ke mansion untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-95 bersama kekasihnya. Begum meninggalkan kursi antik untuk Mirza, dan dia berkomentar kepada Baankey bahwa dia menjualnya secara lokal seharga ₹250, yang mengejutkan Baankey. Akhirnya cerita, ya dengan menampilkan kursi antik Begum di sebuah toko barang antik di Mumbai, dengan harga ₹1,35,000.

***

Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Ya Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.

"Andai-andai," kata Budi.

"Budi ingin cerita andai-andai?" kata Eko.

Eko mengambil singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik, ya singkong rebus gitu.

"Iya. Ingin bercerita andai-andai. Sekedar bahan obrolan lulusan SMA saja!" kata Budi.

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.

Eko mengambil aqua gelas di bawah meja, ya tepatnya di dalam kardus gitu. Aqua gelas di minum dengan baik sama Eko gitu.

"Cerita sih di buat di daerah Sumatra Utara gitu," kata Budi.

"Sumatra Utara. Medan," kata Eko.

Eko menaruh aqua gelas di meja.

"Ya Medan!" kata Budi.

"Ya jadi. Gimana ceritanya, ya Budi?" kata Eko.

"Begini ceritanya. Cerita ini buat berada di daerah Sumatra Utara, ya kota Medan. Lyodra cewek cantik dan pinter, ya orang tuanya kaya raya gitu. Budi seorang pemuda yang baik, ya kerjaannya sih seorang pedagang di pasar, ya penjual ayam potong gitu. Pertemuan Budi dan Lyodra, ya tidak sengaja di jalan ketika menolong anak kecil yang jatuh dari main sepedah gitu. Budi dan Lyodra berteman dengan baik, ya sampai tumbuh rasa cinta di keduanya dan memutuskan untuk menjalin hubungan pacaran gitu. Orang tua Lyodra ternyata menerima Budi dengan baik dari latar belakang keluarga Budi yang bukan orang kaya gitu. Kesepakan kedua belah pihak, ya antara orang tua Budi dan Lyodra, ya menikah gitu. Pernikahan di jalan dengan baik, ya Budi dan Lyodra bahagia dengan pernikahannya. Rumah tangga di jalankan dengan baik, ya Budi tinggal di rumah Lyodra yang besar gitu. Ya kerjaan Budi tetap sih, ya penjual ayam potong di pasar. Lyodra senang dengan Budi, ya cowok yang baik dan juga kerja keras demi diri, keluarga dan sekarang demi istri tercinta Lyodra gitu. Ya Lyodra tidak pernah malu dengan kerjaan suami, ya Budi yang kerjaannya hanya sebatas penjual ayam potong di pasar gitu. Lyodra terlahir kaya, ya menikmati hidup lebih baik dari Budi jadi mengerti keadaannya dengan baik. Suatu ketika, ya Budi bertemu dengan cewek cantik dengan kerjaannya model. Cewek itu bernama Marion gitu. Pertemuan Budi dan Marion tidak sengaja di sebuah kafe gitu, ya Budi ada urusan dengan Eko teman baik gitu. Marion yang tertarik dengan Budi. Ya Marion tidak tahu bahwa Budi telah menikah, ya jadi terus mendekati Budi dengan tujuan Marion bisa mendapatkan hatinya. Seperti biasanya wanita cantik dengan paras dan bentuk tubuhnya....Marion menggoda Budi. 

Ada kata Eko mengenai Marion "Siapa yang tidak tertarik dengan pesona Marion yang cantik?". 

Sampai Marion tahu bahwa Budi telah menikah gitu. Marion terus menggoda Budi, ya tidak peduli diri Budi telah menikah dengan Lyodra gitu. Ya Lyodra sampai tahu bahwa Marion ingin mendapatkan Budi gitu. Lyodra bertemu dengan Marion.

Lyodra berkata "Kamu tidak akan bisa mendapatkan suami aku karena dia mencintai aku."

Marion berkata "Aku akan berusaha mendapatkannya dengan baik suami anda. Karena aku suka dengannya".

Lyodra tetap yakin bahwa Budi setia padanya. Ya Marion tetap dengan keputusannya, ya ingin mendapatkan Budi dengan baik gitu karena Budi, ya cowok yang beda dengan cowok lain gitu. Marion menjalankan keputusannya mendapatkan Budi. Lyodra tetap mengawasi pergerakan dari Marion yang ingin mendapatkan Budi.

Sampai akhirnya Budi berkata pada Marion "Maaf aku tidak bisa mencintai mu. Aku tetap cinta istriku...Lyodra". 

Marion di tolak Budi, ya meneteskan air mata dan pergi meninggalkan Budi karena Marion telah kalah dengan Lyodra. Rumah tangga Budi dengan Lyodra berjalan dengan baik dan berhasil keluar dari ujian dari pihak Budi. 

Hal biasa yang di omongin Budi pada Lyodra berkata "Bertaburan bintang di langit. Hanya satu bintang yang ku petik. Bertaburan cewek cantik. Hanya satu yang kucintai dengan baik....Lyodra". 

Kisah cinta Budi dan Lyodra bahagia. Begitulah ceritanya!" kata Budi.

"Ceritanya bagus!" kata Eko.

"Sekedar cerita. Dunia ini masih banyak lebih baik cerita dari aku. Yang lebih baik itu sinetron dan film," kata Budi.

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Cewek-cewek cantik itu, ya menggoda imannya cowok. Setia atau tidak pada istri, ya suami harus kuat dari ujian dari cewek penggoda dengan pesona kecantikannya," kata Eko.

"Hidup ini penuh ujian. Yang kuat dari ujian, ya setia pada orang cintai," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Kalau begitu. Main kartu remi saja!" kata Budi.

"Okey main kartu remi!" kata Eko.

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik, ya permainan cangkulan gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK