Setelah nonton Tv yang acara sinetron tema perlombaan menyanyikan, ya musik. Roda penggerak ekonomi acara di Tv di buat sebaik mungkin sama orang-orang pinter di bidangnya. Budi duduk di depan rumahnya dengan santai banget, ya sedang menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Suatu malam yang berangin, pasangan muda menyelinap ke Nath Villa, sebuah bungalo besar di Goa, hanya untuk mengetahui bahwa hantu menghantui rumah tersebut, menyebabkan mereka melarikan diri. Aditya, seorang insinyur yang bekerja di jalur pelayaran, pindah ke vila selama setahun bersama istrinya Anjali dan putranya Banku. Keesokan harinya dia mengucapkan selamat tinggal singkat kepada mereka. Beberapa hari kemudian, suatu malam, Banku bertemu dengan hantu bernama Kailash Nath. Little Banku, yang diberi tahu oleh ibunya bahwa hantu tidak ada tetapi malaikat ada, menganggapnya sebagai hantu dan juga menjulukinya Bhoothnath. Segalanya menjadi lucu ketika Banku tidak menunjukkan rasa takut padanya meskipun berbagai upaya dilakukan oleh Bhoothnath untuk menakut-nakuti dan mengusirnya dari rumah. Sebaliknya yang terakhir terus dikerjai oleh anak itu dan itu menjadi pertarungan yang menyenangkan antara keduanya. Suatu hari, Bhoothnath mencoba menakut-nakuti Banku lagi saat dia berada di ujung tangga, tetapi itu malah mengejutkannya dan menyebabkan dia jatuh dan mengalami cedera kepala, yang membuatnya sangat terkejut. Anjali membawanya ke rumah sakit dan Bhoothnath mengikutinya. Banku diselamatkan, menghilangkan keduanya. Bhoothnath yang menangis meminta maaf kepada Banku dan keduanya menjadi sahabat. Beberapa minggu kemudian, putra Bhoothnath, Vijay Nath, kembali dari Amerika Serikat untuk menjual rumah. Ini membuat marah hantu karena dia tidak ingin rumahnya dibongkar dan menakuti pembeli. Banku mencoba menenangkannya dan memintanya untuk menghadap ibunya. Dia melakukannya, dan mengungkapkan ceritanya.
Bertahun-tahun yang lalu, Kailash memiliki keluarga yang bahagia dengan istrinya Nirmala, putranya Vijay, dan cucunya Vibhu. Beberapa waktu kemudian, Vijay pindah ke AS untuk studi yang lebih tinggi dan kemudian menetap di sana, membuat orang tuanya kecewa. Ibunya merindukan dia untuk mengunjunginya tetapi dia hampir tidak menghubungi mereka. Kailash kecewa saat tiba di hari pemakaman Nirmala dan kemudian mencoba menjual rumahnya. Dia menolak pembeli, membuat marah istri Vijay. Vijay meminta ayahnya untuk pindah bersama mereka ke Amerika, mengatakan bahwa tidak ada yang tersisa untuk mereka di rumah tetapi Kailash, yang (dan masih) terikat secara emosional dengan rumah tersebut, menolak tawaran tersebut. Keesokan harinya, Vijay pergi bersama keluarganya ke bandara sementara Kailash dengan putus asa berusaha meyakinkannya untuk tidak pergi tetapi dia tidak mendengarkan. Saat dalam perjalanan untuk mengikutinya keluar rumah, Kailash tersandung menuruni tangga. Bahkan kemudian dia mengejar Vijay untuk menghentikannya tetapi dia mengabaikannya dan pergi. Hancur, dia berjalan kembali ke dalam rumah untuk melihat tubuhnya yang tak bernyawa tergeletak di dasar tangga.
Aditya dan Anjali memutuskan untuk melakukan ritual terakhir Bhoothnath untuk memberinya keselamatan. Namun Banku hanya diberi tahu bahwa mereka sedang "merayakan ulang tahunnya" karena anak tersebut masih terlalu kecil untuk memahami arti upacara tersebut. Aditya bertemu Vijay dan menghadapinya. Merasa bersalah, Vijay tiba selama upacara dan meminta maaf atas kesalahannya dan memberi tahu keluarga bahwa mereka dapat tinggal secara permanen di rumah tersebut. Bhoothnath memaafkan putranya dan dibebaskan. Banku, melihat Bhoothnath yang menangis menghilang, putus asa. Keesokan harinya dia berangkat ke sekolah, merindukan hantu itu, ketika keduanya dengan senang hati bersatu kembali saat Bhoothnath muncul lagi, meskipun dia meminta Banku dan penonton untuk menyembunyikannya.
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Gregetan," kata Budi.
"Ada apa dengan kata itu?" kata Eko.
"Kebiasaan cewek yang pernah aku lihat gitu. Ya gregetan gitu tentang suatu," kata Budi.
"Tentang kebiasaan cewek toh!" kata Eko.
"Lucu saja melihatnya," kata Budi.
"Berarti Budi suka dengan cewek itu, ya karena lucu tingkahnya," kata Eko.
"Ya begitulah," kata Budi.
"Cewek itu. Tasya kan Budi?" kata Eko.
"Kok. Tahu?!" kata Budi.
"Tempe. Ya tahu lah. Kebiasaan Budi," kata Eko.
"Iya deh kebiasaan aku," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko.
"Permainan seandainya," kata Budi.
"Permainan Budi. Permainan seandainya. Ya gimana ceritanya!" kata Eko.
"Ceritanya begini. Budi menjalankan kehidupan seperti biasanya anak sekolahan SMA gitu. Suatu ketika Budi mendapatkan paket yang tidak tahu pengirimnya gitu, ya tergeletak di depan rumahnya. Setelah kotak di buka, ya sama Budi, ya ternyata sebuah sepatu gitu. Budi suka dengan sepatu, ya di pake dengan baik gitu. Budi bergerak dengan menggunakan sepatu yang di pakai tersebut, ya bergerak cepat banget. Budi mencoba dengan baik sepatu itu, ya di luar rumah dengan cara berlari gitu. Budi bergerak dengan cepat banget seperti manusia yang punya kekuatan super, ya berlari cepat gitu. Budi masih berpikir siapa yang ngirip paket, ya sepatu?. Budi memilih jalan di jalan baik untuk menggunakan kekuatan sepatu cepat tersebut. Budi menolong orang dari orang-orang butuh bantuannya, ya jadi pahlawan super gitu. Memberantas kejahatan dengan baik, ya penjahatnya di jeblosin ke penjara lah. Budi bertemu dengan orang yang ngaku-ngaku punya sepatu yang memiliki kekuatan cepat gitu. Orang itu Mr Tono dengan anak buahnya. Kerjaan Mr Tono gengster gitu. Budi yang tidak percaya dengan Mr Tono, ya jadi memilih bertarung gitu. Pertarungan sengit gitu. Mr Tono kalah dan juga anak buahnya gitu. Budi bekerja sama dengan kepolisian Lapor Pak!, ya untuk menangkap Mr Tono dan anak buahnya. Berdasarkan data-data kejahatan Mr Tono yang di serahkan pada Pak Andre, ya pimpinan kepolisian Lapor Pak!. Ya Pak Andre beserta anak buahnya, ya menangkap dan memenjarakan Mr Tono dengan anak buahnya. Budi tetap menjalankan hidupnya di jalan baik, ya memberantas kejahatan ini dan itu. Sampai Budi tahu siapa yang mengirim sepatu itu ke rumahnya dan kenapa sepatu itu memiliki kekuatan cepat gitu?. Seekor kucing yang pernah di tolong Budi, ya kaki kanan depannya luka gitu. Budi mengobati kucing tersebut sampai sembuh. Kucing tersebut, ya seorang Dewi ya menjelma jadi kucing untuk memilih orang yang baik dan di berikan hadiah sepatu dengan kekuatan cepat gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Bagus ceritanya!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja. Dunia ini masih banyak lebih baik bercerita dari aku. Yang lebih baik itu, ya sinetron atau film!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Berjalan di jalan baik, ya pilihan tokoh yang di ceritakan Budi," kata Eko.
"Ya begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu. Main permainan Jumanji!" kata Budi.
"OK. Main permainan Jumanji!" kata Eko.
Budi mengambil permainan Jumanji di bawah meja, ya permainan Jumanji di taruh di atas meja. Budi dan Eko main permainan Jumanji dengan baik.
"Ngomongin tentang harapan," kata Budi.
"Masa depan," kata Eko.
"Masa depan lah. Kalau yang lahir kaya, ya sudah enaklah hidup kaya. Yang lahir miskin, ya ingin kaya dan terbebas dari kemiskinan. Jadi harapan yang miskin tentang masa depan, ya jadi kaya dengan usaha yang baik," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Harapan besok itu lebih baik atau tidak?. Maksud ku itu, ya ketika Presiden Joko Widodo selesai menjabat. Presiden yang terpilih atas dasar pilihan rakyat menjabat dengan baik. Presiden itu, ya bisa lebih baik dari Presiden Joko Widodo atau tidak?" kata Budi.
"Entah lah Budi. Aku tidak tahu. Aku bukan peramal untuk urusan itu. Yang terpenting itu, ya jalan hidup kita lancar atau tidak demi keinginan kita, ya lebih baik dari hari ini. Masa depan yang diinginkan?" kata Eko.
"Ya lebih baik urusan kita. Masa depan yang kita capai berhasil atau tidak?, ya tapikan urusan Pemerintahan bisa kena kebijakannya pada kita," kata Budi.
"Pemerintahan kebijakannya baik demi kesejahteraan rakyat, ya biarkan saja siapa yang jadi pemimpin?. Kalau buruk, ya harus bertindak dengan turun ke jalan, ya bisa di bilang demo ini dan itu," kata Eko.
"Baik dan buruk," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi terus main permainan Jumanji dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment