Ya cerita tentang Budi dan teman-teman yang tinggal di kota Bandar Lampung, ya hanya lulusan SMA. Budi kerjaannya buruh di perusahaan, ya begitu juga dengan Eko kerjaannya jadi buruh. Sedangkan Abdul kerjaannya jadi pedagang di pasar. Seusai kerja jadi buruh, ya Budi pulang ke rumahnya. Ya di rumahnya Budi, ya seperti biasa nonton Tv yang acaranya sinetron yang tema cinta. Sinetron tema cinta, ya memang cerita menarik-menarik karena memang yang buat ceritanya orang-orang pinter gitu. Cukup lama Budi nonton Tv, ya di matiin pake remot gitu. Budi pindah duduk dari ruang tengah ke depan rumah sambil membawa gelas berisi kopi dan piring yang ada singkong rebus. Gelas dan piring di taruh di meja, ya Budi duduk dengan baik dan segera mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik.
Isi cerita yang di baca Budi :
Kanthaswamy adalah petugas CBI di Sayap Pelanggaran Ekonomi, yang bersama teman-temannya mengabulkan keinginan orang yang membutuhkan, yang mereka tulis surat ke kuil Lord Muruga yang agung dengan menyamar sebagai pahlawan super antropomorfik ayam. Selama penggerebekan CBI, dia menemukan simpanan uang hitam milik Pallur Paramajothi Ponnusamy alias PPP, seorang pengusaha sombong, dan rekannya Rajmohan. Ponnusamy berpura-pura terkena stroke untuk menghindari interogasi oleh polisi. Putri Ponnusamy, Subbulakshmi, sangat marah mendengar kabar bahwa ayahnya menderita stroke. Jadi dia mengejar Kanthaswamy untuk membalas dendam dengan berpura-pura jatuh cinta padanya.
Mengetahui niat sebenarnya, Kanthaswamy ikut bermain, yang membentuk pengejaran kucing-dan-tikus antara keduanya di mana mereka akhirnya jatuh cinta satu sama lain. Dalam peran komedi paralel, Thengakadai Thenappan juga dicari oleh inspektur polisi setempat yang mencoba memecahkan misteri "Lord Muruga menyelamatkan rakyat". Dalam serangkaian liku-liku, inspektur polisi mampu mengungkap kebenaran bahwa CBI terlibat dalam peran di balik pekerjaan rahasia membantu orang-orang yang membutuhkan, meskipun ia tidak dapat memastikannya. Kanthaswamy menemukan kata sandi rekening bank keluarga Subbulakshmi tempat uang hitam disimpan secara ilegal. Dia menipu Subbalakshmi agar mengungkapkan kata sandi dan jawaban untuk pertanyaan keamanan secara tidak langsung.
Kanthaswamy mentransfer uang ke rekeningnya sendiri, yang akan dia gunakan untuk membantu orang miskin dan membutuhkan. Pada akhirnya, Ponnusamy awalnya terkena stroke setelah mengetahui bahwa uang hitamnya telah dirampok dan akun tersebut memiliki saldo nol, tempat mereka menyimpannya. Setelah Ponnusamy bangkrut, Kanthaswamy bertemu Rajmohan, yang dianggap orang rendah hati. Kanthaswamy mengungkapkan niat Rajmohan yang sebenarnya, yang membuat orang-orang memahami warna asli Rajmohan dan Kanthaswamy menangkapnya. Subbulakshmi, yang menyadari bahwa ayahnya korup melamar Kanthaswamy dimana mereka menikah dan tinggal di Rajasthan. Kanthaswamy membaca beberapa surat yang diikat di pohon, seperti yang ada di kuil Lord Muruga. Dia memasukkan ke dalam saku dengan senyum rahasia, menyiratkan bahwa dia akan mengejar menjadi pahlawan super lagi.
***
Cukup lama Budi baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di atas meja. Ya Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi.
"Nakal," kata Budi.
"Nakal. Aku kan anak baik-baik, ya tidak nakal. Patuh perintah orang tua, ya mengikuti agama yang di yakini orang tua dan menjalankan ibadah dengan sebaik-sebaik sesuai aturan dari ajaran agama," kata Eko.
"Aku tahu Eko. Baik. Ya aku juga baik. Aku tidak nakal. Bahan obrolan lulusan SMA saja, ya topiknya nakal," kata Budi.
"Ooooo bahan obrolan lulusan SMA," kata Eko.
"Kita tahu data pergaulan. Ya anak-anak dari SD sampai SMA, ya nakal. Mungkin kurang perhatian orang tua saja tuh anak-anak nakal," kata Budi.
"Mungkin kurang perhatian orang tua, ya anak-anak nakal karena orang tua sibuk kerja demi hidup ini. Anak-anak tersebut terpengaruh keadaan dari pergaulan lingkungan sana dan sini, ya jadi nakal. Kalau nakalnya biasa-biasa saja sih, ya tidak ada masalah, ya kasus ringan. Kalau nakalnya, ya kasus berat seperti mencuri, menipu, menganiya anak yang lemah, tawuran, dan sampai urusan narkoba, ya pengguna dan pengedar, ya jadi nakal kelewatan batas itu mah. Ya harus benar-benar menangani tentang anak-anak nakal tersebut," kata Eko.
"Anak-anak nakal kasus berat, ya harus di tangangi dengan baik. Agar jadi baik demi kebaikan bersama," kata Budi.
"Bisa saja, ya pergaulan yang nakal itu sampai berhubungan di luar nikah, ya tingkat SMA sampai Universitas," kata Eko.
"Mungkin bisa terjadi. Nama juga pergaulan yang nakal," kata Budi.
"Kaya cerita di film atau sinetron, ya cerita tentang anak manusia hubungan di luar nikah," kata Eko.
"Film dan sinetron sebagai contoh saja, ya tentang hidup ini, ya antara baik dan buruk. Kalau kenyataan, ya harus ditangangi dengan baik gitu," kata Budi.
"Pada akhirnya pentingnya ilmu agama untuk membentuk akhlak baik anak-anak manusia, ya agar punya keperibadian yang baik dan berjalan di jalan baik. Harus menjauh dari hal yang buruk ini dan itu," kata Eko.
"Memang bener omongan Eko. Pentingnya ajaran ilmu agama untuk membentuk akhlak anak manusia jadi baik. Demi hidup ini, ya berjalan di jalan baik. Menjauhkan keburukan ini dan itu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Gimana kalau manusia yang nakal itu, ya ikut jadi Wakil Rakyat dalam Pemilu?. Dalam pekerjaan kehidupan ini kan, ya Swasta dan Pemerintahan, ya pastinya ada orang buruk berselimut citra yang baik," kata Budi.
"Gimana ya?" kata Eko berpikir.
"Berpikir panjang, ya Eko?" kata Budi.
"Iya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Maka itu jangan beli kucing dalam karung. Harus tahu data profil Wakil Rakyat yang akan di pilih pada saat Pemilu," kata Eko.
"Jadi sebaik-baiknya harus tahu data profil Wakil Rakyat yang ingin di pilih," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kalau begitu. Main catur saja!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong pada masa masih duduk di bangku sekolah SMA. Kita tidak tahu dengan baik, ya data profil tentang anggota DPRD yang di pilih rakyat, ya kan Eko?" kata Budi.
"Pada masa sekolah SMA, ya kita fokus pendidikan dengan baik. Jadi tidak tahu banget, ya data profil anggota DPRD," kata Eko.
"Bisa di bilang pada masa dulu, ya anggota DPRD, ya antara baik dan buruk," kata Budi.
"Kalau urusan masa lalu sih, ya bisa di bilang antara baik dan buruk anggota DPRD," kata Eko.
"Di kaitkan dengan kata nakal, ya tidak ada masalah kan Eko?" kata Budi.
"Nakal. Ya tidak ada masalah di kaitkan. Karena hidup ini, ya ada tidak menjalankan aturan agama, ada yang pura-pura, dan ada yang pasti menjalankan aturan agama demi kebaikan bersama," kata Eko.
"Maka undang-undang ada. Hukum ada untuk mengatur manusia dengan baik," kata Budi.
"Realita hidup ini. Hukum ada untuk mengatur manusia," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko terus main catur dengan baik banget gitu. Cukup lama Eko dan Budi main catur. Abdul datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul duduk dengan baik, ya bersama Budi dan Eko. Permainan catur antara Budi dan Eko di akhiri dengan baik gitu, ya menang Budi gitu. Ya papan catur di bereskan dengan baik sama Eko dan Budi dan di taruh di bawah meja sama gitu. Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya di kocok dengan baik gitu dan di bagikan dengan baik. Budi, Eko, dan Abdul main kartu remi dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong. Budi ada keinginan jadi anggota DPRD. Dasarnya kan Budi tidak ingin selamanya jadi buruh, ya jadi Budi belajar dengan baik, ya ilmu-ilmu Universitas berdasarkan data pengumpulan dari teman-teman yang mampu kuliah dan berteman dengan orang politik, ya tujuan mendapatkan ilmu politik, ya belajar dengan baik gitu?" kata Abdul.
"Sebenarnya sih. Aku hanya ingin kerja di pemerintahan, ya pegawai biasa saja. Keinginan ku biasa-biasa saja. Ya tidak tinggi banget jadi anggota DPRD. Kalau ada keajaiban atau nasif baik, ya mungkin saja jadi anggota DPRD gitu," kata Budi.
"Sebuah keinginan Budi," kata Eko.
"Ada keinginan toh!" kata Abdul.
"Ya keinginan itu masih cenderung mimpi. Kenyataannya aku fokus kerja jadi buruh demi hidup ini," kata Budi.
"Mimpi. Paham omongan Budi!" kata Eko.
"Ya aku mengerti omongan Budi!" kata Abdul.
"Emmm," kata Budi.
Ketiganya main kartu remi dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment